YESTERDAY STORY
Black Romance
present…
A story by JH
Nimm
Title: Yesterday
Story
Also known as:
Yesterday Story
Genre:
Romance, Sad
Rating: T
(PG-15)
Length: 3 of 3
(FINAL)
Cerita ini
adalah sebuah FIKTIF belaka, apabila ada kesamaan nama, tempat dan kejadian,
semata-mata karena ketidaksengajaan.
All casts are belong to God, but this is story is JH Nimm’s.
Don’t re-share without my permission.
Don’t forget to leave your appreciation.
Happy reading… Thank you… :3
Note: yang di tulis miring adalah
FLASHBACK!!!
BGM:
Kang Nam of
M.I.B – What should I do?
Suzy of Miss A
and Bernard Park – Farewell Under the Sunshine
Acoustic
Collabo – Don’t be like that (High Society OST)
Cast(s):
Choi
Min Hye
Lee
Tae Yong
Kim
Jong In
Lee
Ji Hyeon (Tae Yong’s sister)
Lee
Sung Yeol
Lee
Cheon Sa
Park
Bo Gum (cameo)
Lee
Won Geun (cameo)
And
another casts.
== GLOSARIUM ==
1. Geurae:
Baiklah
2. Kaja:
Ayo
3. Noona:
Kakak (dari laki-laki
untuk perempuan)
4. Mianhae:
Maafkan aku
5. Jeongmal
mianhae: Aku
benar-benar minta maaf
6. Hyung:
Kakak (dari laki-laki
untuk laki-laki)
7. Wae:
Mengapa, Kenapa, Ada
apa
8. Mworago:
Apa
9. Eotteokhajyo:
Apa yang harus aku
lakukan?
10. Eotteokhaeyo:
Apa yang harus aku
lakukan?
11. Annyeong:
Halo
12. Gwaenchanha:
Tidak apa-apa
13. Gomawo:
Terima kasih
== PROLOGUE ==
Aku tidak mengerti apa yang sejatinya ada dalam pikiranku
Semakin aku pikirkan dan semakin kucoba untuk memahaminya,
semuanya justru semakin rumit
Seolah aku terperangkap dalam sebuah labirin yang sulit
kutemukan jalan untukku keluar
(July 28, 2015)
~~ Previous scene ~~
“Ada yang ingin kubicarakan,”
“Geurae[1]…” ucap Ji Hyeon.
“Ini
tentang pria bernama Jong In itu,”
Meskipun
sudah mengetahui dengan benar bahwa Min Hye pasti akan membicarakan mengenai
Jong In, namun Ji Hyeon masih menaruh rasa penarasan akan apa yang Min Hye
pikirkan dan pertimbangkan.
“Lalu
apa kau memberikan jawabanmu?”
“Aku
tidak bisa memberikan jawaban apapun dan Jong In juga mengatakan bahwa aku
tidak perlu memberikan jawaban sampai waktunya tiba,”
“Apakah
kau masih mengharapkan bahwa Tae Yong akan kembali?”
****
== CHAPTER 3 ==
Jong In terus berusaha untuk
mendekati Min Hye dan meraih hati Min Hye. Seiring berjalannya waktu Min Hye
juga mulai terbiasa dengan kehadiran Jong In. Bahkan Cheon Sa juga tampak
menyukai Jong In. Melihat Cheon Sa yang mulai semakin dekat dengan Jong In, Min
Hye merasa bahwa akhirnya Cheon Sa dapat menemukan sosok Ayah yang seharusnya
ada bersamanya. Sosok Ayah yang seharusnya selalu ada bersama Cheon Sa dan
membuat Cheon Sa bahagia meskipun hanya dengan kehadirannya. Hal itu jelas
membuat Min Hye berpikir bahwa ia harus mulai membuat keputusan dan memberikan
jawaban pada Jong In. (http://jh-nimm.blogspot.com)
Begitu juga dengan Ji Hyeon dan Sung
Yeol. Mereka yang memang sudah mengatur semua ‘skenario’ dari juga turut
bahagia menyaksikan Min Hye dan Cheon Sa yang kini ada Jong In bersama mereka.
Ji Hyeon dan Sung Yeol juga merasa bahwa sebagai pria, Jong In mampu
membuktikan kata-katanya. Tidak hanya janji dan kata-kata kosong yang lenyap
terbawa angin. Namun Jong In mampu berusaha hingga akhirnya ia hanya tinggal menunggu
jawaban yang akan Min Hye berikan.
Seperti hari ini, Jong In mengajak
Min Hye dan Cheon Sa untuk berjalan-jalan. ia juga tak lupa untuk mengajak Ji
Hyeon dan Sung Yeol bergabung. Sebuah keluarga yang ini tampak lengkap. Mereka
meluangkan waktu hanya untuk berkumpul bersama dan berbagi cerita serta canda
tawa yang membuat suasana semakin hangat. Mereka tampak begitu bahagia seolah
tidak pernah ada permasalahan yang begitu mereka hadapi.
“Oh, ini sudah waktunya kita
pulang,” ucap Sung Yeol ketika melihat jam tangannya menunjukkan pukul 2 siang.
“Geurae,
kita harus menyiapkan makanan untuk makan malam,” timpal Ji Hyeon.
“Kaja[2],”
ajak Jong In.
Jong In, Min Hye, Ji Hyeon, Sung
Yeol juga Cheon Sa pun pergi menuju ke rumah Ji Hyeon.
“Apa persediaan makanan masih ada?”
tanya Ji Hyeon.
“Jika tidak ada, kita mampir dulu
untuk membelinya,” timpal Sung Yeol.
“Masih ada,” jawab Min Hye.
“Oh, geurae,” ucap Sung Yeol.
Sung Yeol pun melanjutkan laju
mobilnya itu menuju ke rumah Ji Hyeon. Tak membutuhkan waktu lama, mereka
akhirnya sampai di rumah. Namun ketika baru saja sampai di depan pintu, mereka
terkejut dengan sepasang sepatu sneaker
berwarna cokelat yang ada di sana. Ji Hyeon yang curiga pun segera masuk ke
dalam rumah. Di sana ia menemukan seorang pemuda dengan santainya tengah
meminum yogurt.
“Noona[3]…”
Pemuda itu adalah Tae Yong.
“Tae Yong-a…”
Min Hye dan Sung Yeol juga terkejut
dengan kedatangan Tae Yong yang bahkan muncul secara tiba-tiba setelah lama
menghilang tanpa memberikan kabar apapun. (http://www.twitter.com/JH_Nimm)
“Min Hye Noona…”
Tae Yong pun menghampiri Min Hye dan
segera memeluk Min Hye dihadapan Jong In dan Cheon Sa. Namun Min Hye segera
mendorong Tae Yong hingga Tae Yong melepaskan pelukannya.
“Noona…”
Ji Hyeon pun segera menghampiri Tae
Yong dan menarik Tae Yong.
PLAK!!!
Sebuah tamparan kembali mendarat di
pipi Tae Yong.
“Jong In-sshi, bisakah kau membawa
Cheon Sa keluar sebentar?” pinta Min Hye.
“Geurae…”
jawab Jong In.
Jong In pun membawa Cheon Sa keluar.
Ia mengerti bahwa pasti ada sesuatu yang harus Ji Hyeon, Min Hye, Sung Yeol dan
Tae Yong selesaikan. Ia tidak bisa ikut campur untuk urusan ini. Ia hanya perlu
untuk menunggu hasil akhir yang masih belum bisa ia ketahui dengan pasti itu.
“Apa Cheon Sa itu adalah anakku?”
tanya Tae Yong.
Tidak ada yang memberikan jawaban.
Ji Hyeon, Sung Yeol dan Min Hye jelas sangat kecewa dengan apa yang Tae Yong
lakukan. Terlebih kali ini ia pulang justru dengan menampakkan seolah ia tak
berdosa.
“Kenapa kalian diam saja? Jika ia
adalah anakku, kenapa kau membiarkan pria bernama Jong In itu membawanya bukan
membiarkannya bersamaku, Ayahnya?”
PLAK!!!
Sebuah tamparan kembali mendarat di
pipi Tae Yong. Bukan tangan Ji Hyeon, tetapi Min Hye yang terlampau kecewa itu
akhirnya memberikan sebuah tamparan yang sangat keras pada Tae Yong. Ketika
melihat Min Hye menampar Tae Yong, Sung Yeol pun mengajak Ji Hyeon untuk
memberikan waktu pada Tae Yong dan Min Hye menyelesaikan semuanya.
“Kemana saja kau selama ini?” tanya
Min Hye.
“Aku…”
Tae Yong kehilangan kata-kata untuk
menjelaskannya pada Min Hye.
“Kenapa kau marah saat ada pria lain
yang membawa Cheon Sa? Sedangkan apa yang kau lakukan?”
“Aku pergi untuk menjernihkan
pikiranku dan sekarang aku kembali karena aku pikir ini adalah saat yang
tepat,”
“Apa kau menyadari berapa lama kau
pergi? Kau sadar berapa lama aku menunggumu kembali? Berapa lama aku harus
bersabar?”
Tae Yong kembali kehilangan
kata-katanya. Ia tak sanggup memberikan jawaban akan semua pertanyaan Min Hye.
(http://www.facebook.com/JHNimm.official)
“Dan kenapa kau justru kembali di
saat mulai ada orang lain yang mengisi tempatmu?”
“Mianhae[4]…
jeongmal mianhae[5]…”
Buliran bening yang sedari tadi
memenuhi mata Min Hye akhirnya jatuh menetes membasahi pipi Min Hye. Ia sungguh
tak sanggup lagi menahannya. Ia begitu kecewa pada Tae Yong.
“Dengarkan aku, aku pergi bukan
untuk menghindar dari semua permasalahan yang telah kubuat. Aku pergi bukan
berarti aku melarikan diri. Jika aku melarikan diri, mungkin aku tak akan
pernah kembali seperti ini. Mungkin aku akan selamanya menyembunyikan diriku
karena aku terlalu takut untuk bertemu denganmu. Tetapi aku kembali, aku pulang
setelah aku benar-benar siap,”
“Saat itu, aku baru saja lulus dari
sekolah menengah. Aku bahkan belum mempersiapkan akan kemana langkahku
selanjutnya tetapi aku membuat kesalahan besar. Karena tindakan bodohku itu,
membuatku harus bersiap untuk menjadi seorang Ayah yang bahkan belum bisa
kusanggupi. Aku juga menyadari benar ketidakdewasaanku dengan pergi seperti
ini. Tetapi aku sungguh tidak tahu apa yang harus kulakukan saat itu. Aku juga
menyadari bahwa tidak seharusnya aku pergi. Aku menyesalinya,”
“Kau menyesalinya?”
Min Hye menatap Tae Yong dengan
tajam.
“JANGAN MEMBUATKU TERTAWA LEE TAE
YONG!!!”
“Noona…”
“Jika kau menyesali bahwa tidak
seharusnya kau pergi, lalu kenapa kau baru kembali saat ini? Kenapa kau tidak
segera kembali di saat kau menyadari bahwa kau menyesalinya? APA YANG ADA
DIDALAM PIKIRANMU?”
Di dalam kamar, Ji Hyeon tak sanggup
lagi mendengarkan perdebatan Min Hye dan Tae Yong. Bukan hanya Min Hye, ia juga
begitu kecewa pada Tae Yong. Ji Hyeon ingin keluar dari kamar, namun Sung Yeol
memberikan isyarat bahwa mereka masih harus membiarkan Min Hye dan Tae Yong.
“Lee Tae Yong, dengarkan aku. Mulai
saat ini jangan pernah mendekati dan menyentuh Cheon Sa. Karena aku tidak ingin
kau menyentuh Cheon Sa. Aku tidak ingin kau muncul dihadapan Cheon Sa. Jadi
jangan pernah berpikiran untuk menemui Cheon Sa, karena aku tidak akan pernah
membiarkan hal itu terjadi. Juga jangan pernah mengatakan bahwa kau adalah Ayah
kandung Cheon Sa. Karena bagiku, Ayah Cheon Sa sudah mati,”
“Bagaimana bisa kulakukan semua itu?
Bagaimana bisa aku tidak mengakui anak kandungku sendiri?”
“Apa kau tidak pernah memikirkan
perasaanku juga perasaan Cheon Sa? Selama aku mengandung Cheon Sa bahkan hingga
aku melahirkan dan membesarkan Cheon Sa, apa kau pernah ada disampingku? Apa
kau pernah ada disamping Cheon Sa dan memberikan Cheon Sa kebahagiaan layaknya
seorang Ayah?” (http://jh-nimm.blogspot.com)
“Min Hye Noona, kumohon jangan seperti itu. Aku berjanji bahwa mulai saat
ini aku akan membahagiakanmu juga Cheon Sa. Aku akan menjadi suami dan Ayah
yang baik,”
“Itu semua sudah terlambat,”
Min Hye pun menuju ke kamarnya dan
menguncinya dari dalam. Ia segera membereskan seluruh barang dan pakaiannya
juga Cheon Sa. Ia akan keluar dari rumah Ji Hyeon dan kembali ke apartmentnya. Ia tidak bisa tinggal lagi
di sana dan bertemu dengan Tae Yong. Ia juga tidak ingin Cheon Sa bertemu
dengan Tae Yong. Terlalu menyakitkan jika Cheon Sa harus bertemu dengan seorang
pria yang hanya bisa melukainya itu. Ia khawatir jika terus berada disana, luka
hatinya justru semakin mendalam.
****
Selama berhari-hari setelah keluar
dari rumah Ji Hyeon, Min Hye sulit dihubungi. Ia bahkan tidak membalas semua
pesan yang Ji Hyeon dan Jong In kirimkan.
“Hyung[6]…”
Tae Yong pun menemui Sung Yeol yang
saat itu sedang menyeduh teh hangat.
“Wae[7]?”
tanya Sung Yeol.
“Aku membutuhkan bantuanmu,” jawab
Tae Yong.
Sung Yeol terdiam. Ia menatap Tae
Yong. Meskipun ia kecewa dengan yang dilakukan adik iparnya itu, tetapi ia juga
merasa tidak tega melihat Tae Yong seperti itu.
“Mworago[8]?”
tanya Sung Yeol.
Tae Yong tampak menarik napasnya
dalam, mencoba mempersiapkan dirinya untuk mengatakan apa yang sejatinya begitu
ingin ia katakan dan butuhkan itu.
“Bisakah kau membantuku untuk
membujuk Min Hye Noona?” tanya Tae
Yong.
Sung Yeol terdiam. Ia hanya menatap
Tae Yong dan belum memberikan jawaban apapun.
“Bagaimanapun Cheon Sa adalah anakku.
Mana mungkin aku tidak mengakuinya dan aku sadar bahwa aku salah. Maka dari
itu, aku ingin menebus semua kesalahanku pada Min Hye dan Cheon Sa. Tapi jika
Min Hye justru melarangku untuk menemui Cheon Sa, bagaimana bisa aku menebus
semua kesalahanku? Aku menyadari semua kesalahanku itu dan aku sangat
menyesalinya,”
“Tae Yong-a, bila harus kujelaskan
semuanya agar ku mengerti, maka dengarkan aku. Kau tahu, saat mengetahui kau
pergi, Ji Hyeon begitu marah. Aku dan Ji Hyeon mencarimu ke semua tempat yang mungkin
akan kau datangi dan bahkan menghubungi teman-temanmu, tetapi kami tidak bisa
menemukanmu. Ji Hyeon begitu bingung untuk bagaimana menjelaskannya pada Min
Hye. Karena kepergianmu itu, Ji Hyeon merasa bersalah sebagai seorang kakak
karena ia merasa ia tidak bisa mendidikmu dengan baik,” (http://www.twitter.com/JH_Nimm)
“Selama kau pergi, Ji Hyeon terus
merasa bersalah. Apalagi melihat Min Hye dan Cheon Sa. Meskipun terlihat
baik-baik saja, tetapi aku dan Ji Hyeon bisa mengerti bagaimana perasaan Min
Hye. Saat itu bahkan Min Hye mengatakan bahwa ia mempercayaimu dan ia yakin
bahwa kau akan kembali. Tetapi seiring waktu berjalan, kau masih juga tidak
kembali. Hingga Min Hye pun sampai pada titik dimana ia tidak bisa menunggumu
selamanya. Ia juga Cheon Sa membutuhkan sosok yang bisa melindungi mereka dan
bisa berbagi kasih sayang,”
“Dia pria bernama Jong In itu,
benar?”
“Iya. Jong In datang pada Ji Hyeon
dan meminta persetujuan Ji Hyeon. Bahkan Jong In juga dengan sedia menerima
keadaan Min Hye bahkan setelah ia mengetahui semua yang terjadi. Jong In terus
berusaha untuk membuat Min Hye dan Cheon Sa bahagia,”
Tae Yong terdiam. Ia menundukkan
kepalanya. Ji Hyeon keluar dari kamarnya dan menatap Tae Yong. Jauh di dalam
lubuk hatinya, ia juga terluka melihat adiknya. Namun ia juga tak bisa lagi
memperjuangkan Tae Yong.
“Tae Yong-a…”
Begitu mendengar suara Ji Hyeon, Tae
Yong pun mengalihkan tatapannya pada kakaknya itu.
“Aku tidak ingin mengatakan bahwa
Jong In menggantikan posisimu. Tetapi Jong In sanggup membawa kebahagiaan itu
untuk Min Hye dan Cheon Sa. Kebahagiaan yang selama ini mereka butuhkan
akhirnya bisa Jong In bawakan dengan usahanya sendiri. Walaupun memang pada
awalnya Min Hye juga mengatakan bahwa ia akan menunggumu, tetapi Min Hye tidak
bisa menunggumu selamanya. Bukan hanya Min Hye, tetapi juga Cheon Sa. Ia
membutuhkan sosok Ayah layaknya anak-anak lain seusianya,” jelas Ji Hyeon.
Buliran bening itu mulai memenuhi
mata Tae Yong. Ia sungguh menyesali semua yang telah ia lakukan. Jika saja ia
kembali lebih cepat atau bahkan jika saja ia tidak pernah pergi, mungkin
semuanya tidak akan seperti ini.
“Aku tidak bisa melihatmu seperti
ini karena bagaimanapun kau adalah adikku satu-satunya. Tetapi aku tidak bisa
membantumu lagi. Aku tidak bisa melakukan apapun lagi bagimu. Karena semua
keputusan ada ditangan Min Hye dan aku tidak bisa melangkahinya,” ucap Ji
Hyeon.
“Aku juga tidak bisa membantu
apa-apa. Tetapi ini saatnya bagimu untuk semakin berpikir lebih dewasa dan
matang. Ini saatnya bagimu untuk belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah
kau lakukan. Kau harus mempertanggungjawabkannya dan kau juga harus berani
untuk menerima resikonya. Kau harus menyelesaikan permasalahan ini dengan
caramu,” timpal Sung Yeol.
Buliran bening itu akhirnya mengalir
dengan bebas di pipi Tae Yong. Ji Hyeon pun memeluk adiknya itu dan
membiarkannya menangis dalam pelukannya. (http://www.facebook.com/JHNimm.official)
“Eotteokhajyo[9[?
Eotteokhaeyo[10]?”
Tae Yong pun menangis sejatinya
dipelukan sang kakak.
****
Di siang yang terik di musim panas
ini, Min Hye pun pada akhirnya mengajak Jong In untuk bertemu. Ia ingin
menjelaskan semua yang telah terjadi.
“Jong In-sshi…”
“Annyeong[11]…”
Jong In menyapa Min Hye seperti
biasa dengan wajahnya yang ceria seolah tidak pernah ada permasalahan yang
sulit yang ia temui. Walaupun memang jauh di lubuk hatinya ia begitu takut akan
apa yang akan Min Hye bicarakan kali ini.
“Aku ingin meminta maaf karena aku
tidak menjawab telepon juga pesanmu. Itu karena aku masih membutuhkan waktu
untuk menenangkan diriku dari semua yang terjadi,” jelas Min Hye.
“Aku mengerti,” ucap Jong In.
“Aku juga ingin meminta maaf karena
aku mungkin secara tidak langsung melibatkanmu dalam permasalahan ini. Aku
sungguh tidak ingin melibatkanmu. Tapi aku hanya khawatir bahwa suatu hari Tae
Yong akan menemuimu dan mungkin mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya kau
dengar,”
“Gwaenchanha[12],”
Jong In tersenyum dan mencoba
memberikan keyakinan pada Min Hye bahwa ia tidak akan apa-apa.
“Selain itu, aku juga ingin
berterima kasih atas semua waktu yang kau berikan. Jujur, aku merasa bahwa
kebahagiaan itu mulai kembali datang. Terlebih ketika kulihat Cheon Sa juga
sepertinya begitu menyukaimu. Tetapi maafkan aku, karena aku masih juga belum
bisa memberikan jawabanku saat ini. Aku masih membutuhkan waktu untuk membuat
sebuah keputusan dan menyelesaikan semua permasalahan ini,”
“Apa kau lupa? Aku mengatakan bahwa
aku akan selalu siap dengan jawaban yang akan kau berikan dan aku juga akan
selalu siap untuk menunggumu,”
Min Hye hanya menatap Jong In. Ia
sungguh kehilangan kata-kata untuk mengatakan begitu banyak hal pada pria yang
meskipun dalam waktu singkat bisa menggerakkan hatinya kembali itu.
‘Aku
bahkan harus siap jika kau pada akhirnya akan kembali pada Tae Yong,’ batin
Jong In.
****
“Ah, maaf membuatmu menunggu,” ucap
seorang pria tampan berkulit kecoklatan bernama Kim Jong In itu seraya duduk di
tempat yang memang sudah dipesankan oleh Tae Yong.
“Gwaenchanha,”
jawab Tae Yong.
Tae Yong menatap Jong In dengan
serius.
“Bukankah ada yang ingin kau
bicarakan?” tanya Jong In.
Hari ini Tae Yong menghubungi Jong
In untuk sebuah alasan dimana memang ia membutuhkan sebuah pembicaraan yang
serius. Namun begitu Jong In datang, Tae Yong hanya bisa menatapnya. Ia belum
mengatakan apapun dan mencoba untuk melihat apa yang memang sekiranya ada di
dalam diri Jong In hingga bahkan ia harus mengakui bahwa pria bernama Jong In
itu sanggup membuat Min Hye berubah.
“Aku yakin kau pasti sudah
mengetahui tentang semua yang terjadi antara aku dan Min Hye. Ji Hyeon Noona dan Sung Yeol Hyung pasti sudah banyak bercerita padamu. Jadi aku pikir, aku
tidak harus menceritakan semuanya dari awal lagi. Karena aku juga yakin kau
akan mengerti dengan semua keadaan ini. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku
menyesal dan aku ingin kembali pada Min Hye,” jelas Tae Yong.
“Aku sudah menduga bahwa kau akan
mengatakan hal ini padaku,” ucap Jong In.
Tae Yong kembali terdiam dan ia
menatap Jong In. Ia memang sudah menyangka bahwa Jong In memang akan menduga bahwa
Tae Yong menemuinya hanya untuk mengatakan hal itu.
“Sejujurnya, aku tidak bisa menyebut
ini sebagai kompetisi, tapi entah bagaimanapun secara kasar mungkin ini akan
terlihat seperti kompetisi, antara kau dan aku. Dimana memang posisimu lebih
kuat, kau lebih dahulu bertemu dengan Min Hye, bahkan mungkin Min Hye juga
sempat mencintaimu. Ditambah lagi kau adalah Ayah dari Cheon Sa. Sedangkan aku
datang di saat kau pergi, di saat aku memang belum memiliki posisi apapun untuk
Min Hye dan Cheon Sa. Tapi aku berjuang untuk mendapatkan tempatku sendiri. Aku
juga menyadari ini adalah sebuah situasi yang sulit bagi Min Hye, kau dan juga
aku,”
“Beberapa hari yang lalu, aku juga
sempat bertemu dengan Min Hye. Kau tahu, dia mengatakan rasa bersalahnya
bagiku. Namun aku juga belum bisa menyimpulkan apapun dari rasa bersalahnya.
Karena kupikir, itu bukanlah keputusan terakhirnya. Kembali, aku menyerahkan
semua keputusan terakhirnya pada Min Hye dan Min Hye juga pasti masih
mempertimbangkannya,”
“Dan sekarang apa yang akan kau
lakukan?”
“Aku akan bicara sebagai orang yang
juga mencintai Min Hye. Jika kau memang masih benar-benar mencintai Min Hye dan
menginginkan Min Hye untuk kembali padamu, refleksikanlah apa yang telah kau
lakukan. Semua hal yang telah kau lakukan terhadap Min Hye dan Cheon Sa. Jika
kau bisa menemukan jawaban dan titik terangnya, maka berusahalah untuk
membuatnya kembali,”
“Aku tidak mengatakan bahwa aku
menyerah. Tapi aku hanya ingin kau juga melakukan usahamu kembali dan aku juga
akan berusaha seperti apa yang memang kulakukan. Dan satu hal, hasil akhir dan
keputusan apapun tetap ditangan Min Hye dan aku ataupun kau tidak bisa
memaksakan apapun,”
Pertemuan yang berjalan singkat itu
pun rupanya membuat Tae Yong berpikir akan apa yang Jong In katakan. Tae Yong
pun mencoba kembali merefleksikan dirinya. Ia mencari dimana jawaban dari
setiap pertanyaan yang begitu memenuhi pikirannya. Walaupun memang selain
pertanyaan-pertanyaan itu, terselip juga lembaran yang begitu besar akan
kesalahannya sangat berat hingga sudah sewajarnya juga memang jika ia
mendapatkan ‘hukuman’ dari Min Hye.
****
Siang yang begitu terik ini kembali
memanasi kota Seoul. Musim panas masih belum bersiap untuk menyambut musim
gugur. Teriknya sinar matahari ini masih belum puas untuk membakar dedaunan
hingga mengering dan mengundang musim gugur datang. Meskipun di siang yang
terik dan panas ini, akhirnya Min Hye menyetujui untuk bertemu dengan Tae Yong.
Di sebuah taman dimana memang menjadi tempat yang pernah mereka datangi saat
dimana untuk pertama kalinya mereka menyadari perasaan masing-masing. Taman
yang memang menyimpan kenangan dimana Tae Yong menemukan bahwa Min Hye adalah gadis
yang ia cintai dan Min Hye menemukan bahwa Tae Yong adalah pria yang juga ia
cintai.
“Gomawo[13]…”
ucap Tae Yong.
“Untuk apa?” tanya Min Hye.
“Karena kau akhirnya bersedia untuk
bertemu denganku,” jawab Tae Yong.
Min Hye pun hanya menatap Tae Yong. Meskipun
memang batinnya tidak bisa dibohongi bahwa setidaknya perasaan untuk Tae Yong
itu masih ada, bahkan masih tetap ada. Namun sayangnya kesalahan yang Tae Yong
lakukan itu sanggup mematahkan perasaan itu sedikit demi sedikit, layaknya api
yang membakar sebilah kayu, perlahan membuatnya hangus.
“Noona,
aku tahu mungkin kau sudah sangat bosan untuk mendengarnya. Bahkan mungkin kau
sudah sangat kebal dengan permintaan maafku. Tapi kembali, aku ingin meminta
maaf padamu. Aku sungguh menyesali semuanya. Aku menyadari semua kesalahanku
dan aku ingin memperbaikinya. Aku ingin kembali berusaha untuk bersamamu. Aku
masih sangat mencintaimu,”
Sebuah ungkapan yang memang pernah
Min Hye dengar tepat ditaman ini. Saat itu dengan malu-malu Tae Yong mengatakan
hal itu padanya. Sebuah kata cinta. Namun di saat ini, kata itu terdengar
kembali di saat semua keadaan menjadi sangat membingungkan dan taman itu
kembali menjadi saksinya.
“Noona,
kali ini aku bukan hanya akan berjanji. Tapi aku ingin membuktikannya. Kali ini
aku ingin menjadikan taman ini sebagai saksi bahwa aku akan menjagamu dan Cheon
Sa selayaknya seorang Ayah. Karena setelah aku merefleksikan diriku dan semua
kesalahanku, akhirnya aku menemukan jawaban bahwa kalian berdua adalah hal
terpenting yang kumiliki. Aku akan menjaga kalian berdua,”
Min Hye terdiam. Ia dapat melihat
bahwa kali ini apa yang Tae Yong katakan bukanlah kekosongan seperti janji yang
saat itu Tae Yong ucapkan, sebelum meninggalkannya. Ia juga meyakini bahwa Tae
Yong telah benar-benar merefleksikan dirinya. (http://www.facebook.com/JHNimm.official)
“Noona…”
Tae Yong pun mengeluarkan sebuah
kotak kecil berwarna ivory dari dalam
saku jaketnya. Ia pun membukanya dan didalamnya terdapat sepasang cincin.
“Jika saat itu taman ini menjadi
saksi dimana aku mengungkapkan perasaanku padamu, maka kali ini aku akan
menjadikan taman ini sebagai saksi bahwa aku akan menjagaku. Menikahlah
denganku,” ucap Tae Yong mantap seolah ia tidak mempertimbangkan kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi.
“Tae Yong-a…”
Setelah terdiam selama beberapa
saat, akhirnya Min Hye membuka suara. Saat Min Hye bicara, detak jantung Tae
Yong semakin kencang, seolah ia telah berlari ribuan kilo meter. Ia harus mulai
bersiap untuk mendengarkan apapun jawaban Min Hye.
“Aku masih ingat saat itu, di taman
ini. Saat itu, aku sangat bahagia karena rupanya kau juga memiliki perasaan
yang sama denganku. Bahkan di saat itu juga aku begitu berterimakasih pada Ji
Hyeon Eonni, kakakmu, karena telah
mempertemukan kita. Hingga di saat-saat kita bersama, aku selalu menghargainya
dan aku selalu mengingatnya sebagai kenangan yang begitu indah. Aku juga
mempercayai bahwa saat seperti ini, dimana aku mendengarkan sebuah kalimat yang
diinginkan oleh setiap wanita dari seorang pria yang dicintainya,”
“Setelah memikirkan semua
kebersamaan kita dan meskipun kesalahan yang kau lakukan padaku dan Cheon Sa
teramat melukaiku. Tetapi aku pikir juga aku tidak bisa selamanya seperti ini.
Aku yakin Cheon Sa juga ingin bertemu dan bersama dengan Ayah kandungnya.
Meskipun memang ada seorang pria baik yang memang bersikap layaknya seorang
Ayah untuk Cheon Sa. Bagaimanapun kau tetap Ayah kandungnya dan mulai saat ini
aku akan mengizinkanmu untuk bersama Cheon Sa,”
“Kau bisa mengantarkan dan menjemput
Cheon Sa ke sekolah. Kau juga bisa membelikannya mainan dan memberikannya
banyak hadiah. Selain itu, aku harap kau juga bisa mencintai dan menyayangi
Cheon Sa. Aku ingin kau menjaga Cheon Sa selayaknya seorang Ayah. Aku ingin kau
membahagiakan Cheon Sa. Tidak masalah lagi bagiku jika kau ingin bersama Cheon
Sa, aku akan mengizinkannya. Tapi…”
Min Hye menggantung kalimatnya. Ia
menatap Tae Yong. Bagi Tae Yong, tatapan Min Hye itu hanya membuahkan
kekhawatiran yang cukup besar dalam benaknya.
“Mianhae…”
lanjut Min Hye.
Sebuah kata yang bagi Tae Yong
sanggup mewakili jawaban dari setiap pertanyaan yang selama ini memenuhi ruang
pikirannya.
“Aku mengatakan ini bukan karena aku
belum memaafkan kesalahanmu. Aku sudah memaafkanmu. Bahkan aku yakin kau juga
sudah banyak berubah dan belajar dari apa yang telah kau lakukan. Tapi aku
tidak bisa bersamamu. Aku juga mengatakan ini bukan karena ada Jong In.
Walaupun aku akui, aku juga menyukainya terlebih atas semua usaha yang ia
lakukan. Tetapi untuk saat ini, aku hanya perlu untuk menjadikan Cheon Sa
tumbuh sebagai gadis yang baik dan pintar,” (http://jh-nimm.blogspot.com)
“Aku tidak ingin pengalamanku juga
dialami oleh Cheon Sa,” lanjut Min Hye.
“Ah, rupanya begitu…”
Tae Yong tertunduk. Terik matahari
itu rupanya bukan hanya sanggup membakar kulitnya, tetapi juga sanggup membakar
hatinya. Matanya memanas dan buliran bening itu pun mulai memenuhi ruang
matanya.
== THE END ==
Finally, JH Nimm is back after long hiatus hehe
Kurang lebih 1
tahun ya gak muncul-muncul.
As always, thank you so much and don’t forget to leave
your appreciation.
Thank you…
See ya in the next fan fiction :3
JH Nimm © 2015
Facebook: https://www.facebook.com/notes/milky-daidouji/chaptered-infinite-sm-rookies-exo-yesterday-story-33-final/10207219932607031
Comments
Post a Comment