정말 그 사람이 좋니?
Do You Really Like that Person?
Black Romance present JH_Nimm’s special
birthday
A story by JH_Nimm
Title: 정말 그 사람이 좋니?
Also known as: Do You Really Like that Person?
Genre: Romance, Sad, Hurt,
Friendship, Songfiction
Length: Oneshoot
Rating: T
Disclaimer:
Ini FF murni hasil dari pemikiran saya dan BUKAN hasil plagiat. So, jangan
di Co-Pas seenak jidat, jangan di re-share tanpa seizin saya dan JANGAN di
plagiat.
Ini FF special ulang tahun saya.
Selain untuk ulang tahun saya sendiri, saya persembahkan FF ini untuk C-Clown dan Yedang
Entertainment, juga LOEN Entertainment.
Like it, leave your comment, please… dislike
it, don’t bashing, please…
Happy reading…
Gomawo…^^
Backsound:
C-clown ~ Far Away
Cast:
C-clown’s
T.K as Lee Min Woo
Lee Ji
Hyeon
C-clown’s
Ray as Kim Hyun Il
Yoon Ji
Eun
And other
cast.
= PROLOG =
Di setiap pertemuan,
mata ini selalu tak henti ingin menatapmu
Bahkan secara tak
sadar, mataku terarah untuk mengikuti kemanapun kau melangkah
Ya, aku hanya dapat
memandangmu
Aku hanya puas
menatapmu
Dan aku tahu aku
bodoh
Seharusnya aku tidak
hanya melihatmu
Jika saja aku punya
sedikit lagi keberanian, mungkin aku akan menghampirimu
Aku akan berlari ke
arahmu dan akan kukatakan, saranghae…
(2012/11/27)
Author’s POV
Tampak seorang gadis tengah
berjalan keluar dari sebuah kelas yang membuatnya begitu kesal karena materi
tambahan yang membuat jam istirahat sedikit terlambat. Begitu ia keluar dari
ruangan kelas bernuansa cream itu,
raut wajah manis gadis itu yang semula menampakkan kekesalan, kini perlahan
menyunggingkan kembali senyuman yang mulai mengembalikan semangatnya. Dengan
langkah pasti, ia terus berjalan menelusuri koridor untuk menuju ke sebuah
ruangan yang memang terpisah dari jajaran ruangan kelas. Di genggamnya sebuah
kertas origami berwarna biru muda yang kini dengan sempurna membentuk sebuah
burung. Ia kini memasuki sebuah taman yang menjadi pemisah ruang ganti dengan
jajaran ruangan kelas itu. Sebuah senyuman terus tersungging dari bibir
tipisnya.
Ketika gadis itu baru saja
sampai di sebuah ruangan yang menjadi tujuan awalnya, senyuman manis itu
perlahan menghilang dari raut wajahnya. Senyuman itu tergantikan oleh sebuah
rasa terkejut. Rasa sesak kini mendominasi perasaan gadis manis itu hingga ia
menghentikan langkahnya sejenak.
“Sudah ku duga…” gumamnya pelan
pada dirinya sendiri.
Raut wajah yang menampakkan
sebuah kesedihan semakin jelas terlihat dari wajah yang semula di hiasi
senyuman itu. Mata mungilnya mulai berkaca-kaca, namun ia masih tak menghendaki
untuk mulai menangis. Perlahan ia mulai berbalik arah dan mengurungkan niatnya
menuju ke sebuah tempat yang menjadi tujuan awalnya, yaitu ruang ganti. Seiring
dengan langkahnya, burung origami yang semula di genggamnya itupun terjatuh dan
tergeletak di tanah. Ya, semula gadis itu bermaksud untuk meletakkan burung
origami itu di sebuah loker milik seseorang yang ia sukai. Namun begitu melihat
sebuah pemandangan yang membuatnya sesak, ia membatalkan niatnya hingga
akhirnya burung origami itupun terbuang begitu saja tanpa ia pedulikan lagi dan
bahkan burung origami itu tidak sampai pada orang yang ia tuju. (http://jh-nimm.blogspot.com)
Seorang pemuda keluar dari
persembunyiannya, ia berjalan ke arah gadis itu pergi. Ia menghentikan
langkahnya tepat di dekat burung origami itu terjatuh. Ia memandangi gadis
manis yang kini terus menjauh dari jarak pandangnya itu. Setelah gadis itu
benar-benar pergi, ia memungut burung origami itu. Di bukanya dengan hati-hati
rangkaian origami yang membentuk burung itu hingga kembali ke bentuk semula,
sebuah kertas berbentuk persegi.
“Tetaplah tersenyum cerah, karena senyumanmu cerahkan hariku… ~J~”
Setelah membaca isi yang
tertulis dalam kertas origami itu, pemuda itu hanya menatap kosong ke arah lain
sementara tangannya perlahan meremas kertas itu. Ada sebuah rasa sakit yang
menjalar di hatinya, namun ia tak kuasa menampakkannya, selain ia hanya mampu
memendamnya.
Meoreojilkkabwa,
naega shirheojilkkabwa…
Jika kau pergi
menjauh, jika kau mungkin tidak menyukaiku…
Marhago
sipheottneunde, ibi ddeoreojijiga anhasseo…
Aku ingin mengatakannya
padamu, tetapi bibirku tak dapat bergerak…
“Ji Hyeon-a…” terdengar sebuah
suara yang membuat seorang gadis yang tengah duduk menyendiri di halaman
belakang sekolah itupun mengalihkan pandangannya sejenak untuk mengetahui
pemilik suara yang memanggil namanya itu.
Gadis bernama Ji Hyeon itu hanya
menatap sejenak sesosok pemuda yang berdiri di belakangnya itu dan tanpa
sepatah katapun, ia kembali mengarahkan pandangannya pada hamparan rumput hijau
yang membentang dihadapannya.
“Apa yang kau lakukan di sini?”
tanya pemuda itu seraya duduk di samping gadis bernama Ji Hyeon itu.
“Eobseo¹… ” jawab Ji Hyeon datar.
“Aku…” ucapan pemuda itu tertahan
begitu Ji Hyeon mengalihkan pandangannya dan menatap wajahnya sejenak.
“Aku hanya sedang mencari udara
segar di sini…” ujar Ji Hyeon seraya memeluk lututnya.
Dalam hati pemuda itu sebenarnya
sangat berkecamuk sebuah perasaan yang sebenarnya tak ia mengerti juga. Dalam
hatinya kini ada perasaan sakit, cemburu, terluka dan bahagia.
“Kenapa kau ada di sini?” tanya
Ji Hyeon.
“Ji Hyeon-a… aku… pasti sesuatu
telah terjadi, bukan?” tanya pemuda itu balik.
“Min Woo-ya, apa maksudmu?”
tanya Ji Hyeon dengan sebuah tawa kecil mencoba menyembunyikan perasaan yang
tengah berkecamuk dalam batinnya di hadapan pemuda bernama Min Woo itu.
“Aku sudah lama mengenalmu dan
aku tahu jika kau menyendiri seperti ini, pasti sesuatu tengah terjadi,” jawab
Min Woo.
“Itu hanya hipotesamu,” ujar Ji
Hyeon.
“Ji Hyeon-a, aku sangat
mengenalmu. Satu hal yang tidak pernah kau sadari adalah matamu menceritakan
apa yang tengah terjadi padamu, matamu tidak pernah bisa menyembunyikan
perasaanmu yang sebenarnya,” ujar Min Woo tanpa melepaskan tatapannya dari
wajah Ji Hyeon.
“Min Woo-ya…” ucap Ji Hyeon
setengah berbisik.
“Mwoya²?” tanya Min woo datar.
“Kau tahu, seharusnya aku tidak
memaksakan diri,” ujar Ji Hyeon seraya memalingkan wajahnya ke arah berlawanan.
“Min Woo-ya, aku merasa sejak awal memang akan seperti ini akhirnya, tapi
kenapa aku tetap memaksakan diri? Aku bodoh, kan?” tanya Ji Hyeon. (http://jh-nimm.blogspot.com)
“Ji Hyeon-a…” Min Woo tahu
benar, jika Ji Hyeon memalingkan wajahnya ke arah yang berlawanan ketika ia
berbicara, itu artinya Ji Hyeon sedang menutupi tangisnya.
“Wae ireohke³?” tanya Ji Hyeon pelan.
“Arasseo⁴…” hanya itu kata-kata yang sanggup meluncur dengan lancar
dari mulut Min Woo.
Min Woo pun menarik Ji Hyeon ke
dalam pelukannya demi membiarkan agar Ji Hyeon bisa melepaskan semua beban di
dadanya. Hal itu membuat semua kata-kata yang sudah ia rangkai, terhapus begitu
saja sebelum sanggup ia ungkapkan. Dalam hatinya, ia ingin sekali membuat Ji
Hyeon berhenti menyukai pemuda yang jelas-jelas tidak merespon perasaannya
sedikitpun. Lebih tepatnya lagi, seorang pemuda yang kini sepertinya akan
kembali memulai sebuah hubungan dengan seorang gadis yang sempat bersamanya
dulu. Seorang pemuda yang tidak peka bahwa di satu sisi ada Ji Hyeon yang
selalu memperhatikannya dan menyukainya.
***
I don’t
know, I don’t know, nado moreugesseo ireon gamjeong…
Aku tidak tahu, aku
tidak tahu, aku tidak tahu apa yang aku rasakan…
I don’t
know, I don’t know, naega museum jiseul haneun geonji…
Aku tidak tahu, aku
tidak tahu, aku tidak tahu apa yang aku lakukan…
Saat itu, Ji Hyeon tengah
berjalan menuju ke kelasnya. Namun Ji Hyeon menghentikan langkahnya ketika
melihat seorang pemuda yang begitu ia kenali tengah duduk di bawah pohon besar
yang tumbuh tepat beberapa meter dari gedung ruangan kelas itu. Meskipun
hatinya ragu dan mengatakan ‘tidak’, tapi langkah kakinya tetap membawanya
untuk mendekat pada pemuda itu.
“Ji Hyeon-a…” ternyata pemuda
tersebut melihat Ji Hyeon melangkah ke arahnya.
“Joheun achim⁵…” sapa Ji Hyeon dengan sebuah senyuman kecil yang ia
perlihatkan seperti biasanya ketika mereka bertemu.
“Tidak biasanya kau datang
sedikit terlambat,” ujar pemuda itu.
“Aku sedikit terlambat bangun
pagi,” Ji Hyeon mencoba menetralkan perasaan yang kini berkecamuk di hatinya.
“Duduklah…” pemuda itu
mempersilakan Ji Hyeon untuk duduk di sampingnya, di atas rerumputan hijau.
“Hyun Il-a…” terdengar suara
seorang gadis yang dengan ceria
memanggil nama pemuda itu.
Dari kejauhan, Ji Hyeon bisa melihat
pemilik suara itu tengah berjalan sambil melambai-lambaikan tangannya dengan
ceria ke arahnya dan Hyun Il. Kedatangannya membuat Ji Hyeon urung duduk di
samping pemuda bernama Hyun Il itu.
“Ji Hyeon-a, rupanya kau juga
ada di sini,” ujar gadis itu ketika melihat Ji Hyeon.
“Sebaiknya aku ke kelas
sekarang,” Ji Hyeon hendak melangkahkan kakinya, namun gadis itu menahan tangan
Ji Hyeon.
“Kenapa terburu-buru?” tanya
gadis itu.
“Ji Eun-a, mianhae⁶… aku baru ingat tugasku belum sepenuhnya selesai,” jawab
Ji Hyeon.
“Aigoo⁷, mengapa kau begitu rajin?” tanya Ji Eun dengan nada sedikit
menyindir.
“YA!⁸ Ji Hyeon-a, rupanya kau di sini, aku mencarimu…” ujar sebuah
suara yang sangat Ji Hyeon kenali.
“Min Woo-ya, kau membuatku
terkejut…” ucap Ji Eun sedikit terkejut dengan kedatangan Min Woo yang memang
muncul dari belakangnya itu.
“Ji Hyeon-a, bukankah kau
kemarin berjanji untuk menjelaskan ulang materi yang disampaikan Young Min Seonsaengnim⁹?” tanya Min Woo. (http://jh-nimm.blogspot.com)
“Ah, iya…” jawab Ji Hyeon
tanggap dengan pertanyaan Min Woo yang sebenarnya berusaha menyelamatkannya
dari situasi yang sebenarnya tidak menyenangkan itu.
“Sebaiknya kita ke kelas
sekarang…” ajak Min Woo seraya menarik tangan Ji Hyeon.
Ji Hyeon hanya menatap Hyun Il
yang ternyata tengah menatapnya itu sekilas, dan tanpa banyak bicara ia pun
melangkah kemana Min Woo membawanya. Di satu sisi, ia merasa ingin bersama Hyun
Il lebih lama, namun di sisi lain, perasaannya tidak menghendaki jika ia harus
lebih lama melihat Hyun Il bersama Ji Eun lebih lama.
Jeongmal
geu sarami johni?
Apakah kau
benar-benar menyukai orang itu?
Geu
namjan neol saranghal jul molla
Pria yeng tidak tahu
bagaimana mencintaimu
Ni
yeope geu saramboda naega deo jal eoullil tende
Aku akan lebih cocok
di bandingkan dengan pria di dekatmu
Jeongmal
geu sarangi johni?
Apakah kau
benar-benar menyukai cinta itu?
Ni
nunmul naega daeshin dakkajulkke
Aku akan menghapus
air matamu
Ulji
malgo naegero, But I know
Jangan menangis dan
datanglah padaku, tapi aku tahu
“Ji Hyeon-a…”
“Gomawo, ¹⁰Min Woo-ya…”
Ji Hyeon pun masuk ke dalam
ruangan kelas yang saat itu masih sepi. Sementara Min Woo hanya menatap Ji Hyeon
dari bibir pintu. Setiap hari, Min Woo hanya bisa menyaksikan bagaimana
perasaan gadis yang ia cintai itu terluka. Dalam pikiran Min Woo, hanya ada Ji
Hyeon dan perasaannya terhadap Hyun Il. Tak jarang bahkan Min Woo tidak pernah
memikirkan perasaannya sendiri.
“Ji Hyeon-a…” ucap Min Woo
seraya duduk di samping Ji Hyeon yang saat itu sedang menatap ke arah luar.
“Sejujurnya aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiranmu, kenapa kau masih
menyukai pria yang jelas-jelas dia tidak menanggapi perasaanmu sedikitpun? Apa
kau merasa nyaman perasaanmu terus tersiksa seperti ini?”
Ji Hyeon tidak bergeming.
“Aku tahu kau sangat
menyukainya, bahkan mungkin kau mencintainya, tapi aku juga tidak bisa
melihatmu seperti ini. Lihatlah, sedikitpun dia tidak pernah menghiraukanmu
apalagi menghiraukan perasaanmu. Setiap pertemuanmu dengannya, aku bisa melihat
bagaimana matamu memancarkan kesedihan yang selalu kau tutupi dengan
senyumanmu. Apa kau tidak merasa lelah dengan semua ini?”
Ji Hyeon masih tidak bergeming.
“Tidak bisakah kau melihat bahwa di sampingmu ada seorang pria yang
bisa lebih mencintaimu?” gumam batin Min Woo.
“Ya, terkadang aku memang
terpikir merasa lelah seperti ini. Benar apa yang kau katakan bahwa aku memang
menutupi kesedihanku di balik sebuah senyuman. Tapi apa yang bisa ku lakukan?
Aku hanya bisa mencintainya. Tolong, mengertilah…” pada akhirnya Ji Hyeon buka
suara.
“Ji Hyeon-a, tapi aku tidak mau
kau terus seperti ini. Pikirkanlah perasaanmu juga. Jangan hanya memikirkannya
yang bahkan mungkin dia tidak pernah memikirkanmu seperti kau memikirkannya.
Seharusnya…”
“Geumanhae¹¹, Min Woo-ya!”
Ji Hyeon pun beranjak dari
duduknya dan kemudian berlari meninggalkan Min Woo yang hanya bisa tertegun
ketika melihat Ji Hyeon pergi. Dalam batinnya, ia merasa bersalah karena
mungkin ia terlalu kasar dan bahkan egois. Tapi apa yang bisa Min Woo lakukan?
Selama ini ia sudah cukup puas memendam perasaannya terhadap Ji Hyeon, namun ia
juga tidak bisa menyatakan perasaannya begitu saja pada Ji Hyeon mengingat Ji
Hyeon masih sangat menyukai Hyun Il. (http://jh-nimm.blogspot.com)
***
Jeongmal
dabdabhae niga banghwangdoeneuge boyeo
Aku sangat frustrasi,
aku bisa melihatmu menghilang
Nan
neowa danduri ittadaneun sangsange
Pemikiran bahwa aku
akan sendirian tanpamu
Gibun
johajwo sireun nollaseo
Aku akan bahagia –
tapi sebenarnya aku sangat terkejut
Nae
yeopjarien naeoga gyeote eobseottdan geol mollasseo
Aku tidak tahu bahwa
kau tidak pernah di sini di sampingku
(Ni
yeope maeil ittgo sipheunde, Everyday, ni moksori ga deutgo sipheunde)
(Aku ingin berada di
sampingmu setiap hari, setiap hari, aku ingin mendengar suaramu)
Amudo
moreuge dagawaseo naui soneul jabwajwo
Tanpa di ketahui,
datanglah padaku dan genggam tanganku
Hari-hari menjadi sangat berat
bagi Min Woo. Karena selama beberapa hari terakhir semenjak perdebatan kecilnya
dengan Ji Hyeon, Ji Hyeon mulai menjauh. Ji Hyeon marah pada Min Woo dan Min
Woo mengerti akan hal itu. Min Woo benar-benar merasa bersalah. Ketika mereka
bertemu, Min Woo ingin sekali meminta maaf, namun Ji Hyeon kini selalu
menghindarinya. Bahkan ketika mereka bertemu muka, Ji Hyeon hanya memalingkan
wajahnya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Itu benar-benar menyakitkan
bagi Min Woo.
“Ji Hyeon-a…” panggil Min Woo
seraya mengejar Ji Hyeon yang terus berlalu tanpa menghiraukannya.
“Ji Hyeon-a…” ucap Min Woo
seraya meraih tangan Ji Hyeon untuk menahan langkah Ji Hyeon.
Ji Hyeon menepis tangan Min Woo.
“Ku mohon, dengarkan aku… mianhae…” ucap Min Woo.
Ji Hyeon menatap Min Woo tajam,
kemudian berlalu tanpa menghiraukan Min Woo lagi.
“Ji Hyeon-a…”
Nado
moreuge neol bulleo
Tanpa di ketahui, aku
memanggil namamu
Neol
bomyeo nae gaseumi ddeollyeo
Ketika aku melihatmu,
hatiku bergetar
Cheombutheo
ni nunbiche kkeullyeo
Semenjak awal, aku
tertarik pada matamu
Orae
dwaesseo neoreul johahage dwaesseo
Sudah semenjak lama
sejak aku mulai menyukaimu
Saat itu, Ji Hyeon tengah
menyendiri di ruang musik. Perlahan jemarinya menyentuh tuts-tuts piano dan
memainkan sebuah lagu yang cukup mewakili perasaannya saat ini. Bagi Ji Hyeon,
keadaan ini benar-benar sulit. Karena seseorang yang ia pikir adalah sahabatnya
sendiri, tidak cukup mengerti bagaimana perasaannya terhadap Hyun Il. Ingin
sekali Ji Hyeon menangis untuk melepaskan semua kepenatan dalam batinnya itu,
namun seolah ada sesuatu yang menahan air matanya.
Ketika Ji Hyeon tengah memainkan
piano itu, ternyata ada seorang pemuda yang sejak tadi mendengarkan
permainannya. Pemuda itu hanya tersenyum tanpa melepaskan tatapannya pada Ji
Hyeon yang tengah memainkan piano itu.
“Permainan yang bagus…” ujar
pemuda itu seraya bertepuk tangan dan melangkah mendekat pada Ji Hyeon.
Ji Hyeon terkejut. Ia pun segera
mencari pemilik suara yang sangat ia kenali itu.
“Hyun Il-a, sejak kapan kau di
sini?” tanya Ji Hyeon.
“Cukup lama,” jawab Hyun Il
seraya menyandarkan tubuhnya pada piano berwarna cokelat tua itu. “Permainan
pianomu sangat baik, tapi kenapa kau memainkan lagu yang sedih?” tanya Hyun Il.
“Aku hanya sedang ingin
memainkannya,” jawab Ji Hyeon asal. (http://jh-nimm.blogpsot.com)
“Geojitmal¹²…” ucap Hyun Il yang membuat Ji Hyeon sedikit tersentak.
“Apa maksudmu?” tanya Ji Hyeon.
“Lagu itu mewakili perasaanmu,
bukan?” tanya Hyun Il balik.
“Aniyo¹³…” jawab Ji Hyeon datar.
“Ji Hyeon-a…”
“Sebaiknya aku kembali ke
kelas,” ucap Ji Hyeon seraya beranjak dan hendak melangkahkan kakinya namun
Hyun Il meraih tangannya dan menahannya.
“Wae¹⁴? Kenapa kau selalu seolah-olah menghindariku?” tanya Hyun Il.
“Aku tidak menghindarimu, itu
hanya perasaanmu saja,” jawab Ji Hyeon sembari berusaha melepaskan tangan Hyun
Il dari tangannya.
“Apa aku bersalah padamu?” tanya
Hyun Il.
“Bersalah?” tanya Ji Hyeon
balik.
“Beberapa hari ini kau terlihat
seperti sedang menghindariku. Sejujurnya aku merasa tidak nyaman kau
seolah-olah menghindariku seperti ini,” ucap Hyun Il.
“Sudah ku katakan, itu hanya
perasaanmu saja,” ujar Ji Hyeon.
Hyun Il hanya menatap Ji Hyeon,
begitupun sebaliknya. Secara perlahan, Hyun Il mendekatkan wajahnya pada wajah
Ji Hyeon.
“Aku tidak sedang menghindari
siapapun,” ucap Ji Hyeon seraya melangkah mundur.
“Eung… ku dengar dari Ji Eun, kau bertengkar
dengan Min Woo. Benarkah?”
“Eum? Tidak, aku dan Min Woo
hanya terlibat perdebatan kecil,” jawab Ji Hyeon.
“Ji Hyeon-a, kau menyukai Min
Woo?” tanya Hyun Il secara tiba-tiba.
“Aniya¹⁵, Min Woo adalah sahabatku sejak kecil,” jawab Ji Hyeon
cepat.
“Jika hanya pertengkaran kecil,
kenapa kau begitu bersedih seperti ini?” tanya Hyun Il.
“Aku…” ucapan Ji Hyeon tertahan
karena Hyun Il melingkarkan tangannya di leher Ji Hyeon dan dengan cepat
mendaratkan bibirnya di bibir Ji Hyeon.
Sontak Ji Hyeon terkejut dengan
perlakuan Hyun Il itu. Ternyata pada saat itu, ada seorang pemuda yang secara
tersembunyi melihat kejadian itu. Pemuda itu tak lain adalah Min Woo.
***
Author’s flashback
Move
now sarajyeo bogido neomu himdeuljyo
Move now, menghilang
begitu saja karena terlalu sulit bagiku untuk melihatmu
Idaero
neol bondamyeon pyeongsaeng hagetjjyo
Jika aku
meninggalkanmu seperti ini, aku akan menyesal selamanya
Geu
namja nugabwado neol himdeulkke haneun Bad boy
Setiap orang bisa
melihat pria itu adalah bad boy yang akan membuatmu berjuang
Naega
deo jalhaejulkke, Baby
Aku akan menjagamu
lebih baik, baby
Meoreojyeo
gandaneun saenggage meongi deureoga nae mame
Hatiku memar
memikirkanmu yang semakin menjauh
Ajikdo
neoui nun gae dareun namjaga noine
Tapi di dalam matamu,
di sana ada pria lain
I wanna
break down, I wanna break down
Ingin ku hancurkan,
ingin ku hancurkan
Mianhae…
Maafkan aku…
Ketika Ji Hyeon keluar dari
ruangan kelas setelah perdebatan kecilnya dengan Min Woo, ternyata ada seorang
pemuda dan seorang gadis yang melihatnya berlari.
“Hyun Il-a, kejarlah…” ujar
gadis itu.
“Mothae¹⁶…” jawab Hyun Il.
“Wae? Bukankah kau menyukainya?” tanya gadis itu.
“Ji Eun-a, bukankah kau juga
mengerti bahwa ini tidak mudah bagiku?” tanya Hyun Il balik.
“YA! Hubungan Ji Hyeon dan Min Woo hanya sebatas sahabat. Mereka
sangat dekat karena memang mereka bersahabat sejak kecil,” bentak Ji Eun.
“Tidak bisakah kau melihat dari
mata Min Woo tersimpan sebuah perasaan yang lebih dari sekedar sahabat untuk Ji
Hyeon?” tanya Hyun Il.
“Tapi tidak ada salahnya jika
kau memperjuangkan Ji Hyeon,” balas Ji Eun. “Apa kau nyaman melihat gadis yang
kau sukai, ah ani¹⁷, gadis yang kau
cintai bersedih?” tanya Ji Eun.
“Lalu bagaimana denganmu
sendiri? Apa kau nyaman melihat seseorang yang kau cintai, kini mencintai gadis
lain da kau tahu benar akan hal itu?” tanya Hyun Il balik. (http://jh-nimm.blogspot.com)
“Berhentilah memikirkan
perasaanku, Hyun Il-a… Aku memang sangat mencintaimu, tapi kali ini aku bisa
membatasi perasaan cintaku padamu hanyalah sebatas perasaan cinta seorang
sahabat pada sahabatnya, bukan seperti setahun yang lalu,” jelas Ji Eun.
“Hyun
Il-a, sekarang yang perlu kau lakukan adalah buat Ji Hyeon bahagia. Buat dia
tersenyum dan genggamlah tangannya ketika ia merasa takut. Peluklah dia ketika
ia merasa sedih. Tetaplah berada di samping Ji Hyeon untuk menjaga Ji Hyeon
semampu yang bisa kau lakukan,” ujar Ji Eun seraya menepuk bahu Hyun Il lalu
melangkah meninggalkan Hyun Il yang tertegun melihatnya.
“Kau sudah berubah banyak. Gomawo, Ji Eun-a…” gumam batin Hyun Il.
Flashback END
Soljikhi
niga naegen neomu gwabunhan geo ara
Sejujurnya, aku tahu
kau terlalu baik untukku
Neo
malgo dareun yeojaneun pilo eobseo, Baby
Tapi jika bukan kau,
aku tidak butuh gadis lain, baby
Naneun
neo hanabakke molla
Aku hanya tahu kau
seorang
Jigeum
neo animyeon na michilji molla
Jika itu bukanlah
kau, aku mungkin akan menjadi gila
Min Woo sangat terpukul dengan
apa yang baru saja di lihatnya. Ia pun memutuskan untuk segera meninggalkan
tempat yang baru saja ia pijak itu dengan pergi ke tempat lain yang mungkin
akan membantunya melupakan sesuatu yang tidak seharusnya ia lihat itu.
“Aaaarrrggghhhh!!!” teriak Min
Woo.
Kali ini, Min Woo tak sanggup
lagi menahan rasa sesak yang menjalar di hatinya. Wajah Min Woo memerah,
rahangnya mengeras dan matanya memanas. Tanpa Min Woo kehendaki, cairan bening
itu keluar dari pelupuk matanya.
“Wae? Wae ireohke?” teriak Min Woo.
“Nan mothae… jebal…¹⁸” ucap Min Woo di sela tangisnya.
***
Meoreojilkkabwa
na geobi nanabwa
Jika kau pergi
menjauh, aku takut
Hokshirado
neowa naui saiga jeongmal eosaekhaejyeo meoreojilkkabwa?
Bagimana jika
hubungan kita menjadi sangat aneh dan kita menjadi semakin jauh?
Oenureun
naege malhago sipheo
Hari ini, aku ingin
mengatakannya padamu
(Malhago
sipheo keuge jal andoe)
(Aku ingin
mengatakannya padamu tapi ini tidaklah mudah)
Oneureun
naege malhago sipheo
Hari ini, aku ingin
mengatakannya padamu
I want to
just say it but I know I can’t do it
Aku ingin
mengatakannya tapi aku tahu aku tak bisa melakukannya
Hari ini adalah hari yang sangat
spesial bagi Min Woo. Dengan sebucket mawar putih dan sebuah kalung berbentuk
kunci yang ia bungkus rapi dengan kado berwarna putih itu, ia melangkah dengan
pasti menuju ke sebuah taman. Meskipun dalam pikirannya masih terbayang
kejadian yang seharusnya tak ia lihat itu, namun ia mencoba untuk melupakannya
dan fokus dengan tujuannya saat ini.
“Bagaimanapun caranya, entah itu kau akan menerimanya atau tidak, yang
jelas aku ingin menyatakan perasaanku selama ini. Kau harus mengetahuinya…”
gumam batin Min Woo.
Beberapa meter lagi, Min Woo
sampai di sebuah taman yang memang selalu ia kunjungi bersama Ji Hyeon itu.
Seperti yang Min Woo duga, dari kejauhan pun Min Woo dapat melihat Ji Hyeon
tengah duduk di bangku taman berwarna putih itu. Taman itu memang adalah tempat
kesukaan Ji Hyeon. Namun saat Min Woo hampir sampai, Min Woo menghentikan
langkahnya ketika melihat sesosok pemuda yang jelas-jelas sangat ia kenali itu
menghampiri Ji Hyeon.
“Hyun Il-a, bagaimana kau bisa
berada di sini?” tanya Ji Hyeon ketika melihat pemuda yang menghampirinya itu.
“Hatiku yang menuntunku untuk
selalu tertuju padamu,” jawab Hyun Il.
Ji Hyeon tersenyum mendengar
kata-kata Hyun Il. Senyuman yang bagi Min Woo selalu Ji Hyeon sembunyikan di
balik tangisnya.
“Saengil chukhae¹⁹…” ucap Hyun Il seraya menyerahkan sebucket bunga
lily pada Ji Hyeon.
“Bagaimana bisa kau tahu hari
ini aku berulang tahun?” tanya Ji Hyeon terkejut.
“Aku akan menjawabnya setelah
kau membuka kotak kecil dalam bunga ini,” jawab Hyun Il.
Ji Hyeon pun menerima bunga lily
yang dibawakan Hyun Il dan membuka kotak kecil berwarna putih yang ada dalam bucket bunga itu.
“Ige mwoya²⁰?” tanya Ji Hyeon ketika membuka kotak kecil itu.
“Sebuah kalung,” jawab Hyun Il
santai.
“Aku tahu, tapi apa maksudnya?”
tanya Ji Hyeon penasaran.
Hyun Il pun mengambil sebuah
kalung dengan liontin berbentuk bulan sabit itu dan memakaikannya di leher Ji
Hyeon.
“Kau lihat, aku memakai pasangan
dari kalung ini,” ucap Hyun Il seraya menunjukkan kalungnya dengan liontin
berbentuk bintang. “Kau adalah bulan yang selalu menerangiku dan aku adalah
bintang yang akan selalu menjagamu,” lanjut Hyun Il.
“Geurigo²¹?” tanya Ji Hyeon yang masih tampak sedikit bingung.
“Aku rasa tanpa aku perlu
mengatakannya, kau akan mengerti perasaanku,” jawab Hyun Il.
Hyun Il pun meraih Ji Hyeon ke
dalam pelukannya.
“Andwae… andwaeyo…²²” teriak batin Min Woo.
Ternyata Ji Hyeon membalas
pelukan Hyun Il dan tepat pada saat itu juga bunga mawar dan kado yang sengaja
ia bawa terlepas begitu saja dari genggamannya. Seluruh perasaan Min Woo saat
ini di penuhi rasa sesak. Min Woo pun membalikkan badannya dan dengan langkah
yang lemah, ia mencoba untuk pergi meninggalkan tempat yang awalnya adapah puncak
kebahagiaan baginya itu kini berubah menjadi saksi bisu dimana ia harus terluka
melihat gadis yang sangat ia cintai itu bersama dengan pria lain.
Sementara itu di sisi lain
taman, tampak seorang gadis juga menyaksikan apa yang Min Woo lihat. Gadis itu
tak lain adalah Ji Eun, mantan kekasih Hyun Il. Meskipun bagi Ji Eun, ini juga
sangat menyakitkan, tapi bagaimanapun ia juga ingin melihat Hyun Il bahagia
meskipun bukan karenanya.
“Semoga kalian selalu bahagia…” gumam batin Ji Eun.
Ji Eun mencoba untuk tersenyum
dan bahagia dengan melihat Hyun Il dan Ji Hyeon bersama. Namun matanya tak bisa
berbohong bahwa cairan bening yang kini sukses mengalir matanya mewakili apa
yang sejatinya ia rasakan. Akhirnya Ji Eun pun memilih untuk meninggalkan
tempat itu. (http://jh-nimm.blogspot.com)
Jeongmal
geu sarangi johni?
Apakah kau
benar-benar menyukai cinta itu?
Neon haengbokhae
boijiga anhae
Kau terlihat tidak
bahagia
Jamkkanirado
niga haengbokhaesseumyeon johgesseo
Aku ingin kau bahagia
meskipun hanya sekejap
Jeongmal
geu sarami johni?
Apakah kau
benar-benar menyukai orang itu?
Ni nunmul
naega daeshin dakkajulkke
Aku akan menghapus
air matamu
Ulji malgo
naegero, But I know
Jangan menangis dan
datanglah padaku, tapi aku tahu
= THE END =
Saengil
chukhahamnida… saengil chukhahamnida…
Saengil cukhae uri
JH… saengil chukhahamnida…
Semoga JH Nimm selalu bahagia… :D
Amin amin amin
Aciyee ciyee ada yang lagi ulang tahun nih… :3
Sejujurnya rada awkward
sama ini FF.
Pertama, ini FF castnya itu member C-Clown yang pastinya banyak yang gak tahu.
Jadi, gue jelasin dulu ya, C-clown itu boy group rookie asal Korea yang emang
kurang begitu terkenal. Tapi kok gue kenal? Ya iyalah, gue kan k-popers yang
gak hanya mengidolakan satu atau beberapa artis. Gue kan komitmen, kalo
misalnya gue jadi k-popers, ya gue harus welcome
sama artis-artis Korea, baik yang rookie
maupun yang lama. Terus kenapa di FF special
ulang tahun gue kok castnya harus
C-clown? Jawaban gue, ya terserah gue lah. Gue kan yang ulang tahun dan gue
yang nulis ceritanya, jadi dengan cara apapun, bagaimanapun dan siapapun gue
usaha bikin gue sendiri bahagia minimal di hari ulang tahun gue sendiri.
Sah-sah aja, kan kalo demi membahagiakan diri sendiri di hari ulang tahun?
Kedua, FF ini adalah songfiction dari lagunya C-clown yang paling baru, yaitu “Far
Away”.
Jadi buat yang gak tahu lagunya dan bahkan belum
pernah denger sama sekali, download
dan dengerin dulu deh. Lagunya likeable
kok. Selain FF ini adalah emang songfiction
yang jalan ceritanya terinspirasi dari lirik lagunya, di FF ini juga jujur gue
sedikit terinspirasi dari MVnya. Cuma kalo di MV aslinya kan yang galau-galau
itu Kang Jun, nah di sini gue bikin T.K yang galau. Tenang aja, gue gak plagiat
kok, liat aja MV aslinya sama FF gue, trus bandingin, beda kan? Gue juga udah
cantumin Yedang Entertainment selaku managementnya
C-clown sama LOEN Entertainment selaku yang merilis MVnya. :P
Ketiga, ini FF pertama gue yang castnya C-clown.
Bukan masalah sih. Jadi ya udah gak apa-apa.
Keempat, ini FF keluar setelah lama gue vakum di dunia
per-FF-an.
Makanya ini hasilnya rada berantakan juga. Secara gue
nulisnya di sela-sela tugas demi memenuhi tuntutan ulang tahun gue yang
pastinya minimal gue punya hadiah buat gue sendiri. Selain itu, sedikit curhat,
gue nulisnya di tengah rasa patah hati dan sesak sebenernya. Makanya di FF ini,
selain karena emang lagu dan MVnya, tapi gue pure curhat juga. Yah isi curhatannya liat dari judul FFnya aja. :P
Oke deh, gak usah kepanjangan jug ague bercuap.
Intinya makasih banget lho ya buat yang udah nyempetin baca dan komen FF gue.
Makasih banget buat apresiasinya.
Mohon maaf kalo semisal ada kata-kata yang gak enak di
denger dan atas ketidaksempurnaannya.
Ini adalah sebuah cerita buat gue sendiri sebenarnya
yang tapinya pengen gue share. :D
Regard,
JH Nimm <3 span="span">3>
Vocabulary:
¹ eobseo = tidak ada
² mwoya = apa
³ wae ireohke = mengapa
seperti ini
⁴ arasseo = aku mengerti
⁵ joheun achim = selamat
pagi
⁶ mianhae = maafkan aku
(non formal)
⁷ aigoo = aduh
⁸ YA! = hey!
⁹ seonsaengnim = guru
¹⁰ gomawo = terima kasih
(non formal)
¹¹ geumanhae = cukup
¹² geojitmal = bohong
¹³ aniyo = tidak (non
formal)
¹⁴ wae = kenapa
¹⁵ aniya = tidak (non
formal)
¹⁶ mothae = tidak bisa
¹⁷ ani = bukan/tidak
¹⁸ nan mothae, jebal =
aku tidak bisa, ku mohon
¹⁹ saengil chukhae = selamat
ulang tahun (non formal)
²⁰ ige mwoya = ini apa/
apa ini
²¹ geurigo = lalu
²² andwae, andwaeyo =
jangan
p.s) sebenernya ini FF kecepetan di publishnya,
secara ulang tahun gue 1 hari lagi. Tapi pas D-day nya, kemungkinan besar gue
gak bisa online, jadinya di post sekarang.
You know what nimm-ku?
ReplyDeleteAne sukaaa cerita yang dibuat. Masih khas JH-nim yang aku kenal. Pasti narasinya bikin mewek dibarengi dgn dialog yang ngena di hati.
Ini juga karena lirik yang sangat menyentuh.
GILAAAA. Ajib bener!!! Komposisi yang pas dah. Nikmat banget baca FF di tengah malam ke gini :D. Tapi untung ga mewek beneran, cuma nyesek jleb dan pengen ngerubah jalan cerita.
KASIAN MIN WOO ma JI EUN dong. Kali2 ke JH yang ngenes ampe nangis2 darah :D
wkakakakaboor.
Dan karena blum ultah, jadi besok pagi aje ya JH-nim yang ganteng*?* :D
#Tsuki
liat di
ReplyDeletehttp://www.facebook.com/notes/super-junior-fanfiction/ff-special-jh-nimm-bday-%EC%A0%95%EB%A7%90-%EA%B7%B8-%EC%82%AC%EB%9E%8C%EC%9D%B4-%EC%A2%8B%EB%8B%88-do-you-really-like-that-person/434679929913951
Seperti biasa kalau FF buatan Eonni psti dari awal sampek akhir berasa galau plus nyesek.Feel nya berasa banget.Ini emang happy ending tapi sebenernya sad ending.Kasihan Min Woo eonni-ya T_____T Bener-bener ciri khas eonni
ReplyDeleteLirik lagunya juga menyentuh banget.Jleb banget artinya.Gak bisa bilang apa-apa selain ok hehe Bener-bener sad ending T____T
ReplyDeletethank you so much, my dear dongsaengi Tsuki and Kiki <3
ReplyDeletethank you so much, my dear dongsaengi Tsuki and Kiki <3
ReplyDelete