NEVER WANTED ANYONE ELSE
Black
Romance present…
A
story by JH_Nimm
Title:
Never wanted Anyone Else
Also
known as: N.W.A.E
Genre:
Romance
Rating:
T
Length:
Oneshoot
Cerita
ini adalah sebuah FIKTIF belaka, apabila ada kesamaan nama, tempat dan
kejadian, semata-mata karena ketidaksengajaan.
All casts are belong to God, but this
story is JH_Nimm’s.
Don’t re-share without my permission.
Don’t forget to leave your
appreciation.
Happy Reading… Thank you… :3
Note:
yang di tulis miring adalah flashback
This is special for my sister’s
birthday, Jea… :3
BACK SOUND:
After School – First Love
CAST:
Kim Jae
Joong
Lee Hiu Hwi
Cho Kyu Hyun
Choi Si Won
And others.
~~ PROLOG ~~
Your
eyes still the same
The
eyes that always make me feel hard to breathe
Just
when you look at me with those eyes
How
can I bear it?
That
I always missing to see your eyes
The
eyes that telling me how to love you
(2013/06/18)
Author’s
POV
“Heojija…”
ucap seorang pemuda tanpa berani menatap sosok gadis yang kini berada di
hadapannya itu.
“Jae Joong Oppa, wae?” tanya gadis itu.
Pemuda bernama Jae Joong itu masih
tak menatap gadis yang selalu sanggup merenggut seluruh kasih sayangnya itu.
“Oppa…”
ucap gadis itu lirih.
“Hiu Hwi-ya, apa kata-kataku tidak
cukup jelas?” tanya pemuda bernama Jae Joong itu. “Kita akhiri sampai di sini
saja,”
“Hajiman, wae?” tanya gadis bernama Hiu Hwi itu.
Kali ini pemuda bernama Jae Joong
itu pun memberanikan diri menatap gadis yang selalu memenuhi ruang pikirannya
itu. Hati Jae Joong bergetar mendapati mata indah sang gadis yang begitu ia
cintai itu mulai berkaca-kaca. (http://jh-nimm.blogspot.com)
“Katakan alasannya mengapa tiba-tiba
kau ingin berpisah, agar aku mengerti,” ucap Hiu Hwi tanpa sanggup menahan
buliran bening yang mulai memenuhi mata indahnya itu lebih lama.
“Aku… tidak ingin bersamamu lebih
lama lagi,” ucap Jae Joong sembari mengarahkan tatapannya ke arah lain untuk
menghindari tatapan Hiu Hwi.
“Wae?”
tanya Hiu Hwi lagi.
Jae Joong tak bergeming.
“Apa aku berbuat salah hingga
membuatmu seperti ini? Apa kau marah padaku? Apa aku sudah berbuat hal yang
membuatmu kecewa padaku?” Hiu Hwi menghujani Jae Joong dengan berbagai
pertanyaan yang sejatinya merupakan hal yang ia khawatirkan.
Jae Joong masih tak bergeming. Di
tatapnya gadis yang teramat ia cintai itu.
“Jika aku salah, aku minta maaf.
Jika aku masih belum bisa memberikan yang terbaik untukmu, aku akan berusaha
lagi. Tapi ku mohon jangan seperti ini,” ucap Hiu Hwi.
Kali ini Jae Joong menarik Hiu Hwi
ke dalam pelukannya. Namun berada dalam pelukan Jae Joong malah membuat
tangisan Hiu Hwi semakin hebat.
“Mianhae,
Hiu Hwi-ya… Mianhae…” ucap Jae Joong
seraya membelai rambut panjang kecoklatan milik gadis terkasihnya itu.
“Ireojima, jebal…” ucap Hiu Hwi di sela tangisnya sambil memukul-mukul dada Jae Joong.
Jae Joong melepaskan Hiu Hwi dari
pelukannya, kemudian di genggamnya tangan mungil gadis yang selalu membelainya
dengan penuh kasih itu.
“Mianhae…”
ucap Jae Joong.
“Andwaeyo… Jebal…” ucap Hiu Hwi seraya menggelengkan kepalanya.
Jae Joongpun meraih wajah Hiu Hwi
dan menghapus buliran bening yang terus membentuk sungai kecil di wajah cantik
gadis terkasihnya itu.
“Dashineun ulliji marayo…” ucap Jae Joong.
Sebuah kecupan hangat dan lembut
seorang Jae Joong dengan tepat mendarat di puncak kepala Hiu Hwi.
“Annyeonghi gyeseyo…” ucap Jae Joong seraya mulai melangkah pergi meninggalkan Hiu Hwi yang
masih menangis dan terdiam di sebuah taman yang menjadi saksi bisu perpisahan
sepasang kekasih yang saling mencintai itu.
****
Matahari
mulai menyapa kota Seoul. Memberikan kehangatan di setiap pagi dan menyibakkan
kabut yang masih menyelimuti kota yang masih sepi itu. Di dalam sebuah kamar
dengan nuansa hijau muda itu tampak seorang gadis baru saja membuka matanya. Ia
baru saja terbangun dari tidurnya. Ia baru saja terbangun dari sebuah mimpi
yang membuat matanya terlalu dini untuk menangis di hari sepagi ini.
“Jae
Joong Oppa…” ucap gadis itu seraya beranjak
dari tempat tidurnya dan mengambil sebuah foto yang masih ia simpan di dalam
lemari kecil di samping tempat tidurnya itu.
“Wae ireohke?” tanyanya seraya membelai
wajah pria tampan yang terpotret dalam foto yang kini dalam genggamannya itu.
****
Satu
per satu siswa mulai berhamburan ke keluar dari kelas, karena memang sudah
saatnya untuk istirahat makan siang. Namun lain lagi dengan seorang gadis
dengan rambut panjang kecoklatan yang masih terduduk di bangkunya. Ia masih
enggan untuk beranjak bahkan jika bukan karena ada tes Fisika tadi pagi, ia
juga enggan untuk berangkat sekolah.
“Hiu
Hwi-ya…” sapa seorang pemuda seraya duduk di samping gadis bernama Hiu Hwi itu.
“Kau tidak makan siang, eoh?”
Gadis
bernama Hiu Hwi itu hanya terdiam, sementara matanya terarah ke halaman sekolah
yang ditumbuhi rerumputan hijau itu. Ia masih tenggelam dalam lamunan dari
bayangan-bayangan masa lalu yang terus menggelayuti pikirannya sejak ia
mendapatkan mimpi yang membuat luka lamanya kembali terbuka.
“Hiu
Hwi-ya…” ucap pemuda itu seraya menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Hiu
Hwi.
Hiu
Hwi tersadar dan mendapati sosok pemuda yang begitu ia kenal itu tengah
membangunkannya dari lamunan yang menyakitkan itu.
“Kyu
Hyun-a, apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Hiu Hwi.
“Ah,
keuge… aku ingin mengajakmu makan
siang bersama,” jawab pemuda bernama Kyu Hyun itu.
“Aku
sedang tidak nafsu makan,” ucap Hiu Hwi seraya beranjak.
“Kau
mau kemana?” tanya Kyu Hyun.
“Aku
butuh waktu untuk menyendiri saat ini, mianhae…”
jawab Hiu Hwi seraya melangkah meninggalkan ruangan kelas yang sepi itu.
Rupanya
Kyu Hyun mengikuti Hiu Hwi. Tapi baru saja ia sampai di dekat perpustakaan, ia
bertemu dengan seorang gadis yang bisa menjadi sumber informasi akan sikap Hiu
Hwi hari ini.
“Ji
Hyeon-a…” Kyu Hyun memanggil gadis tomboy yang baru saja keluar dari
perpustakaan itu.
Gadis
bernama Ji Hyeon itu hanya mengedarkan pandangannya ke sekitarnya untuk
menemukan sosok manusia yang memanggil namanya itu.
“Wae?” tanya Ji Hyeon ketika Kyu Hyun
sampai di hadapannya.
“Hiu
Hwi…” jawab Kyu Hyun. “Kenapa lagi dengannya hari ini?”
“Molla…” jawab Ji Hyeon.
“Aish,
kau ini kan sepupunya dan lagi kalian tinggal satu rumah, mana bisa kau tidak
tahu,” ucap Kyu Hyun.
Ji
Hyeon menatap tajam sosok pemuda yang kini ada dihadapannya itu.
“Aku
memang sepupunya dan aku juga tinggal satu rumah dengannya, tapi bukan berarti
aku tahu semua tentangnya,” ucap Ji Hyeon.
“Kalian
kan sama-sama perempuan, harusnya kalian bisa saling berbagi cerita satu sama
lain,” ucap Kyu Hyun.
“Dengarkan
aku baik-baik,” ucap Ji Hyeon seraya memegang bahu Kyu Hyun. “Aku juga bukan
tidak ingin mendengarkan ceritanya, tapi dia yang tidak mau menceritakannya
padaku tentang masalah-masalah yang ia alami semenjak perpisahannya dengan Jae
Joong Oppa,”
“Ah,
rupanya begitu…” ucap Kyu Hyun. “Tapi kenapa kau tidak mencoba untuk
menanyakannya pada Hiu Hwi?”
“Untuk
apa aku menanyakan pertanyaan yang sudah ku ketahui jawabannya,” ucap Ji Hyeon
seraya melangkahkan kakinya meninggalkan Kyu Hyun yang masih menyimpan seribu
pertanyaan tentang Hiu Hwi itu. (http://jh-nimm.blogspot.com)
“YA!” teriak Kyu Hyun, namun rupanya Ji
Hyeon tak mau menghiraukannya.
Sementara
itu, Hiu Hwi sedang berada di atap bangunan sekolah. Dari atas atap bangunan sekolah
itu ia bisa dengan bebas menghirup udara yang berhembus dan menatap seluruh
kota. Ya, sedikit cukup membantu untuk melepaskan kepenatan pikirannya.
“Sedang
apa, sendirian di sini?” terdengar suara seseorang yang membuat Hiu Hwi
membalikkan badannya.
“Si
Won Sunbaenim…” ucap Hiu Hwi
mendapati sosok pemuda tampan yang berada beberapa langkah darinya itu. “Aku
hanya sedang mencari udara segar…”
“Boleh
aku menemanimu di sini?” tanya pemuda bernama Si Won itu seraya melangkahkan
kakinya mendekat pada Hiu Hwi.
Dengan
terpaksa, Hiu Hwi pun menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Si Won.
“Tidak
biasanya kau menyendiri seperti ini di sini,” ucap Si Won.
“Ah,
aku hanya membutuhkan waktu untuk memikirkan sebuah hal,” jawab Hiu Hwi.
“Geurigo, apa kedatanganku mengganggumu?”
tanya Si Won.
“Aniya…” jawab Hiu Hwi. “Tapi mengapa kau
bisa tahu aku ada di sini?”
“Aku
melihatmu berjalan kemari dan aku mengikutimu,” jawab Si Won seraya
menyunggingkan senyuman termanisnya.
Selama
beberapa saat baik Hiu Hwi ataupun Si Won terdiam.
“Apa
kau sedang dalam masalah?” tanya Si Won tiba-tiba.
“Ani…” jawab Hiu Hwi.
“Geurigo, wae?” tanya Si Won lagi.
“Sangat tidak biasa melihatmu lebih banyak terdiam seperti ini,”
Hiu
Hwi terdiam.
“Jika
kau ada masalah, itupun jika kau mau, kau boleh menceritakannya padaku. Mungkin
saja aku bisa sedikit membantu,” ucap Si Won.
Hiu
Hwi hanya menggelengkan kepalanya.
“Nan gwaenchanha…” ucap Hiu Hwi
Hiu
Hwi sengaja memilih untuk tidak menceritakan tentang mimpi yang ia alami itu
pada siapapun, terutama pada orang-orang terdekatnya yaitu Kyu Hyun, Ji Hyeon
ataupun Si Won. Karena Hiu Hwi tidak ingin mereka terus mengkhawatirkannya
sementara ia hanya memikirkan masa lalunya, yaitu Jae Joong.
****
Malam
itu, jalanan sangat sepi. Bahkan hanya terlihat beberapa orang yang
berlalu-lalang. Tampaknya orang-orang penghuni kota Seoul lebih memilih untuk
diam di rumah mereka masing-masing daripada keluar di tengah udara yang semakin
dingin itu. Namun lain lagi dengan seorang gadis. Ia dengan santainya berjalan
keluar dari sebuah mini market dengan beberapa kantong kecil di tangannya itu.
Ia terus berjalan menelusuri jalanan yang semakin sepi itu. Hingga langkahnya
terhenti begitu saja ketika melihat sosok pria yang tak asing lagi baginya itu.
“Bukankah
itu…” gumamnya seraya mengamati pria yang tengah berjalan berlawanan arah
dengannya itu.
Ketika
pria itu berjalan semakin dekat, gadis itupun sengaja memblokir jalanan pria
itu dengan maksud untuk menyakinkan bahwa ia tak salah lihat. Rupanya pemuda
itu menyadari jalannya di blokir oleh seorang gadis. Ketika ia sampai tepat di
hadapan gadis itu, ia menghentikan langkahnya dan menatap wajah gadis itu.
“Ji
Hyeon-a…” ucap pria itu ketika mendapati sosok gadis yang memblokir jalannya
tersebut adalah gadis yang sangat ia kenali itu.
“Jae…
Jae Joong Oppa…” gadis bernama Ji
Hyeon itu cukup terkejut mendapati pria yang kini berada dihadapannya itu
adalah sosok pria yang telah ia duga.
“Apa
kabar?” tanya pria bernama Jae Joong itu ringan.
PLAK!
Hanya
satu tamparan di wajah Jae Joong yang Ji Hyeon berikan.
“Ji
Hyeon-a, wae?” tanya Jae Joong seraya
mengusap pipinya.
“Kemana
saja kau?” tanya Ji Hyeon balik.
Jae
Joong hanya menatap Ji Hyeon.
“Sadarkah
dengan apa yang telah kau lakukan?” tanya Ji Hyeon lagi.
“Apa
maksudmu?” tanya Jae Joong balik.
“Kau
memutuskan hubunganmu dengan Hiu Hwi begitu saja, lalu menghilang,” jawab Ji
Hyeon. “Sebenarnya apa yang ada dalam pikiranmu? Apa kau sadar bahwa Hiu Hwi
sangat terluka ketika kau meninggalkannya?”
“Baik,
aku akan menjelaskan semuanya padamu. Tapi tidak di sini,” ucap pria bernama
Jae Joong itu seraya menarik tangan Ji Hyeon.
****
Sementara
itu, di dalam sebuah rumah bernuansa hijau muda itu tampak seorang gadis tengah
terduduk di dekat jendela. Ia menatap kosong ke halaman rumahnya yang gelap
itu.
“Hiu
Hwi-ya, eodiga?” terdengar sebuah
suara yang sangat Hiu Hwi kenal, namun tak membuat Hiu Hwi beranjak dari
tempatnya.
Rupanya
sang pemilik suara itu mengitari seluruh rumah, hingga akhirnya ia menemukan
Hiu Hwi tengah terduduk di dekat jendela.
“Rupanya
kau di sini,” ucap pemuda itu.
“Wae?” tanya Hiu Hwi tanpa menatap pemuda
itu.
“Eomma menyuruhku mengantarkan pancake pisang untukmu dan Ji Hyeon, aku
sudah menaruhnya di meja makan,” jawab pemuda yang tak lain adalah Kyu Hyun
itu.
“Gomawo…” jawab Hiu Hwi.
“Hiu
Hwi-ya, sebenarnya ada apa denganmu? Mengapa kau seperti ini?” tanya Kyu Hyun.
“Gwaenchanha…” jawab Hiu Hwi.
“Apa
kau seperti ini karena kau masih memikirkan Jae Joong Hyung?” tanya Kyu Hyun.
Mendengar
Kyu Hyun menyebutkan sebuah nama yang begitu ia rindukan, Hiu Hwi hanya menatap
tajam pada Kyu Hyun. (http://jh-nimm.blogspot.com)
“Hiu
Hwi-ya, geumanhae…” ucap Kyu Hyun.
“Apa
maksudmu?” tanya Hiu Hwi dingin.
“Lupakan
dia. Karena mungkin saja dia juga sudah melupakanmu, atau bahkan mungkin saat
ini ia hidup dengan baik, atau mungkin bahkan dia juga sudah menikah,” ucap Kyu
Hyun.
“Berhenti
mencampuri urusan yang bukanlah urusanmu,” hanya itu kata-kata yang keluar dari
mulut Hiu Hwi.
“Hiu
Hwi-ya, aku hanya tidak ingin melihatmu terus seperti ini,” ucap Kyu Hyun.
“Tidak bisakah kau melihat bahwa di sekitarmu ada pria lain yang mungkin lebih
mencintaimu?”
“Seperti aku…” gumam batin Kyu Hyun.
Hiu
Hwi tak bergeming.
“Bahkan
secara terang-terangan, Si Won sudah mengungkapkan perasaannya padamu,” ucap
Kyu Hyun.
“Jika
tidak ada yang ingin kau katakan lagi, kau boleh pergi,” ucap Hiu Hwi seraya
beranjak dan berjalan menuju kamarnya tanpa menghiraukan Kyu Hyun yang masih mematung
menatap kepergiannya.
“Hiu
Hwi-ya…”
****
Hari
ini adalah hari minggu, tepat tanggal 30 Juni yang merupakan ulang tahun Hiu
Hwi. Namun seolah tidak ingat dengan ulang tahunnya, Hiu Hwi hanya mengurung
diri di dalam kamarnya.
“Hiu
Hwi-ya…” teriak Ji Hyeon seraya mengetuk pintu kamar Hiu Hwi.
Mendengar
teriakan Ji Hyeon, dengan terpaksa Hiu Hwi pun beranjak dari tempat tidurnya
dan membukakan pintu.
“Hiu
Hwi-ya…” teriak Ji Hyeon lagi.
“Wae?” tanya Hiu Hwi.
“Kenapa
kau hanya mengurung diri seperti ini?” tanya Ji Hyeon balik.
“Aku
hanya sedang malas untuk keluar dari kamar,” jawab Hiu Hwi.
“Bukankah
ini hari ulang tahunmu?” tanya Ji Hyeon.
Hiu
Hwi hanya menatap Ji Hyeon.
“Nanti
malam aku ingin kau berdandan dengan cantik, kita rayakan ulang tahunmu,” ucap
Ji Hyeon.
“Shirheo,” ucap Hiu Hwi.
“Aku
dan Kyu Hyun sudah menyiapkan semuanya. Dan aku tidak ingin tahu, nanti malam
kau harus berdandan secantik mungkin dan ku tunggu kau di halaman belakang,”
ucap Ji Hyeon seraya berjalan meninggalkan Hiu Hwi.
Sementara
Hiu Hwi kembali memasuki kamarnya. Ia pun berjalan menuju ke sebuah lemari
besar. Ia pun membuka lemari yang berisi seluruh pakaiannya yang tertata dengan
rapi itu. Hingga matanya tertuju pada sebuah mini dress berwarna lavender.
Sebuah dress yang menyimpan begitu
banyak kenangan baginya itu. Ia pun mengambil dress tersebut dan menatapnya.
“Rupanya
aku masih menyimpannya,” ucap Hiu Hwi yang tanpa bisa di tahan, mata indahnya
kembali mengalirkan buliran bening itu.
Hiu
Hwi pun memeluk dress yang menjadi
saksi bisu ketika pria bernama Jae Joong menyatakan perasaannya di hari ulang
tahunnya tepat 3 tahun yang lalu.
****
Flashback 3 years ago…
“Kenapa kau mengajakku kemari?”
tanya Hiu Hwi ketika Jae Joong membawanya ke halaman belakang rumah.
Namun Jae Joong belum menjawab
pertanyaan Hiu Hwi, ia hanya menatap Hiu Hwi.
“Kau tampak sangat cantik malam
ini,” ucap Jae Joong tanpa melepaskan tatapannya dari Hiu Hwi yang saat itu
memakai mini dress berwarna lavender itu.
Hiu Hwi tersipu mendengar ucapan Jae
Joong.
“Ada yang ingin ku tanyakan,” ucap
Jae Joong.
“Mwol?”
tanya Hiu Hwi.
“Hiu Hwi-ya, maukah kau menjaga hati
ini?” tanya Jae Joong tiba-tiba.
Hiu Hwi cukup terkejut mendengar
pertanyaan Jae Joong. Rupanya Jae Joong menangkap keterkejutan Hiu Hwi itu dan
ia hanya tersenyum kecil menatap wajah Hiu Hwi yang selalu sanggup mengalihkan
seluruh perhatiannya itu.
“Maksudmu?” tanya Hiu Hwi.
Jae Joong pun menarik Hiu Hwi dan
membiarkan kedua sayap bibirnya itu menyentuh bibir Hiu Hwi sejenak.
“Aku tidak ingin mengatakan bahwa
aku mencintaimu, tapi memang begitu kenyataannya,” ucap Jae Joong.
Hiu Hwi hanya menatap Jae Joong.
Hingga sesungging senyuman tergambar di wajahnya.
“Ne…”
jawab Hiu Hwi. “Aku mau menjaga hatimu…”
Jae Joong tersenyum mendengar
jawaban Hiu Hwi. Ia membelai rambut Hiu Hwi, lalu menarik Hiu Hwi ke dalam
pelukannya seolah ingin mencurahkan seluruh kasih sayangnya pada sang gadis
yang sanggup merenggut seluruh perhatiannya itu.
Flashback END…
****
Malam
itu, Ji Hyeon dan Kyu Hyun sudah menunggu di halaman belakang rumah. Meskipun
sangat minimalis, tapi Ji Hyeon dan Kyu Hyun menata halaman belakang rumahnya
itu dengan beberapa lentera dan menatanya seromantis mungkin.
“Aish,
kemana Hiu Hwi?” tanya Ji Hyeon yang khawatir Hiu Hwi tak mau keluar dari
kamarnya.
“Tenanglah,”
ucap Kyu Hyun.
Tak
berapa lama, rupanya Hiu Hwi keluar dari kamarnya dan segera ke halaman
belakang rumah tempat Ji Hyeon dan Kyu Hyun menunggu. (http://jh-nimm.blogspot.com)
“Oh,
akhirnya…” ucap Ji Hyeon ketika melihat Hiu Hwi datang.
Lain
lagi dengan Kyu Hyun, ia hanya terdiam dan tidak bisa melepaskan tatapannya
dari Hiu Hwi yang tampak begitu cantik dengan mini dress berwarna lavender
itu.
“Tunggu
di sini,” ucap Ji Hyeon.
“Wae?” tanya Hiu Hwi.
“Aku
sudah menyiapkan sebuah hadiah yang sangat spesial untukmu, tapi kau harus
menutup matamu dan aku akan membawakan hadiah itu untukmu,” ucap Ji Hyeon.
“Baiklah…”
ucap Hiu Hwi seraya menutup matanya.
“Jangan
membukanya sebelum aku datang,” ucap Ji Hyeon.
“Ne…” jawab Hiu Hwi.
“Kyu
Hyun-a, awasi Hiu Hwi, jangan sampai ia membuka matanya sebelum aku datang,”
ucap Ji Hyeon.
“OK!”
jawab Kyu Hyun.
Ji
Hyeon pun meninggalkan Kyu Hyun dan Hiu Hwi. Selama menunggu Ji Hyeon kembali,
Kyu Hyun hanya menatap Hiu Hwi. Tepatnya dengan bebas menatap Hiu Hwi, karena
Hiu Hwi tengah memejamkan matanya, membuatnya lebih leluasa menikmati setiap
detail kecantikan wajah Hiu Hwi yang selalu menari dalam pikirannya itu.
Tak
berapa lama, rupanya Ji Hyeon kembali dengan seorang pria. Ji Hyeon pun menarik
tangan pria itu dan membuat pria itu berdiri dihadapan Hiu Hwi yang masih
memejamkan matanya. Ji Hyeon pun memberikan isyarat pada pria itu bahwa ia dan
Kyu Hyun akan meninggalkannya berdua dengan Hiu Hwi. Ji Hyeon pun menarik Kyu
Hyun untuk masuk ke dalam rumah.
“Kenapa
kau menarikku masuk?” tanya Kyu Hyun kesal ketika Ji Hyeon membawanya ke dalam
rumah.
“Kita
biarkan mereka untuk berdua,” jawab Ji Hyeon ringan.
“Tapi…”
Kyu Hyun menatap Ji Hyeon dengan kesal.
“Wae? Kau cemburu?” tanya Ji Hyeon.
“Geureon geon aniya…” jawab Kyu Hyun.
“Geurigo, wae?” tanya Ji Hyeon.
“Bagaimana
jika dia berbuat macam-macam pada Hiu Hwi?” tanya Kyu Hyun balik.
“Mana
mungkin,” jawab Ji Hyeon. “Dia tidak sepertimu,”
“Apa
maksudmu?” tanya Kyu Hyun.
“Pikirkan
saja sendiri,” jawab Ji Hyeon ringan.
“Ah
sudahlah, aku malas berdebat denganmu. Sebaiknya aku mengawasi mereka,” ucap
Kyu Hyun.
“Mengawasi
atau mengintip?” tanya Ji Hyeon.
“YA!” bentak Kyu Hyun.
“Pelankan
suaramu, itu akan mengganggu mereka…” ucap Ji Hyeon seraya menutup mulut Kyu
Hyun dengan tangannya.
Entah
apa yang terjadi, namun ketika Ji Hyeon menutup mulutnya dengan tangannya,
membuat Kyu Hyun menurut untuk diam. Bahkan seperti telah berlari ribuan kilometer,
jantung Kyu Hyun berdetak dengan cepat.
Sementara
itu, di halaman belakang, Hiu Hwi masih belum membuka matanya. Karena ia pikir,
Ji Hyeon belum kembali.
“Hiu
Hwi-ya…”
Mendengar
sebuah suara yang begitu ia kenal itu, Hiu Hwi pun segera membuka matanya.
DEG!
Seolah
jantungnya berhenti untuk sejenak mendapati sesosok pria yang begitu ia
rindukan kini tngah berada tepat di hadapannya.
“Jae
Joong Oppa…” ucap Hiu Hwi.
“Geurae, ini aku…” ucap Jae Joong.
“Nabbeun nom…” ucap Hiu Hwi seraya memukuli
dada Jae Joong. “Nabbeun nom…”
Tak
dapat di tahan lagi, buliran bening itu mulai membentuk sungai kecil di wajah
Hiu Hwi.
“Nabbeun nom…” ucap Hiu Hwi.
Kali
ini, Jae Joong menggenggam kedua tangan Hiu Hwi.
“Mianhae…” ucap Jae Joong seraya menarik
Hiu Hwi ke dalam pelukannya.
Hiu
Hwi rupanya menangis sejadinya dalam pelukan Jae Joong. Sementara Jae Joong
juga semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Hiu Hwi, seolah ia tak
ingin melepaskan gadis yang sempat ia lukai itu.
“Aku
kembali untukmu…” ucap Jae Joong seraya membelai rambut Hiu Hwi yang masih
berada dalam pelukannya.
“Nabbeun nom…” ucap Hiu Hwi.
“Aku
tidak akan melakukan kesalahan dengan meninggalkanmu lagi,” ucap Jae Joong.
Jae
Joong pun melepaskan Hiu Hwi. Di tatapnya wajah gadis yang selalu memenuhi
seluruh ruang pikirannya itu.
“Geuman ureo…” ucap Jae Joong seraya
menghapus buliran bening dari wajah Hiu Hwi.
“Jangan
pergi lagi,” ucap Hiu Hwi seraya menggenggam tangan Jae Joong.
“Ne, aku janji, sekarang dan selamanya,
aku tak akan pernah meninggalkanmu lagi,” ucap Jae Joong.
Hiu
Hwi pun memeluk Jae Joong untuk melepaskan seluruh kerinduan yang selama ini
bernanung dalam relung hatinya itu.
****
Flashback…
“Kenapa kau membawaku kemari?” tanya
Ji Hyeon.
“Biarkan aku menjelaskannya,” ucap
Jae Joong.
“Baiklah…” ucap Ji Hyeon.
“Saat itu, aku terpaksa memutuskan
hubunganku dengan Hiu Hwi. Karena Ayahku terus memaksaku untuk melanjutkan
sekolah ke luar negeri,” ucap Jae Joong. (http://jh-nimm.blogspot.com)
“Kenapa kau tak menjelaskannya pada
Hiu Hwi?” tanya Ji Hyeon.
“Karena aku tak ingin Hiu Hwi
terluka,” jawab Jae Joong.
“Tidakkah kau terpikir bahwa ketika
kau memutuskan hubunganmu dengan Hiu Hwi tanpa menjelaskan alasannya justru
membuat Hiu Hwi semakin terluka?” tanya Ji Hyeon.
“Aku memang terlambat menyadarinya,
tapi sungguh saat itu bukan hanya Hiu Hwi yang terluka, tapi aku juga. Kau bahkan
tahu dengan benar, bagaimana aku dan Hiu Hwi saling mencintai,” jelas Jae
Joong.
“Arasseo…”
ucap Ji Hyeon.
“Mianhae…” ucap
Jae Joong.
“Minta maaflah pada Hiu Hwi,” ucap
Ji Hyeon.
“Tapi aku tak tahu bagaimana cara
untuk bertemu dengannya. Aku takut sekarang Hiu Hwi membenciku…” ucap Jae
Joong.
“Hiu Hwi tak pernah membencimu,
bahkan setelah kau meninggalkannya, ia tak pernah menjalin hubungan dengan pria
lain. Ia hanya mencintaimu,” jelas Ji Hyeon.
Jae Joong hanya menatap Ji Hyeon.
ketika mendengar penjelasan Ji Hyeon, sebuah rasa penyesalan semakin menyeruak
dalam benaknya.
“Hari minggu ini adalah ulang tahun
Hiu Hwi, datanglah ke rumah, aku akan membantumu untuk bertemu kembali dengan
Hiu Hwi,” ucap Ji Hyeon.
Jae Joong hanya menganggukkan
kepalanya.
“Gomawo, Ji Hyeon-a…” ucap Jae
Joong.
== THE END ==
Saengil chukha hamnida… Saengil
chukha hamnida…
Saranghaneun uri Jea… Saengil
cukha hamnida…
*uhuk*
Ciyee yang ulang tahun? Ke berapa nih? Hahaha
Ciyee yang ulang tahun? Ke berapa nih? Hahaha
Sebagai
adik yang terlahir hanya beda 1 semester denganmu ini, hahaha, aku mungkin tak
punya apa-apa yang bisa ku berikan. Aku hanya punya sebuah cerita yang bahkan
mungkin tak sebagus buatanmu. Tapi this
story, special for you…
Dengan
segenap doa dan ketulusan, semoga di usiamu saat ini,
Semakin….
… … … amin…
Tambah…
… … … amin…
Hahaha
ngikutin Tsuki ini ceritanya, biar doanya di isi sendiri :P
Happy
Birthday, My dear Eonni, Jea-ya… <3 span="">3>
Regard,
JH
Nimm
p.s)
sorry for any mistakes and some typos
hahaha
Comments
Post a Comment