YESTERDAY STORY
Black Romance
present…
A story by JH
Nimm
Title: Yesterday
Story
Also known as:
Yesterday Story
Genre:
Romance, Sad
Rating: T
(PG-15)
Length: 2 of 3
Cerita ini
adalah sebuah FIKTIF belaka, apabila ada kesamaan nama, tempat dan kejadian,
semata-mata karena ketidaksengajaan.
All casts are belong to God, but this is story is JH
Nimm’s.
Don’t re-share without my permission.
Don’t forget to leave your appreciation.
Happy reading… Thank you… :3
Note: yang di tulis miring adalah
FLASHBACK!!!
BGM:
Kang Nam of
M.I.B – What should I do?
Suzy of Miss A
and Bernard Park – Farewell Under the Sunshine
Acoustic
Collabo – Don’t be like that (High Society OST)
Cast(s):
Choi
Min Hye
Lee
Tae Yong
Kim
Jong In
Lee
Ji Hyeon (Tae Yong’s sister)
Lee
Sung Yeol
Lee
Cheon Sa
Park
Bo Gum (cameo)
Lee
Won Geun (cameo)
And
another casts.
== GLOSARIUM ==
1. Waeyo:
Mengapa, Kenapa, Ada
apa
2. Aniyo:
Tidak
3. Eonni:
Kakak (dari perempuan
untuk perempuan)
4. Gwaenchanhayo:
Tidak apa-apa
5. Annyeong:
Halo
6. Noona:
Kakak (dari laki-laki
untuk perempuan)
7. Gomawo:
Terima kasih
8. Hyung:
Kakak (dari laki-laki
untuk laki-laki)
9. Annyeong
haseyo, Choi Min Hye imnida: Halo,
saya Choi Min Hye
10. Oppa:
Kakak (dari perempuan
untuk laki-laki)
11. Ne:
Iya
12. YA:
Hei
13. Mworago:
Apa
14. Geurae:
Baiklah
15. Gomabseumnida:
Terima kasih (formal)
16. Kaja:
Ayo
== PROLOGUE ==
Seperti malaikat, kehadiranmu seolah membawa kedamaian
Kedatanganmu seperti membawa kembali kebahagaiaan yang
pernah meninggalkanku
(July 26, 2015)
~~ Previous scene ~~
“Aigoo…”
Tiba-tiba
sebuah tangan meraih bahan makanan yang hendak Min Hye ambil.
“Ini…”
ucap seorang pria seraya menyerahkan bahan masakan itu pada Min Hye.
Min Hye
hanya menatap pria berkulit kecoklatan itu. Pria tinggi berkulit kecoklatan
itupun mengambilkan 5 buah bahan masakan itu dan menyimpannya di keranjang
belanjaan Min Hye.
Min Hye pun pergi untuk mencari bahan
masakan lain. Sedangkan pria itu masih menatap kepergian Min Hye dengan
sesungging senyuman yang terkembang diwajah tampannya.
‘Manis sekali…’ batinnya.
****
== CHAPTER 2 ==
Setelah menemukan semua bahan
makanan yang akan digunakan, Min Hye pun pulang. Saat Min Hye pulang, Ji Hyeon
pun segera membantu untuk membuatkan makanan. Sedangkan Sung Yeol masih setia
mengasuh Cheon Sa.
Rupanya Min Hye tampak melamun
ketika ia mengambil sebuah bahan masakan.
“Aniyo[2],”
jawab Min Hye.
“Apa kau sakit?” tanya Ji Hyeon.
“Ah, aniyo, Eonni[3], gwaenchanhanyo[4]…” jawab Min Hye.
Ji Hyeon dan Min Hye pun mulai
memasak makanan yang akan mereka sajikan untuk makan malam. Mereka berdua
menyiapkan makanan-makanan khas Korea dan beberapa hidangan lainnya. Setelah
semua makanan siap, Ji Hyeon dan Min Hye
pun mulai memindahkan makanan-makanan tersebut ke meja makan.
TING TONG!!!
“Oh, rupanya mereka sudah datang,”
ucap Sung Yeol.
“Biar aku yang membukakan pintunya,”
Ji Hyeon pun membukakan pintu untuk
tamunya malam itu.
“Annyeong[5],
Noona[6]…” sapa Jong In, Kim Jong In, salah satu detektif junior yang kini
satu tim dengan Ji Hyeon dan Sung Yeol.
“Kalian datang tepat waktu,” ucap Ji
Hyeon.
“Apa makanannya sudah siap?” tanya
Won Geun, Lee Won Geun, salah satu detektif yang juga satu tim dengan Ji Hyeon
dan Sung Yeol.
“Masuklah…” ajak Ji Hyeon.
“Noona,
ini kami bawakan sedikit bingkisan,” ucap Bo Geum, Park Bo Geum, salah satu
detektif yang juga masih satu tim dengan Ji Hyeon dan Sung Yeol seraya
menyerahkan sebuah bingkisan.
“Ah… gomawo[7]…”
Jong In, Won Geun dan Bo Geum pun
masuk ke rumah Ji Hyeon.
“Ketua Tim tidak datang?” tanya Sung
Yeol.
Jong In, Won Geun dan Bo Geum
menatap Sung Yeol. Mereka terkejut bukan dengan pertanyaan Sung Yeol, tapi
justru dengan Sung Yeol yang saat itu sedang menggendong seorang bayi yang
manis.
“Hyung[8]…”
“Aigoo,
ini Cheon Sa, keponakanku,” ucap Sung Yeol.
Jong In pun menghampiri Cheon Sa
yang saat itu sedang berada dipangkuan Sung Yeol.
“Cantik sekali…” ucap Jong In seraya
mencubit lembut pipi Cheon Sa yang menggemaskan itu.
“Eonni,
makanannya sudah siap…”
“Eoh,”
jawab Ji Hyeon.
Begitu mendengar suara Min Hye, Jong
In pun segera mengalihkan tatapannya pada Min Hye. Rupanya saat itu Min Hye
juga sedang menatap Jong In yang memang sedang bermain dengan Cheon Sa.
“Ah, kenalkan, ini Min Hye,” ucap Ji
Hyeon.
“Annyeong
haseyo, Choi Min Hye imnida[9]…”
Min Hye pun memperkenalkan dirinya.
“Oh, Won Geun imnida, ini Bo Geum dan itu Jong In,”
Won Geun memperkenalkan
teman-temannya satu per satu pada Min Hye.
“Ah, senang bertemu kalian,” ucap
Min Hye.
Jong In masih tak melepaskan
tatapannya dari Min Hye. Hingga tanpa Jong In sadari sebuah senyuman
tersungging di wajah tampannya.
‘Choi
Min Hye, aku juga senang bertemu lagi denganmu…’ batin Jong In.
“Oh, aku sudah lapar, sebaiknya kita
makan,” ajak Sung Yeol.
Min Hye pun mengambil Cheon Sa dari
pangkuan Sung Yeol.
“Gwaenchanha,
aku akan menyuapi Cheon Sa,” ucap Sung Yeol.
“Ah, gwaenchanha, Oppa[10]…” jawab Min Hye seraya tetap mengambil Cheon
Sa dari pangkuan Sung Yeol.
Suasanan makan malam pun berlangsung
dengan hangat. Suasana makan malam yang dipenuhi dengan bahan obrolan yang
membuahkan rasa kekeluargaan yang begitu erat dan hangat. Di tambah juga dengan
canda tawa yang mengiringi makan malam menciptakan sebuah suasanan yang memang
hanya akan terjadi jika sedang berada di meja makan dimana semua anggota
keluarga dan mereka yang seperti keluarga sedang berkumpul.
Di saat yang lainnya sibuk
berbincang dan bercanda, Jong In justru lebih banyak terdiam. Ia hanya merespon
apa yang memang bisa ia tangkap dari pembicaraan senior-seniornya itu. Ia lebih
banyak terfokus pada Min Hye yang saat itu sedang sibuk menyuapi Cheon Sa. Seiring
dengan matanya yang seolah tak dapat terlepas dari Min Hye, saat itu juga
senyuman terkembang di wajah tampannya. Seolah ada sebuah kehangatan yang
menyapa hatinya ketika menatap Min Hye, seseorang yang bahkan baru ditemuinya
beberapa jam.
‘Aku
rasa waktu bukan masalah untuk menemukan sebuah perasaan yang hangat, yang
dengan tiba-tiba datang dan menghangatkan hatiku…’ batin Jong In.
Ji Hyeon rupanya menangkap tatapan
Jong In terhadap Min Hye. Ia merasakan ada sesuatu yang berbeda dari cara
menatap Jong In terhadap Min Hye. (http://www.facebook.com/JHNimm.official)
‘Semoga
saja yang aku lihat dan aku pikirkan ini salah…’ batin Ji Hyeon.
Makan malam selesai. Sung Yeol pun
mengajak Won Geun, Bo Geum dan Jong In untuk minum soju. Ji Hyeon pun membantu menyiapkan beberapa botol soju dan beberapa snack untuk suami dan rekan satu timnya itu. Sedangkan Min Hye pun
pergi ke balkon untuk menimang Cheon Sa yang tampak mengantuk itu.
“Noona,
kau tak ikut minum?” tanya Won Geun.
“Aniyo,
aku sedang tidak ingin minum,” jawab Ji Hyeon.
Sung Yeol, Bo Geum, Won Geun dan Ji
Hyeon pun kembali terlibat dalam beberapa obrolan. Sedang yang lainnya sibuk
berbagi cerita, Jong In pun tiba-tiba beranjak dari duduknya.
“Mau kemana kau?” tanya Won Geun.
“Mencari udara segar,” jawab Jong
In.
Jong In pun meninggalkan Sung Yeol,
Ji Hyeon, Won Geun dan Bo Geum. Ia menuju ke balkon. Awalnya memang ia berniat
untuk mencari udara segar. Namun begitu menemukan Min Hye disana, ia pun
terpikir untuk menjadi lebih dekat lagi dengan Min Hye.
“Makanannya sangat enak,” ucap Jong
In.
Min Hye jelas terkejut ketika
mendengar suara Jong In yang tiba-tiba muncul itu.
“Apa kau yang memasaknya?” tanya
Jong In.
“Ne[11]…”
jawab Min Hye.
Jong In pun bersandar pada pagar
balkon yang memang lumayan tinggi itu.
“Aku tidak menyangka bahwa kita akan
bertemu lagi di sini,” ucap Jong In.
Min Hye pun hanya merespon ucapan
Jong In itu dengan menganggukkan kepalanya.
“Cheon Sa cantik sekali,” puji Jong
In.
Sebisa mungkin Jong In mencoba
mencairkan suasana yang memang terasa sangat canggung itu.
“Apa Cheon Sa itu adikmu?” tanya
Jong In.
Min Hye pun menatap Jong In. Jelas
ia sedikit terkejut dengan pertanyaan Jong In.
“Sebenarnya Cheon Sa adalah puteriku,”
jawab Min Hye.
Jong In jelas terkejut mendengar
jawaban Min Hye. Namun ia tak dapat menunjukkan keterkejutannya itu dihadapan
Min Hye karena ia takut bahwa Min Hye akan salah paham.
“Ji Hyeon Eonni adalah kakak iparku,” ucap Min Hye.
Di balik pintu rupanya Ji Hyeon
memperhatikan Min Hye dan Jong In. Seketika timbul keyakinan dalam dirinya
bahwa Jong In menaruh ketertarikan akan Min Hye. Namun pada kenyataannya Min
Hye bagaimanapun adalah adik iparnya. Ia harus menjelaskan semuanya pada Jong
In, tetapi ia juga tidak bisa melukai perasaan Jong In dan Min Hye. Karena
bagaimanapun, Ji Hyeon masih dapat menangkap bahwa Min Hye masih menunggu
kembalinya Tae Yong. Min Hye masih menyimpan kepercayaannya untuk Tae Yong dan
Ji Hyeon tidak bisa begitu saja menghancurkan kepercayaan itu.
****
Siang ini tim detektif Kepolisian
Elit Gangnam itu sedang beristirahat setelah selama berjam-jam menginterogasi
pelaku pembunuhan yang tidak juga membuka suaranya. Saat itu Ji Hyeon dan Sung
Yeol sedang meminum kopi bersama di balkon kantor. Mereka sedang mencoba untuk
menghirup udara segar setelah di buat kesal dan kehilangan kesabaran ketika
pelaku yang mereka interogasi itu membuat mereka kesulitan.
“Ji Hyeon Noona…”
Tiba-tiba Jong In datang.
“Waeyo?”
tanya Ji Hyeon.
Jong In pun menatap Sung Yeol.
“Hyung,
aku pinjam istrimu sebentar,” ucap Jong In.
“YA[12]!”
bentak Sung Yeol.
“Tenang saja, aku tidak akan
menyentuhnya,” ucap Jong In seraya menarik tangan Ji Hyeon.
Jong In pun membawa Ji Hyeon ke
ruangan penyimpanan barang bukti yang memang jarang sekali ada orang disana.
“Noona,
ada yang ingin kutanyakan padamu,” ucap Jong In.
Ji Hyeon dapat menangkap bahwa Jong
In pasti akan menanyakan hal-hal yang ada kaitannya dengan Min Hye. Ji Hyeon
pun mencoba mempersiapkan jawaban yang memang harus ia sampaikan dan
mengantisipasi pertanyaan apa yang akan Jong In tanyakan itu.
“Ini tentang Min Hye…”
“Mworago[13]?”
“Apa benar Cheon Sa itu adalah
puterinya Min Hye?”
“Min Hye mengatakan hal itu agar aku
tak mendekatinya? Apa Min Hye benar-benar tidak menyukaiku? Apa aku terlihat
aneh? Atau aku terlihat seperti penjahat?”
Ji Hyeon masih terdiam meskipun Jong
In ‘menyerangnya’ dengan begitu banyak pertanyaan yang bahkan seolah tak
memberikannya kesempatan untuk memberikan jawaban itu.
“Noona,
karena ini adalah kau, maka aku akan jujur padamu. Aku menyukai Min Hye. Bahkan
mungkin aku menyukainya sejak pandangan pertama. Mungkin ini terdengar aneh
bahkan lucu bagimu, tapi bagiku ini adalah kenyataan. Kenyataan bahwa aku
benar-benar menyukai Min Hye,” jelas Jong In.
“Jong In-a…”
Ji Hyeon akhirnya membuka suaranya
dan menatap Jong In.
“Noona,
jangan menatapku seperti itu dan membuatku khawatir,”
“Sekarang aku tanya, bisakah kau
diam dan mendengarkan jawabanku atas semua pertanyaanmu tadi?” pinta Ji Hyeon.
Jong In pun menganggukkan kepalanya
dan berusaha untuk terdiam seperti yang Ji Hyeon mintakan.
“Cheon Sa memang benar adalah puteri
dari Min Hye. Mungkin lebih tepatnya dikatakan puteri dari Min Hye dan adikku,
Lee Tae Yong,”
DEG!!!
Seketika jantung Jong In solah
berhenti berdetak untuk sejenak setelah mendengar jawaban Ji Hyeon.
“Min Hye mengatakan bahwa Cheon Sa
atau Lee Cheon Sa adalah puterinya itu adalah memang benar pada kenyataannya
seperti itu. Min Hye tidak sedang berbohong apalagi bercanda hanya untuk
membohongimu. Min Hye bukan orang seperti itu dan Min Hye tidak sekanak-kanak
itu. Apa yang Min Hye jelaskan padamu memang semuanya benar. Aku mendengar apa
yang kalian bicarakan malam itu,” jelas Ji Hyeon.
“Noona…”
Seketika Jong In merasa lututnya
melemas seolah tak sanggup lagi menahan beban tubuhnya. Namun sebisa mungkin ia
harus berusaha untuk menopang tubuhnya.
“Apa kau sungguh-sungguh menyukai
Min Hye?” tanya Ji Hyeon.
Jong In pun menatap Ji Hyeon.
“Ne…”
jawab Jong In.
“Apa kau ingin melihat Min Hye
bahagia?” tanya Ji Hyeon.
Jong In hanya menjawab pertanyaan Ji
Hyeon dengan menganggukkan kepalanya.
“Sekarang, maukah kau mendengarkan
ceritaku?” tanya Ji Hyeon.
“Sebenarnya aku tidak tahu apa aku
harus menceritakannya padamu atau tidak. Tapi aku menaruh kepercayaan itu
padamu. Kau tahu, sebenarnya ini adalah sebuah kesalahan yang dilakukan oleh
Tae Yong, juga olehku. Saat itu aku meminta Min Hye untuk menjadi tutor dan
membantu adikku, Tae Yong dalam pelajarannya. Karena aku tahu Min Hye memiliki
kemampuan untuk membantu Tae Yong dan Min Hye bersedia untuk membantu Tae Yong.
Dan akhirnya Min Hye pun selalu membantu Tae Yong belajar bahkan hingga Tae
Yong bisa lulus dari SMA dengan nilai yang baik,”
Perlahan buliran bening itu mulai
memenuhi mata indah Ji Hyeon.
“Sayangnya malam itu, aku tidak bisa
menyebutnya kesalahan atau mungkin aku juga tidak tahu bagaimana aku
menyebutnya. Malam itu adalah kelulusan Tae Yong. Min Hye datang dan ia
membawakan sebuah hadiah untuk kelulusan Tae Yong. Sayangnya aku harus pergi
karena ada sebuah kasus dan aku meninggalkan Min Hye di rumah. Rupanya Tae Yong
pulang dalam keadaan mabuk dan hingga terjadilah sesuatu yang tidak diinginkan.
Hingga akhirnya Min Hye mengandung anak Tae Yong dan sialnya Tae Yong justru
pergi setelah ia berjanji bahwa ia akan mempertanggungjawabkan kesalahannya,”
Jong In semakin terkejut mendengar
apa yang baru saja Ji Hyeon ceritakan.
“Apa kau bisa bayangkan bagaimana
perasaan Min Hye?” tanya Ji Hyeon.
“Min Hye pasti sangat terluka,”
jawab Jong In.
“Kau tahu, meskipun terluka Min Hye
masih merawat dan melahirkan seorang bayi yang ia beri nama Cheon Sa. Bahkan
selain merawat dan membesarkan Cheon Sa, Min Hye juga masih menaruh kepercayaan
bahwa Tae Yong akan pulang. Meskipun sampai saat ini masih belum ada
tanda-tanda bahwa anak kurang ajar itu akan pulang dan aku sendiri tidak tahu
dimana ia berada,”
Ji Hyeon kembali menatap Jong In.
“Setelah mendengar ceritaku,
sekarang masihkah kau bersedia untuk membuat Min Hye bahagia?” tanya Ji Hyeon.
Jong In terdiam. Ia mencoba untuk
menetralkan pikirannya dari segala bisikan-bisikan busuk yang mulai terngiang
ditelinganya.
“Selama lebih dari 1 tahun ini Min
Hye menderita. Mungkin memang ia tak menunjukkannya, tapi sebagai sesama wanita
aku dapat memahaminya. Di saat seperti ini, aku sangat merasa bersalah karena
sebagai kakak, aku tidak bisa mendidik adikku dengan baik. Hingga dengan
bodohnya ia melukai seorang gadis yang bahkan sangat baik terhadapnya. Hal itu
membuatku ingin menebus kesalahanku dengan segala cara dan aku ingin melihat
Min Hye kembali bahagia,”
“Noona,
bisakah kau percayakan hal itu padaku?” tanya Jong In.
Ji Hyeon menatap Jong In. Ia mencoba
mencari ketulusan dari mata Jong In.
“Aku mungkin bukan seorang pria yang
layak dengan segala kekuranganku, tapi aku ingin membahagiakan Min Hye. Karena
jujur, saat pertama kali aku melihatnya, saat pertama kali aku menatapnya, satu
hal yang tampak dimataku adalah kesepian yang begitu mendalam dan hal itu
terlihat dimatanya. Hal itu membuatku ingin melindunginya dan membuatnya
bahagia, terlebih setelah mendengarkan ceritamu ini,”
“Tentu,” jawab Jong In pasti. “Aku
bahkan akan menjaminkan nyawaku dan kau boleh memberikanku hukuman mati jika
saja aku tidak menepati kata-kataku,”
Ji Hyeon terdiam. Ia mencerna setiap
kata-kata yang Jong In ucapkan. Ia mencoba menyakini setiap apa yang Jong In
ucapkan.
“Bahkan jika Min Hye bersedia
menerimaku, aku akan menjadi Ayah bagi Cheon Sa,” ucap Jong In mantap.
Setelah terdiam, akhirnya Ji Hyeon
bermuara pada sebuah keputusan yang ia harap ini adalah keputusan yang benar
dan ia pun juga harus siap menanggung segala resiko yang mungkin saja akan
terjadi.
“Geurae[14]…”
jawab Ji Hyeon.
“Gomabseumnida[15]…”
ucap Jong In.
Ji Hyeon pun keluar dari ruangan
tersebut dan saat Ji Hyeon keluar rupanya Sung Yeol menunggu di depan pintu.
Sung Yeol pun menarik tangan Ji Hyeon dan kembali membawa Ji Hyeon ke balkon.
“Kau mendengarnya?” tanya Ji Hyeon.
Sung Yeol hanya menganggukkan
kepalanya dan kemudian menarik Ji Hyeon ke dalam pelukannya.
“Apa yang aku lakukan itu salah?”
tanya Ji Hyeon.
“Aniyo,”
jawab Sung Yeol.
Sung Yeol pun melepaskan Ji Hyeon
dari pelukannya dan menatap Ji Hyeon.
“Kau sudah melakukan hal yang benar,
jadi jangan terus selalu merasa bersalah,” ucap Sung Yeol.
Ji Hyeon menatap Sung Yeol. Hanya
Sung Yeol lah yang bisa membuatnya tenang dan yakin di saat ia merasa lelah dan
kesulitan seperti ini.
“Gomawo…”
ucap Ji Hyeon.
Sebuah sentuhan lembut bibir Sung
Yeol pun dengan sempurna menyapa kedua sayap bibir Ji Hyeon. Sentuhan hangat
yang sanggup memberikan semangat dan kasih sayang.
“Sekarang kau harus lebih banyak
tersenyum atau aku akan ‘menghukummu’ seperti tadi,” goda Sung Yeol. (http://www.twitter.com/JH_Nimm)
Ji Hyeon pun memeluk pria yang
begitu dicintai dan mencintainya itu.
“Kalau begitu, aku tidak akan pernah
tersenyum agar kau bisa ‘menghukum’ku,” goda Ji Hyeon.
“Gadis nakal,” ucap Sung Yeol seraya
mengeratkan pelukannya pada Ji Hyeon.
Rupanya di balik pintu, ada seorang
pria yang memperhatikan Ji Hyeon dan Sung Yeol. Pria itu adalah Park Bo Geum
yang memang sudah sejak lama menyukai Ji Hyeon. Bahkan sebelum Ji Hyeon menikah
dengan Sung Yeol.
‘Ah…
rupanya begini rasanya mengagumi istri orang lain, ini mungkin membuatku
seperti pria yang jahat, tapi apa yang bisa kulakukan?’ batin Bo Geum.
****
Di minggu pagi yang cerah, Min Hye
pun memutuskan untuk membawa Cheon Sa berjalan-jalan untuk sekedar menghirup
udara segar itu. Min Hye pun mempersiapan Cheon Sa dengan segala keperluannya
juga kereta bayi.
“Mau kemana?” tanya Ji Hyeon.
“Aku akan pergi berjalan-jalan di
taman sekitar rumah bersama Cheon Sa,” jawab Min Hye.
“Oh, itu bagus. Cuaca hari ini juga
sangat baik,” ucap Ji Hyeon.
“Apa kalian juga akan bergabung?”
tanya Min Hye pada Ji Hyeon dan Sung Yeol.
“Sepertinya tidak. Setelah satu
minggu ini kami bekerja, rasanya di hari Minggu sebaiknya kami beristirahat,”
jawab Sung Yeol.
Sung Yeol pun memberikan isyarat
pada Ji Hyeon untuk membiarkan Min Hye pergi sendiri.
“Kalau begitu, aku dan Cheon Sa akan
berangkat sekarang,” ucap Min Hye.
“Berhati-hatilah,” jawab Ji Hyeon.
Min Hye pun keluar dari rumah Ji
Hyeon. Segera setelah Min Hye keluar, Sung Yeol pun menghampiri Ji Hyeon yang
saat itu sedang menyeduh teh hangat.
“Bagaimana?” tanya Sung Yeol.
“Jong In mengatakan bahwa ia sedang
dijalan menuju ke sana,” jawab Ji Hyeon.
Ji Hyeon dan Sung Yeol pun melakukan
high-five untuk ‘misi’ yang sedang mereka jalankan itu.
Di taman, Min Hye pun menyusuri
jalanan yang mulai menghangat karena sinar matahari yang semakin terik di
minggu pagi musim panas ini. Ia tampak menghirup udara segar yang dihembuskan
angin musim panas itu. Wangi dedaunan pun turut berhembus terbawa angin membuat
udara semakin segar dan seolah memberikan semangat baru bagi siapa saja yang
menghirupnya.
“Cheon Sa-ya, lihatlah langitnya
indah sekali bukan?”
Cheon Sa yang berada dikereta bayi
itu juga tampak tersenyum dan senang bisa berjalan-jalan menghirup udara segar.
Jika saja ia sudah bisa berjalan, mungkin ia akan berlarian di taman untuk
menikmati setiap pemandangan yang ada.
“Kaja[16]…”
ajak Min Hye.
Min Hye pun melanjutkan
perjalanannya sembari menikmati setiap pemandangan taman. Hingga ia tidak
menyadari bahwa ada seorang pria dengan menggunakan pakaian serba hitam juga
menggunakan hoodie untuk menutupi
kepala dan sebagian wajahnya tengah memperhatikannya dari balik pepohonan. Pria
itu terus mengikuti Min Hye. Hingga seketika langkahnya terhenti ketika melihat
seorang pria berdiri dihadapan Min Hye dan membuat Min Hye juga menghentikan
langkahnya.
“Annyeong…”
“Jong In-sshi…”
“Rupanya kita bertemu lagi,”
Min Hye pun hanya menganggukkan
kepalanya untuk menjawab Jong In.
“Apa yang sedang kau lakukan di
sini?” tanya Jong In.
“Hanya berjalan-jalan untuk
menghirup udara segar,” jawab Min Hye.
“Bolehkah aku bergabung?” tanya Jong
In.
Min Hye sedikit terkejut dengan
pertanyaan Jong In. Namun sebelum Min Hye memberikan jawabannya, justru Jong In
meraih kereta bayi Cheon Sa dan mendorongnya.
“Kaja…”
ajak Jong In.
Meskipun suasana sangat canggung,
akhirnya Min Hye pun berjalan-jalan bersama dengan Jong In.
“Lihatlah, Cheon Sa tampak sangat
senang,” ucap Jong In.
“Ini pasti karena aku jarang
mengajaknya keluar seperti ini,” jawab Min Hye.
“Aeiy~ tidak baik terus berada di
dalam rumah. Kau harus lebih sering membawa Cheon Sa berjalan-jalan keluar.
Ajak Cheon Sa untuk mengenal bahwa dunia yang ada di sekitarnya itu begitu
indah,”
Min Hye hanya menganggukkan
kepalanya dan tersenyum untuk menjawab Jong In.
“Jika kau malas membawa Cheon Sa
berjalan-jalan, maka aku yang akan membawa Cheon Sa berjalan-jalan seperti
ini,”
Jong In pun menghentikan langkahnya
dan kemudian menatap Min Hye.
“Gwaenchanha…”
ucap Jong In.
Min Hye hanya menatap Jong In. Ia
sedikitnya dapat memahami makna dari tatapan Jong In itu terhadapnya. Bahkan ia
pun dapat merasakan sebuah ketulusan dari Jong In.
“Aku hanya ingin menjadi lebih dekat
denganmu dan menghilangkan kecanggungan ini,” ucap Jong In.
Min Hye pun menundukkan kepalanya.
Ia sungguh tak berani membalas tatapan Jong In saat ini.
“Ji Hyeon Noona sudah menceritakan semuanya padaku dan aku ingin membuatmu
bahagia,” ucap Jong In.
“Aku…”
“Kau tidak perlu memberikan jawaban.
Kau hanya perlu melihat sejauh mana usaha yang akan kulakukan untuk membuatmu
bahagia. Apapun usaha yang kulakukan, tolong terimalah. Terimalah hingga nanti
pada akhirnya aku siap untuk mendengar jawaban apapun yang akan kau berikan
padaku. Aku tidak akan memaksamu dan aku juga selalu siap untuk menunggu,”
Mendengar setiap ucapan Jong In, Min
Hye merasakan sebuah ketenangan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia
merasa seolah akan ada sebuah semangat baru yang membangkitkan seluruh
semangatnya yang sempat meredup dan memudar ketika masa-masa sulit yang ia
lalui. Namun meskipun ia merasakan ketenangan itu dari Jong In, ia masih
memikirkan akan Tae Yong yang masih ia harapkan akan kembali padanya dan Cheon
Sa itu.
****
Malam hari kembali datang. Jam tepat
menunjukkan pukul 10 malam. Saat itu Ji Hyeon dan Sung Yeol baru pulang setelah
berjalan-jalan mengenang masa-masa kencan mereka. Mendengar Ji Hyeon dan Sung
Yeol datang, Min Hye pun segera keluar dari kamarnya.
“Kau belum tidur?” tanya Ji Hyeon
saat melihat Min Hye.
“Aku menunggumu,” jawab Min Hye.
“Wae?”
tanya Ji Hyeon.
“Ada yang ingin kubicarakan,” jawab
Min Hye.
Ji Hyeon menatap Sung Yeol. Mereka
paham benar bahwa pasti Min Hye akan membicarakan apa yang Jong In katakan.
Sung Yeol pun menganggukkan kepalanya sebagai isyarat bahwa Ji Hyeon harus
mendengarkan apapun yang akan Min Hye katakan.
“Geurae…”
ucap Ji Hyeon. [http://www.twitter.com/JH_Nimm]
Min Hye pun mengajak Ji Hyeon menuju
ke balkon.
“Eonni…”
Min Hye menatap Ji Hyeon. Terbesit
sebuah keraguan dalam benaknya untuk bagaimana mengatakannya pada Ji Hyeon.
Namun bagaimanapun ia membutuhkan seseorang untuk membagi apa yang sejatinya
ada dalam pikiran dan perasaannya. Ia membutuhkan setidaknya sedikit masukan
untuk membantunya berpikir dan mempertimbangkan sekiranya apa yang harus ia
lakukan.
“Katakan saja,”
“Ini tentang pria bernama Jong In
itu,”
Meskipun sudah mengetahui dengan
benar bahwa Min Hye pasti akan membicarakan mengenai Jong In, namun Ji Hyeon
masih menaruh rasa penarasan akan apa yang Min Hye pikirkan dan pertimbangkan.
“Hari ini kami bertemu saat aku
mengajak Cheon Sa berjalan-jalan. Tiba-tiba dia mengatakan bahwa dia ingin
lebih dekat denganku. Aku juga mendengar darinya bahwa dia sudah mengetahui
tentangku darimu. Yang membuatku terkejut adalah dia mengatakan bahwa dia ingin
membahagiakanku. Aku sangat terkejut mendengarnya karena bagaimanapun aku tidak
pernah mengenalnya. Bahkan aku baru bertemu dengannya. Itupun saat aku pergi
berbelanja saat kalian makan malam. Waktu yang sangat singkat. Aku tidak terpikirkan
mengapa dia mengatakan hal itu,”
“Lalu apa kau memberikan jawabanmu?”
“Aku tidak bisa memberikan jawaban
apapun dan Jong In juga mengatakan bahwa aku tidak perlu memberikan jawaban
sampai waktunya tiba,”
Ji Hyeon pun menggenggam tangan Min
Hye. Saatnya baginya untuk menanyakan sebuah pertanyaan penting yang akan
menjadi titik awal penentu nantinya.
“Min Hye-ya, aku tidak tahu apakah
pertanyaan ini akan melukaimu, tetapi bagaimanapun aku harus menanyakannya
padamu,”
“Mworago?”
“Min Hye-ya…”
Ji Hyeon menatap Min Hye tepat
dimatanya.
“Apakah kau masih mengharapkan bahwa
Tae Yong akan kembali?”
“Eonni…”
To be continued…
Facebook link: https://www.facebook.com/notes/milky-daidouji/chaptered-infinite-sm-rookies-exo-yesterday-story-23/10207212689385955
Comments
Post a Comment