Skip to main content

ONESHOOT SUPER JUNIOR = 가슴 속 한 사람/ A Person in My Heart


A story by JH_Nimm feat Kim Yoora
Genre           : Romance
Rating           : T
Length                   : Oneshoot

Cast:
Super Junior’ Leeteuk, Lee Jihyeon, Super Junior’s other member, Kim Yoora and other


== PROLOG ==
Sejak awal aku merasakan hal yang berbeda
Namun dapatkah sayap ini terbang menggapai hatimu lebih jauh?


Author’s POV
Bwara mr simple simple simple geuddaen geuddaen geuttaero meotjyo.. Bwara miss simple simple geuddaen geuttaero yeppeo.. SJ Call… 

            Suara itu menggelegar di sebuah ruangan berbentuk persegi dengan nuansa warna ungu itu. Bukan suara DVD atau suara member Super Junior yang tengah bernyanyi di ruangan itu. Tapi itu adalah suara handphone yang tengah bordering karena sebuah panggilan masuk yang tak juga di gubris oleh pemiliknya yang masih betah terlelap di bawah selimut berwarna ungu tua itu.
            “Eonni-ya…” terdengar sebuah suara yang juga menggelegar di tengah suara handphone yang terus berdering itu.
            “Eonni-ya!!!”, teriak pemilik suara itu lagi dan kali ini sambil menarik selimut berwarna ungu tua itu.
            “YA! Saengie, mwoya?” tanya seorang gadis masih dalam keadaan setengah sadar ketika selimutnya berhasil di tarik oleh adik sepupunya itu.
            “Sejak tadi handphone-mu berdering,” ujar gadis bernama Yoora setelah berhasil membuat Eonninya itu bangun.
            “Kenapa tidak kau angkat?” tanya gadis bernama Jihyeon sambil bangun dari tempat tidurnya dan segera meraih handphonenya.
            “Bukankah kau yang melarang semua orang termasuk aku untuk menyentuh handphone-mu?” tanya Yoora.
            “Hash! Kau!” ucap Jihyeon sambil menatap layar handphone-nya.
            “Yeoboseyo…” sapa Jihyeon malas. “Yeoboseyo…” sapa Jihyeon lagi saat seseorang yang meneleponnya di seberang sana tidak menjawab.
            Tapi tak lama setelah itu, sambungan teleponnya malah terputus. Tentu saja itu membuat Jihyeon kesal.
            “Geez… dasar tidak sopan. Mengganggu tidurku saja,” dengus Jihyeon kesal.
            Yoora yang sedari tadi masih berada di samping Jihyeon hanya menatap Jihyeon dengan heran.
            “Nugu?” tanya Yoora penasaran.
            “Molla…” jawab Jihyeon seraya membuang handphone-nya ke sembarang tempat dan kembali merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.
            Yoora hanya mengerucutkan bibirnya melihat kelakuan kakak sepupunya itu. Yoora pun beranjak dan berjalan keluar dari kamar Jihyeon.

Bwara mr simple simple simple geuddaen geuddaen geuttaero meotjyo.. Bwara miss simple simple geuddaen geuttaero yeppeo.. SJ Call… 

            Lagi-lagi handphone Jihyeon berdering dan Jihyeon tak menggubrisnya lagi. Tentu saja hal itu membuat mimpinta terganggu. Karena selain suara handphone-nya, suara Yoora juga kembali terdengar dengan jelas di telinganya. Dengan terpaksa Jihyeon pun bangun dan mengangkat telepon masuk itu.
            “Yeoboseyo… Nugu?” tanya Jihyeon ketus.
            “Eung… Joesonghamnida. Apa benar ini Lee Jihyeon? Aku member Super Junior yang…” ucapan si penelepon itu tertahan karena Jihyeon sudah lebih dulu terperanjat mendengar kata ‘Super Junior’ yang sangat akrab di telinganya.
            “Ne??? member Super Junior?” tanya Jihyeon senang sekaligus gugup bahkan nyaris tak percaya bahwa yang sedang meneleponnya saat ini adalah idolanya.
            “Super Junior?” ucap Yoora antusias ketika mendengar Jihyeon menyebut nama ‘Super Junior’.
            “Ne… aku yang akan menjadi pasangan kencanmu nanti,” ucap suara lembut di seberang sana.
            “Ah jinjjayo?” tanya Jihyeon senang.
            “Ne, sampai bertemu nanti ya…” ucap pemilik suara yang terdengar begitu lembut di telinga Jihyeon itu.
            “Hajiman, neoneun nugu?” tanya Jihyeon.
            “Nanti juga kau akan mengetahuinya,” ucap pemilik suara di seberang sana itu sambil memutus teleponnya.
            “Jamkkanman…” cegah Jihyeon untuk menahan agar telepoonya tidak dulu di putus, namun terlambat.
            Jihyeon tampak cemberut, namun di hatinya sebenarnya sangat senang. Karena dia akan berkencan dengan salah satu member Super Junior yang notabene adalah boy group yang sangat ia idolakan.
            “Eonni-ya, kau beruntung…” ucap Yoora.
            “Tapi aku tidak tahu siapa yang akan menjadi pasanganku,” ucap Jihyeon.
            “Memangnya Eonni ingin dengan siapa?” tanya Yoora menyelidik.
            Sebelum menjawab pertanyaan Yoora, Jihyeon segera memutar tubuh dan kepalanya menghadap ke salah satu poster besar yang terpajang manis di kamarnya itu.
            “Sungmin Oppa…” ucap Jihyeon sambil menatap poster itu dengan mata berbinar.
            “Bagaimana jika pasanganmu bukan Sungmin Oppa?” tanya Yoora.
            Seketika itu juga ekspressi wajah Jihyeon berubah.
            “Baiklah, jika tidak dengan Sungmin Oppa, boleh Kyuhyun Oppa, Siwon  Oppa, Heechul Oppa atau Kibum Oppa juga tidak masalah. Tapi…”  Jihyeon sengaja menggantung kalimatnya.
            “Tapi apa, Eonni?” tanya Yoora penasaran.
            “Tidak dengan pria tua itu,” ucap Jihyeon seraya menunjuk sebuah poster yang terpasang di sudut kamarnya dengan mata yang menatap tajam pada poster itu.
            “Leeteuk Oppa? Waeyo, Eonni?” tanya Yoora semakin penasaran.
            Jihyeon berpikir sejenak. Memikirkan jawaban yang bisa ia berikan pada Yoora. Padahal sebenarnya Jihyeon sendiri juga tidak tahu kenapa dia tidak menginginkan Leader Super Junior itu yang menjadi pasangan kencannya.
            “Hmm… Pertama, dia seorang ajushhi, sudah tua. Kedua, dia terkenal pelit. Ketiga, dia bukan Sungmin Oppa,” jawab Jihyeon ringan. Yoora menautkan alisnya karena bingung dengan jawaban Jihyeon.
            “Hash, jawabanmu tidak ada yang bisa di jadikan alasan. Walaupun Leeteuk Oppa sudah tua, tapi wajahnya tidak kalah muda dengan member lain. Dan masalah pelit? Dia hanya menghemat. Dan aku rasa, dia adalah leader yang paling baik hati. Untuk alasanmu yang terakhir, semua orang juga tahu kalau Leeteuk Oppa memang bukan Sungmin Oppa dan mereka jelas berbeda,” ujar Yoora yang terdengar seperti sedang membela Angel without wings itu seraya kembali duduk di tempat tidur Jihyeon dengan mata yang sedang memandang ke poster Leeteuk seolah terkagum-kagum.
            “Ah, sudahlah. Tidak usah banggakan dia di depanku. Kau tidak mengerti, Yoora-ya,” elak Jihyeon yang mulai merasa akan dicerahami oleh adiknya yang sedikit keras kepala jika sudah membahas hal semacam ini.
            “Apa bagusnya Sungmin Oppa?” tanya Yoora asal yang membuat Jihyeon menatap tajam padanya.
            “YA! Neo! Sekali lagi kau bertanya seperti itu, kupastikan kau tidak akan pernah bertemu dengan Eunhyuk Oppa dan Donghae Oppa,” ancam Jihyeon.
            “Andwae! Hash… Eonni, kau curang. Main ancam-ancaman seperti itu,” ucap Yoora.
            Jihyeon tersenyum bangga mendapati kemenangannya atas Yoora dalam perdebatan singkat itu.


~ Flashback a few days ago ~
Author’s POV
            Saat itu, Jihyeon tengah berjalan dengan tergesa-gesa menuju rumahnya yang tinggal beberapa meter lagi itu. Tapi saat di tengah jalan, tepatnya di depan Starbucks Coffee, tanpa di sengaja Jihyeon menabrak seorang lelaki paruh baya yang tengah berjalan kaki sambil menatap sekelilingnya dan terlihat sedang mencari sesuatu itu. Karena Jihyeon menabraknya, beberapa kertas yang ada di tangan lelaki paruh baya itu berjatuhan.
            “Ah, Ajusshi… Joesonghamnida…” ucap Jihyeon seraya membantu lelaki paruh baya itu mengambil kertas-kertasnya yang berjatuhan.
            “Aku tidak sengaja. Jeongmal mianhamnida…” ujar Jihyeon seraya memberikan kertas-kertas itu pada lelaki paruh baya itu.
            Ketika Jihyeon memberikan kertas itu, lelaki paruh baya itu tengah menatapnya. Jihyeon merasa heran dan aneh. Karena tatapan lelaki paruh baya itu benar-benar terlihat seperti tengah mengamatinya dan tersirat dari sorot matanya, lelaki paruh baya itu seolah mengatakan, ‘aku menemukannya’.
            “Ajusshi, kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Jihyeon.
            “Apa kau mengenal Super Junior?” tanya pria paruh baya itu secara tiba-tiba.
            “Ne? tentu saja…” ujar Jihyeon.
            Lelaki paruh baya itupun menyodorkan sebuah amplop berwarna pink kepada Jihyeon.
            “Ige mwoya?” tanya Jihyeon.
            “Ambillah,” ucap lelaki paruh baya itu.
            Jihyeon pun mengambil amplop berwarna pink itu dari tangan pria paruh baya itu.
            “Aku adalah perwakilan dari MBC 15 Days with Idol, dan selamat kau terpilih untuk menjalani kencan buta bersama salah satu member Super Junior yang menjadi bintang tamu acara kami episode kali ini,” jelas lelaki paruh baya itu.
            “Ne? jeongmalyo?” tanya Jihyeon yang masih tak percaya dengan apa yang dikatakn lelaki paruh baya itu.
            Dalam pikiran Jihyeon, mana mungkin orang yang apalagi mengaku sebagai perwakilan dari MBC memberikannya sebuah amplop yang bisa membawanya bertemu dengan idolanya seperti itu. Bahkan sempat terlintas dalam benak Jihyeon bahwa ia tengah bermimpi saat ini.
            “Ne. untuk memudahkan kami untuk memberimu infomasi selanjutnya, bolehkah aku meminta nomor yang bisa dihubungi?” tanya lelaki paruh baya itu.
            Jihyeon diam sejenak. Berpikir apakah orang yang berada dihadapannya ini benar-benar bukan penipu atau orang jahat. Melihat ekspressi wajah Jihyeon, lelaki paruh baya itu tersenyum sesaat seolah mengerti apa yang tengah ada dalam pikiran Jihyeon.
            ‘Tenang saja, aku bukan penipu atau orang jahat. Kau bisa lihat isi amplop itu untuk membuktikan kebenaran ucapanku,” ujar lelaki paruh baya itu.
            “Ah, ne.. Algesseumnida… Ini…” ucap Jihyeon seraya memberikan kartu namanya pada lelaki paruh baya itu.

~ Flashback END~


Jihyeon’s POV
            “Eonni-ya, aku rasa ini sangat cocok untukmu,” ucap Yoora sambil menyodorkan sebuah mini dress berwarna putih.
            Ya, hari ini aku sengaja pergi ke sebuah butik langgananku bersama Yoora sekedar untuk melihat-lihat. Ah, ani… sebenarnya aku sengaja ingin membeli sesuatu yang bisa aku kenakan saat menemui member Super Junior yang masih belum aku ketahui siapa salah satu diantara mereka yang akan menjadi pasangan kencanku itu. Hmm, dress-nya memang cantik. Tapi apa tidak berlebihan jika aku memakai dress itu saat pertama kali bertemu dengan member Super Junior yang akan menjadi pasanganku? Ah, Shirheo. Aku tidak ingin terlalu mencolok sebelum aku tahu siapa pasanganku.
            “Ani, ini terlalu mencolok. Dress ini lebih cocok untuk acara dinner atau acara yang lebih resmi,” ucapku seraya mengembalikan dress tersebut ke tangan Yoora.
            “Eoh? Bukankah kau akan bertemu dengan calonmu malam ini, Eonni?” tanya Yoora yang tampak kebingungan.
            “Calon? Kosakata pilihanmu terlalu berat, Yoora-ya. Iya, malam ini. Tapi bukan langsung dinner. Malam ini hanya sesi perkenalan saja,” ucapku.
            “Tapi, Eonni, kau beli saja. Ini sangat cantik. Siapa tahu mungkin nanti kau akan membutuhkan dress ini. Ayolah…” rengek Yoora yang terus membujukku agar mau membeli dress pilihannya itu.
            Aigoo~ apa yang dia pikirkan tentang aca itu? Aku saja belum tahu siapa pasanganku itu. Kenapa dia bisa berkata dengan yakinnya bahwa aku akan benar-benar membutuhkan dress putih itu?
            “Baiklah, aku akan membelinya. Tapi bukan warna ini,” ucapku tegas.
            “Eoh? Waeyo? Warna putih ini sudah sangat bagus dan cocok untukmu,” sahut Yoora.
            “Aku ingin membeli dengan warna kesukaan Sungmin Oppa,” ucapku sambil tersenyum membayangkan aku akan benar-benar berpasangan dengan Sungmin Oppa.
            “Mwo? Pink? Aigoo, Eonni… Ku ingatkan agar jangan terlalu yakin. Bagaimana kalau pasanganmu nanti adalah Leeteuk Oppa?” tanya Yoora lagi.
            Hash! Anak ini. Kenapa dia selalu mengaitkanku dengan Leeteuk Ajusshi? Kenapa dia tidak mendukungku menjadi pasangan Sungmin Oppa? Padahal jelas-jelas dia tahu bahwa aku adalah seorang Pumpkins, fans Sungmin Oppa. Geez…
***

            Malam ini aku datang ke Starbuck Coffee, yang menjadi tempatku untuk bertemu dengan member Super Junior calon pasangan kencanku. Sudah banyak kamera yang terpasang di sana. Bahkan lelaki paruh baya yang saat itu secara tidak sengaja ku tabrak juga ada.
            “Jihyeon-sshi, rupanya kau sudah datang…” ucap lelaki paruh baya itu saat melihatku.
            “Ne…” jawabku singkat.
            “Malam ini kau akan bertemu dengan member Super Junior yang akan menjadi pasangan kencanmu. Hanya sesi perkenalan, langkah kalian untuk semakin dekat,” ujar lelaki paruh baya yang ternyata adalah PD dari acara MBC 15 Days with Idol: Super Junior itu.
            “Boleh aku tahu siapa yang akan jadi pasanganku?” tanyaku.
            “Sebentar lagi dia akan datang. Tunggu saja,” ucap PD-nim.
            Akupun duduk di sebuah meja yang memang sudah dipersiapkan oleh crew MBC itu. Lumayan lama juga aku harus menunggu dan aku mulai merasa bosan. Tapi aku mengerti kesibukan member Super Junior yang memang padat jadwal itu. Ku alihkan pandanganku ke arah luar untuk menghilangkan rasa jenuhku. Semoga saja tidak ada kamera yang merekam wajah bosanku ini.
            “Sudah lama menunggu?” tanya sebuah suara yang tak asing bagiku.
            Akupun segera mengalihkan pandanganku pada pemilik suara itu. Apa-apaan ini? Kenapa harus dia?


Author’s  POV
            Jihyeon sebisa mungkin menutupi rasa terkejut dan rasa kecewanya dengan tersenyum seolah semuanya baik-baik saja. ironis memang. Karena semuanya berjalan tidak seperti yang Jihyeon harapkan.
            “Maafkan aku jika aku membuatmu lama menunggu,” ucap sesosok pria yang akan menjadi pasangan Jihyeon.
            “Gwaenchana…” ucap Jihyeon.
            Member Super Junior yang akan menjadi pasangan Jihyeon adalah Leeteuk, Sang Leader. Benar-benar tidak seperti yang Jihyeon harapkan, bukan? Tapi sejak kedatangannya dan percakapan yang sangat singkat itu, Leeteuk terus menatap Jihyeon. Sudah barang tentu, Jihyeon merasa tidak nyaman. Terlebih lagi baik Jihyeon maupun Leeteuk sama-sama terlihat canggung.
            “Kenapa sedari tadi kau menatapku seperti itu?” tanya Jihyeon.
            “Hmm… Karena aku tidak tahu apa yang harus aku katakan. Hajiman, neomu yeppeo, Jihyeon-sshi,” ucap Leeteuk.
            “Kau juga mengatakan hal itu pada Sora,” gumama Jihyeon sinis dengan suara pelan dan wajah yang sedikit tertunduk. Namun samar-samar Leeteuk bisa mendengar ucapan Jihyeon walaupun tidak jelas.
            “Ne? Kau bicara apa?” tanya Leeteuk.
            “Ah, ani. Gamsahamnida… Kau juga tampan,” jawab Jihyeon terbata-bata karena hampir ketahuan kalau dia sedang mengatai orang yang sedang ada dihadapannya itu.
            “Gamsahamnida…” Leeteuk tersenyum malu mendengar ucapan Jihyeon. Sedangkan Jihyeon sibuk merutuki dirinya sendiri di dalam hati karena ucapannya yang menurutnya sangat ‘bukan aku’ itu.
            Setelah itu, suasana kembali menjadi canggung. Tak ada bahan obrolan. Leeteuk yang terus menatap Jihyeon sambil tersenyum, sementara Jihyeon lebih memilih untuk menundukkan atau memandang ke arah lain untuk menghindari kontak mata dengan Leeteuk dan terlebih lagi ia merasa risih karena Leeteuk terus menatapnya.
            ‘Hash… Apa orang ini tak punya pekerjaan lain selain menatapku begitu?’ gumam batin Jihyeon kesal.
            “Eung… boleh aku tanya sesuatu?” tanya Leeteuk yang berusaha mencari bahan obrolan agar suasana canggung diantara mereka sedikit mencair.
            “Ne?” tanya Jihyeon.
            “Hmm… Karena ini masih tahap perkenalan dan ini pertama kalinya kita bertemu, bagaimana pendapatmu tentangku?” tanya Leeteuk yang sukses membuat Jihyeon harus berpikir lebih keras untuk menjawab pertanyaan Leeteuk itu.
            Andai saja yang menanyakan hal itu adalah Sungmin, sudah tentu pasti tanpa berpikir pun Jihyeon bisa memberikan berjuta pendapatnya. Tapi tidak dengan Leeteuk. Jihyeon benar-benar bingung harus bagaimana menjawabnya.
            “Menurutku…” Jihyeon sengaja menggantung kalimatnya karena dia masih memikirkan apa yang harus ia katakan.
            “Ne?” tanya Leeteuk harap-harap cemas.
            Jihyeon menatap Leeteuk yang masih terus menatapnya itu sementara senyuman juga tetap terkembang dengan manis di bibir Leeteuk.
            ‘Hash! Kenapa pria tua ini harus menanyakan hal itu?’ gumam batin Jihyeon.
            “Jihyeon-sshi…” ucapan Leeteuk tertahan.
           “Kita baru saja bertemu. Selama ini aku hanya melihatmu dari jarak jauh dan baru kali ini kita berinteraksi seperti ini. Geurigo, aku belum bisa mengatakan pendapatku sekarang,” jelas Jihyeon.
            “Ah, ne… Arasseo…” ucap Leeteuk.
            “Mianhae…” ucap Jihyeon.
            “Gwaenchana…” ujar Leeteuk sambil tersenyum manis.
            Jihyeon merasa sedikit lega karena Leeteuk tidak memaksanya untuk menyatakan pendapatnya di kali pertama mereka bertemu ini.
            “Jihyeon-sshi, boleh aku tahu siapa member Super Junior yang paling kau sukai?” tanya Leeteuk.


Leeteuk’s POV
            “Sungmin Oppa,” jawab Jihyeon mantap.
            Jujur aku terkejut mendengar jawabannya. Terlebih lagi Jihyeon menyebut nama Sungmin dengan begitu mantap. Sepertinya Jihyeon benar-benar menyukai Sungmin dan jujur aku merasa sedikit kecewa.
            “Sungmin?” tanyaku meyakinkan berharap dia akan mengganti pilihan member kesukaannya.
            “Ne, aku sangat menyukainya,” jawab Jihyeon lebih mantap lagi dengan mata yang berbinar.
            Gadis ini benar-benar sangat polos dan jujur. Mungkin kalau gadis lain, mereka akan menjawab aku sebagai member favorite karena akulah yang menjadi pasangan mereka saat ini. Tapi tidak dengan Jihyeon. Gadis ini benar-benar jujur dengan apa yang dia katakan.
            “Ah, arasseo…” sahutku dengan senyuman yang sebenarnya sedikit dipaksakan. “Apa yang membuatmu menyukainya?” tanyaku lagi.
            Jihyeon terdiam senejak, tapi masih dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.
            “Dia sangat manis, tampan dan menggemaskan. Lalu… Eung… Aku rasa kalau aku sebutkan semua alasan kenapa aku menyukai Sungmin Oppa, itu akan memakan banyak waktu,” jawab Jihyeon dengan jujur dan membuatku benar-benar kecewa.
            “Ah… begitu rupanya,” gumamku dengan ekspressi kecewa yang tidak bisa aku sembunyikan lagi.
            “Eung… Kenapa ekspressimu seperti itu? Apa aku salah bicara?” tanya Jihyeon yang benar-benar membuatku merasa di lempar dengan batu besar. bagaimana bisa dia bertanya seperti itu padaku? Apa dia tidak bisa mengerti? Aigoo~ gadis ini sangat-sangat polos dan… ya, sangat menarik. Baru kali ini aku bertemu dengan gadis yang tidak berpura-pura sepertinaya.
            “Ah, ani, gwaenchana…” jawabku dengan wajah yang kembali menampilkan senyuman karena gadis dihadapanku ini.


Author’s POV
            Hari ini telah memasuki hari tujuh kencan Leeteuk dengan Jihyeon.       Hari ini Jihyeon sedang berjalan-jalan di toko buku. Tapi tiba-tiba Jihyeon mendapat telepon dari Leeteuk yang memintanya untuk datang ke dorm. Tanpa alasan. Merasa karena Leeteuk ckup banyak menolongnya bahkan menjaganya dengan baik, Jihyeon pun segera menuju ke dorm Super Junior.
            TING TOONG…
            Jihyeon menekan bel dorm beberapa kali sebelum akhirnya seseorang membukakan pintu untuknya.
            “Annyeong haseyo…” sapa Jihyeon seraya membungkukkan badannya tanpa melihat siapa yang membukakan pintu untuknya.
            “Ne… Annyeong… Silakan masuk,” ujar orang tersebut.
            Dengan cepat Jihyeon melihat sosok dihadapannya yang suaranya terasa sangat akrab ditelinganya itu.
            “Sungmin Oppa…” ujar Jihyeon gugup. Ia tidak menyangka akan bertemu Sungmin. Lidah Jihyeon mendadak terasa kaku.
            “Apa kau yang bernama Jihyeon?” tanya Sungmin ramah. Jihyeon hanya mampu mengangguk karena perasaannya yang masih gugup.
            “Kaja, masuklah… Leeteuk Hyung sedang keluar. Sebentar lagi dia pasti kembali. Sebelunya dia sudah memberitahu kalau kau akan datang kemari,” ujar Sungmin.
            Jihyeon tak hentinya menatap Sungmin yang begitu indah dimatanya itu. Sungmin heran dengan sikap Jihyeon.
            “Kenapa kau terus menatapku seperti itu?” tanya Sungmin tersipu.
            “Aku adalah fansmu, Oppa…” ucap Jihyeon.
            “Ah, jinjjayo?” tanya Sungmin.
            “Ne, Oppa… Aku sangat menyukaimu,” ucap Jihyeon mantap.
            “Gamsahamnida…” sejujrunya Sungmin tersipu saat Jihyeon mengaku kalau ia adalah fansnya.
            “Tunggu sebentar, aku akan membuatkanmu minuman,” ucap Sungmin sambil berlalu menuju dapur.
            Jihyeon hanya mengangguk. Jihyeon lupa akan tujuan awalnya untuk menemui Leeteuk karena Sungmin sukses mengalihkan pikiran dan perhatiannya.
            “Sungmin Oppa benar-benar ramah…” gumam Jihyeon sendiri sambil terus tersenyum.
            Tak jauh dari tempat Jihyeon duduk, ada Leeteuk yang sedang memperhatikannya. Ia heran, kenapa Jihyeon tampak tersenyum-senyum sendiri. Ia pun memutuskan untuk menghampiri gadis itu.
            “Nampaknya ada yang tengah bahagia,” ucap Leeteuk pada Jihyeon.
            “Ne? Sejak kapan kau ada di sini?” tanya Jihyeon terkejut.
            “Hash! Saat kau datang, aku sudah ada dibelakangmu,” jawab Leeteuk.
            ‘Geez… Kenapa bisa-bisanya aku tidak menyadarinya?’ gumam batin Jihyeon.
            “Kenapa kau terlihat begitu senang?” tanya Leeteuk.
            “Hyung, ternyata kau sudah datang,” ucap Sungmin yang datang dengan 2 gelas beisi orange juice di tangannya.
            Leeteuk baru menyadari kalau ternyata ada Sungmin dan karena Sungmin lah Jihyeon terlihat begitu senang. Tapi Leeteuk tidak mau kalah.
            “Baru saja,” jawab Leeteuk sambil menyambar 2 gelas orange juice dari tangan Sungmin dan memberikannya satu pada Jihyeon.
"Ya! Kenapa kau mengambilnya tanpa izin. Itu milik Sungmin Oppa," ucap Jihyeon sambil mengambil orange juice itu lagi yang membuat Leeteuk merasa tertimpa batu besar yang benar-benar membuatnya malu dihadapan Sungmin. Sedangkan Sungmin berusaha menahan tawa saat melihat ekspresi Leeteuk yang terlihat sangat menyedihkan.
"Ini milikmu, Oppa," ucap Jihyeon lagi sambil memberikan segelas orange juice tadi pada Sungmin.
"Aniya. Tidak usah. Sepertinya Leeteuk Hyung lebih menginginkannya," ujar Sungmin menolak gelas yang diberikan Jihyeon dengan sopan.
"Aniya. Dia tidak suka orange juice. Ini untukmu saja, Oppa," balas Jihyeon.
"Ne? Siapa bilang aku tidak menyukainya. Sini, berikan padaku," sela Leeteuk seraya menyambar gelas ditangan Sungmin dan meminumnya sampai habis. Sungmin yang melihat tingkah hyung nya hanya bisa terdiam heran. Sedangkan Jihyeon menatap kesal pada Leeteuk.
"YA!" sergah Jihyeon seraya memukul lengan Leeteuk cukup kuat.
"Mwoya?" tanya Leeteuk.
Jihyeon hanya menatap Leeteuk dgn kesal.
"Ah ya, Sungmin-a, hari ini kau tidak pergi kencan?" tanya Leeteuk dgn sengaja.
"Ah? Sebentar lg aku akan pergi" ucap Sungmin yang seolah mengerti maksud Leeteuk.
"Sungmin Oppa, kajima.." ucap Jihyeon dengan wajah memelas.
"Mianhae, Jihyeon-a… Tapi lain kali kita bisa bertemu lagi" ucap Sungmin sambil membelai rambut Jihyeon.
'Hash! Kau berlebihan, Sungmin-a,' batin Leeteuk kesal.
"Arasseo…" ucap Jihyeon kecewa.
Sungminpun keluar dari dorm meninggalkan Jihyeon bersama Leeteuk.
"Semuanya gara-gara kau, Ajusshi genit," ucap Jihyeon kesal.
Leeteuk hanya menanggapi Jihyeon dgn senyuman kemenangan.
"Jangan tertawa!" bentak Jihyeon.
Leeteuk terlihat semakin menahan tawanya. Sedangkan Jihyeon semakin kesal.
"Jadi kau menyuruhku datang ke dorm hanya untuk ini? Baiklah, aku pulang," ucap Jihyeon kesal.
“Ani…" ucap Leeteuk.
Leeteukpun duduk di samping Jihyeon yg masih kesal atas sikapnya itu.
"Geurigo, mwoya?" tanya Jihyeon.
"Hmm.. Kita hanya berdua di sini, kau pikir apa yg akan terjadi?" tanya Leeteuk menggoda, padahal sama sekali tidak ada pikiran jahat itu dalam otaknya.
"YA! Kalau kau berani macam2, aku akan membunuhmu!" bentak Jihyeon.
Leeteuk hanya tertawa kecil.
“Kau ini, bisakah kau tidak berpikirab buruk terhadapku?” tanya Leeteuk.
“Kau…” ucap Jihyeon semakin kesal.
“Sudahlah, kaja…” ucap Leeteuk seraya menarik tangan Jihyeon dan membawa Jihyeon ke dapur.
            Ternyata Leeteuk meminta Jihyeon datang adalah hanya untuk mencicipi spaghetti buatannya.
            “Cicipilah,” ujar Leeteuk.
            Jihyeon hanya menatap Leeteuk dengan kesal.
            "Kau ingin aku menyuapimu?" tanya Leeteuk.
"Ani… Ani," ucap Jihyeon.
"Geurigo, waeyo?" tanya Leeteuk.
Jihyeon menatap Leeteuk dengan curiga. Muncul berbagai pemikiran aneh dalam otaknya.
"Kau tidak meracuninya, kan?" tanya Jihyeon.
"Ne? HAHAHAHA," Leeteuk tertawa puas mendengar pertanyaan Jihyeon.
"YA!" bentak Jihyeon.
"Untuk apa aku meracunimu?" tanya Leeteuk.
"Mungkin saja," ucap Jihyeon asal.
"Sebelum kau jadi istriku, kau tidak boleh mati," ucap Leeteuk.
‘MWO? ISTRI? hash! Siapa juga yg mau menjadi istrimu?,’ gumam batin Jihyeon.
Leeteuk masih terlihat menatahan tawanya.
"Kau tidak menambahkan obat tidur juga di dalamnya, kan?" tanya Jihyeon.
"Hash! Kau pikir aku ini pria macam apa?" tanya Leeteuk.
Who knows…” jawab Jihyeon datar.
"Baiklah. Sebagai buktinya, aku akan makan ini lebih dulu supaya kau percaya kalau aku bukan pria seperti yang ada dipikiranmu," ucapnya pada akhirnya setelah puas tersenyum aneh kearah Jihyeon sambil memakan sesumpit spaghetti buatannya.
"Lihat, bukan? Aku tidak apa-apa. Dan rasanya tidak buruk menurutku. Cicipilah," ucap Leeteuk sambil menyodorkan sesumpit spaghetti ke mulut Jihyeon.
"Andwae, andwae…." Ucap Jihyeon yang menolak untuk di suapi. Tapi Leeteuk sangat keras kepala sampai akhirnya Jihyeon terpaksa membuka mulutnya karena Leeteuk yang terus menyodorkan spaghetti-nya tepat didepan mulut Jihyeon.
"Bagaimana?" tanya Leeteuk dengan ekspresi berharap.
“Lumayan,” jawab Jihyeon datar.
---

            Setelah menikmati spaghetti buatan Leeteuk, Jihyeon pun berniat untuk pulang. Tapi ternyata Leeteuk malah mengajaknya untuk ke suatu tempat.

"Kita ke suatu tempat dulu, ne?" tanya Leeteuk.
"Kemana?" tanya Jihyeon dingin.
"Kau ikut saja," jawab Leeteuk yang membuat Jihyeon jadi penasaran.
Leeteuk dan Jihyeonpun pergi ke suatu tempat yang sudah dipersiapkan oleh Leeteuk.

"Kau akan membawaku kemana?" tanya Jihyeon menyadari Leeteuk membawanya ke jalan yg tidak ia kenali.
"Diamlah. Nanti sesampainya di sana, kau pasti akan menyukainya" ucap Leeteuk.
Leeteuk menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah besar. Lalu Leeteuk membawa Jihyeon menelusuri jalanan setapak.
"Kau akan membawaku kemana?" tanya Jihyeon sedikit takut.
"Jangan banyak tanya, aku yakin kau akan menyukainya," ucap Leeteuk.
Terdengar suara air terjun. Ternyata Leeteuk membawa Jihyeon untuk melihat air terjun. Tempat yang Leeteuk sukai.
"Kita sudah sampai," ucap Leeteuk.
"Untuk apa kau membawaku kemari?" tanya Jihyeon dingin.
"Ini tempat kesukaanku. Aku sering kemari untuk melepas lelah dan ketika aku merasa sedih," jelas Leeteuk.
Jihyeon hanya terdiam dan menatap Leeteuk dengan kesal.

"Apa kau menyukainya?" tanya Leeteuk.
"Iya aku akui tempat ini indah dan segar," ucap Jihyeon.
Leeteuk melepas sepatunya dan masuk ke sungai yang airnya sangat jernih itu. Sementara Jihyeon hanya duduk di batu dan merendam kakinya.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Leeteuk sambil duduk di samping Jihyeon.

"Sedikit membaik" ucap Jihyeon dingin.
"Jihyeon-a, ada yang ingin aku tanyakan," ucap Leeteuk sambil menatap Jihyeon.
"Mwoya?" tanya Jihyeon.
"Kenapa kau selalu bersikap dingin padaku? Apa karena aku bukan Sungmin?" tanya Leeteuk.
"Kenapa kau menanyakan hal itu?" tanya Jihyeon balik.
"Aku hanya ingin tahu perasaanmu. Jika memang kau tidak mau, mungkin kita bisa mengakhiri kencan ini," ucap Leeteuk.
“Masih ada 8 hari lagi, aku akan menjawabnya nanti," ucap Jihyeon.
"Bagaimana jika aku benar2 menyukaimu?" tanya Leeteuk yg sontak membuat Jihyeon menatapnya.
'Haish! Kenapa jantungku berdebar seperti ini mendengar kata2nya?' batin Jihyeon.
"Jihyeon-a…" ucap Leeteuk sambil menatap Jihyeon tepat ke mata Jihyeon.
Bagai terkena hipnotis seorang Leeteuk, Jihyeon hanya bisa menatap Leeteuk dan tidak berkata apapun. Perlahan wajah Leeteuk semakin dekat dan benar2 dekat dengan wajah Jihyeon. Hingga akhirnya bibir Leeteuk mendarat dengan sempurna di bibir mungil Jihyeon. Sadar dengan perlakuan Leeteuk, Jihyeon hendak mendorong Leeteuk. Tapi tangan Leeteuk sempurna memeluk tubuh mungilnya.
***

Jihyeon's  POV
"Aigoo~ bagaimana ini? Andwae. Kenapa aku membiarkannya melakukan itu padaku?" ucapku yang berbicara sendiri di dalam kamarku.
"Eonnie-ya, ada apa? Kenapa teriak-teriak?" tanya Yoora dari depan pintu kamar yang membuatku terpaksa menghentikan aktifitas mengamuk akan kebodohan yang kuperbuat. Ah, ani. Ini bukan salahku. Tapi ajusshi genit itu saja yang tidak sopan.
"Aniya. Jangan pedulikan aku," balasku sebiasa mungkin. Aku yakin sekarang Yoora pasti mengataiku aneh.
drrrrrttt....drrrrttt....
Lagi lagi acara merutukinya terpaksa kuhentikan karena handphoneku bergetar. Hash! menganggu saja.
"Yeoboseyo," sapaku.
"Jihyeon-a…" ucap orang diseberang saja yang sudah tidak asing lagi untukku. Pria tua ini selalu saja menganggu ketenanganku. Ya, siapa lagi kalau bukan Leeteuk ajjushi.
"Mwoya?" tanyaku dingin.
"Aniya. Hanya ingin mendengar suaramu saja," jawabnya yang benar-benar membuatku mual, tapi ntah kenapa jantungku malah berdetak kencang. Aku benci jika ini terjadi lagi padaku.
"Jika tidak ada yg penting, aku tutup teleponnya," ucapku.
"Andwae, andwae, ada yg ingin aku katakan," ucapnya.
"Mwoya?" tanyaku.
"Kita bertemu ya?" tanyanya.

Apa? Bertemu? Ya Tuhan, sejak kejadian itu aku malas bertemu dengannya.
"Jihyeon-a…" ucapnya.
"Shirheo!" ucapku.
"Kau tidak bisa menolak, sekarang aku sudah berada di depan pintu kamarmu," ucapnya.
MWO? Apa sebenarnya yang dia inginkan? Hash!

"Kekeke~" aku mendengar suara tawa.
YA! Yoora, awas kau.
"Cepat buka," ucap ajusshi menyebalkan itu lagi.
Akupun menutup teleponnya. Dgn malas, aku melangkahkan kakiku menuju pintu kamarku. Benar saja, saat aku membuka pintu kamarku, aku mendapatinya tengah duduk manis di sofa di depan kamarku.
"Jika aku disini, tampaknya akan mengganggu," ucap Yoora sambil melarikan diri.
Akupun keluar dari kamarku. Ajusshi itu segera menghampiriku dan terus mendekat. Apa yang akan dia lakukan.
"Jangan mendekat," ucapku.
Tapi ajusshi genit itu tak menghiraukan kata-kataku dan terus mendekat. Tangannya seperti merogoh sesuatu dalam blezzer-nya.
"Apa yang kau lakukan?" tanyaku ketika tangannya melingkar di leherku.
"Hadiah untukmu" ucapnya.
Ku lihat sebuah kalung bertuliskan J&J melingkar sempurna di leherku. Rupanya dia memasangkan kalung ini.
"Apa kau menyukainya?" tanyanya sambil tersenyum.
"Kenapa harus bertuliskan J&J?" tanyaku.
"Itu inisial nama kita. Jihyeon dan Jungsu," ucapnya.
Apa maksudnya ini?
"Aku menyukaimu," ucapnya lagi dengan nada tegas. Jantungku lagi-lagi berpacu tak beraturan saat melihat matanya yang juga sedang menatapku lekat-lekat.
Aigoo~ Ajusshi ini benar-benar gila. Dia baru mengenalku sejak aku terperangkap ikut acara bodoh itu. Kenapa dia dengan mudah mengatakan kalau dia menyukaiku? Ah, jamkkanman. Jangan-jangan dia hanya ingin mempermainkanku. Lagi pula, mana mungkin seorang idola besar sepertinya bisa menyukaiku semudah itu.
"Berhenti main-main dengan ucapanmu," ujarku dingin sambil berusaha melepas kalung yang sudah menggantung dileherku. Tapi dia menahan tanganku agar tidak melepaskan kalung pemberiannya itu.
"Aku serius. Aku benar-benar menyukaimu sejak awal," jawabnya dengan tatapan seolah mencoba meyakinkanku.
Cih… Ada apa dengannya? Apa dia sudah gila? Aku masih belum bisa percaya dengan ucapannya. Ya, pasti dia hanya main-main. Aku yakin pria tua ini juga mengatakan hal yang sama pada Sora di acara WGM.


Leeteuk's POV 
Aku tahu dengan benar bahwa dia tidak mungkin percaya dengan apa yang aku katakan. Tapi salahkah bila aku benar-benar menyukainya?
"Jihyeon-a, lihat aku..." ucapku.
Jihyeon hanya memalingkan wajahnya seolah tak ingin melihatku. Aku yakin dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang aku katakan, tapi apa dia tidak bisa merasakannya?
"Lihat aku..." ucapku.
"Shirheo…" ucapnya sambil tetap memalingkan wajahnya.
"Baiklah, apa yang harus aku lakukan agar kau percaya bahwa aku benar-benar menyukaimu?" tanyaku.
"Sudahlah, jangan mempermainkanku," ucapnya.
Kali ini Jihyeon menatapku sejenak, tapi kemudiann menundukkan kepalanya.
"Aku tidak mempermainkanmu," ucapku.
"Jangan berakting seolah kau benar-benar menyukaiku hanya karena kita sedang dalam sebuah acara kencan," ucap Jihyeon.
"Apa kau merasa ada kebohongan dariku? Tidak bisakah kau merasakan bahwa aku benar-benar menyukaimu?" tanyaku.
"Sudahlah..." ucapnya sambil hendak berlalu.
Tapi aku menahan tangannya.
"Lepaskan!" ucapnya.
"Jawab aku dulu," ujarku pelan tapi tegas.
"Mwoya?" tanyanya dingin. Hash, bagaimana caranya meruntuhkan sikap dinginnya yang menyebalkan ini.
"Apa yang harus aku lakukan supaya kau percaya dengan ucapanku?" tanyaku lagi. Tapi dia malah kembali diam dan memalingkan wajahnya dariku.
Geez. Lee Jihyeon, harus bagaimana lagi supaya kau berhenti bersikap seperti ini padaku?
“Kau tidak perlu melakukan apapun" jawabnya dengan suara yang masih terdengar datar dan dingin.
"Apa aku harus mengoperasi plastik wajahku agar seperti Sungmin dulu baru kau percaya? Baiklah. Aku akan lakukan apapun yang kau minta," ujarku yang berhasil membuatnya menatapku tajam.
"MWO? Apa kau gila? Cih…" ucapnya dengan senyum bercampur tawa sinis.

Jihyeon's POV
Mana mungkin dia akan melakukan itu hanya demi aku. Haha. Ucapannya benar-benar bualan semata.
"Sudahlah, jangan berbicara yang tidak-tidak," ucapku.
"Aku serius, LEE JIHYEON," ucapnya dan terdengar tegas ditelingaku.
"Apa kau pikir dengan mengatakan hal bodoh seperti itu aku akan percaya? Bahkan itu terdengar tak lebih dari sebuah anekdot," ucapku.
"Anekdot katamu?" tanyanya.
Ku lihat sorot amarah dari matanya. Aku sadar, mungkin ucapanku keterlaluan. Tapi lebih baik begini. Karena jika aku percaya padanya, lalu aku menerimanya, setelah itu dia mempermainkanku, itu akan lebih sakit dari ini.
"Tidak bisakah kau merasakan keseriusanku? Atau bahkan tidakkah kau bisa merasakan perasaanku?" tanyanya.
"Cukup, aku tidak mau mendengar apapun lagi darimu," ucapku.
"Ani, sebelum kau menjawab perasaanku, aku tidak akan pernah berhenti mengutarakannya padamu," ucapnya.
"Aku tidak akan pernah mendengarkannya," ucapku dingin namun tegas.
Tapi dia malah meraih tanganku dan menggenggam kuat sambil menatapku seolah dia benar-benar menyukaiku. Hash! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa aku harus terjebak disituasi seperti ini? Geez… Eomma~ tolong aku…
"Lepaskan!" ucapku dingin sambil melerai tangannya, tapi dia tetap memegang kuat tanganku.
"Aku bilang lepaskan" ucapku lagi dengan nada sedikit kuat.
Tapi lagi lagi dia bersikeras menggenggam tanganku dan dengan mata yang masih menatapku. Dan jujur, tatapannya benar-benar membuatku gugup.
"Harus berapa kali aku bilang? Lepaskan!" ucapku sedikit berteriak.
"Harus berapa kali juga aku bilang aku menyukaimu," balasnya dengan nada yang kali ini benar-benar membuat jantungku berdegup kencang.
Baiklah, Park Jungsu. Ini maumu. Aku benar-benar tidak tahan dengan ucapannya. Aku tidak peduli lagi dengan semua ucapannya. Yang kuinginkan saat ini adalah menjauh darinya dan hidup normal seperti dulu. Hidup sebagai Lee Jihyeon yang hanya seorang fans dari salah satu boyband terbesar bernama Super Junior. Bukan Lee Jihyeon yang terperangkap disituasi seperti ini.
"Aku menyukai Sungmin Oppa," ujarku pada akhirnya. Dan seketika aku merasa genggamannya mengendur dan akhirnya dia melepaskan tanganku.
Dia menunduk sesaat, kemudian menatapku sambil tersenyum. Hmm, lebih tepatnya senyuman pilu. Dan entah apa pula yang terjadi padaku, saat melihat ekspresinya yang seperti itu, aku malah jadi merasa bersalah dan sedikit menyesal. OH my God. Apa yang terjadi padaku?
"Sungmin..." ucapnya pelan.
"Iya, aku menyukai Sungmin Oppa," ucapku.
"Sehebat apakah seorang Lee Sungmin? Begitu istimewakah dia di matamu hingga kau menolakku seperti ini?" tanyanya.
Pertanyaannya hanya membuatku ada dalam posisi sulit. Aku menyukai Sungmin Oppa tapi aku juga tidak bisa menjelaskan kenapa aku menolak Leeteuk Oppa. Karena sebisa apapun aku mengatakan bahwa aku menyukai Sungmin Oppa, tapi aku juga merasa tidak ingin menyakiti Leeteuk Oppa lebih dalam. Jamkkanman, apa yang terjadi padaku? Mengapa aku masih bisa berpikiran seperti ini?
"Kenapa harus Sungmin? Kenapa bukan aku yang kau sukai?" tanyanya lagi.
"Itu karena aku...." jujur aku sangat kesulitan mengapa aku tidak menyukai, tapi ini juga tidak berarti bahwa aku membencinya.
"Katakan kenapa?" tanyanya lagi.
***


~ Day 14 ~
Hari ini Leeteuk hanya diam, bahkan menjadi sangat pendiam dari biasanya. Hampir tidak ada sepatah katapun yg Leeteuk ucapkan hari ini. Hanya melamun dan tiduran di kamarnya. Melihat kondisi Leeteuk, Eunhyukpun menghampirinya dan mencoba mengajak Leeteuk bicara.
"Waeyo, Hyung?" tanya Eunhyuk sambil duduk di tempat tidur Leeteuk.
Leeteuk yang tengah berbaringpun, bangun dan duduk.
"Nan gwaenchana," ucap Leeteuk.
"Geojitmal," ucap Eunhyuk.
"Gwaenchana…" ucap Leeteuk
"Tapi tidak biasanya kau seperti ini, Hyung," ucap Eunhyuk.
"Aniya. Aku hanya sedang bosan saja," jawab Leeteuk yang masih berusaha berakting seolah ia tidak apa-apa.
"Arraseo. Hmm... Oya, apa hari ini kau tidak pergi dengan Jihyeon?" tanya Eunhyuk yang membuat perasaan Leeteuk kembali terasa sesak.
"aammm… Aku tidak tau lagi mau mengajaknya kemana," jawab Leeteuk sedikit terbata-bata karena terus berusaha menutupi perasaannya.
"hHash! Alasanmu buruk sekali hyung. Bagaimana bisa kau melewatkan hari kencan yang tinggal hari ini dan besok?" ujar Eunhyuk yang membuat Leeteuk jadi sedikit terpikir juga tentang Jihyeon, tapi ia tetap diam tak bergeming.
"Ah. Aku ada ide hyung. Sini aku bisikan sesuatu padamu," ucap Eunhyuk lagi dengan ekspresi penuh ide sambil membisikan sesuatu pada Leeteuk.
"MWO?" ucap Leeteuk setelah mendengar bisikan Eunhyuk.
"Bagaimana?" tanya Eunhyuk.
"Ani, shirheo..." ucap Leeteuk.
"Waeyo?" tanya Eunhyuk.
"Jihyeon pasti tidak akan mempedulikanku," jawab Leeteuk.
"Hash! kau pesimis, Hyung!" bentak Eunhyuk.
"Tapi itu..." ucapan Leeteuk terpotong saat Eunhyuk menarik tangannya.

"Kaja..." ucap Eunhyuk.
*** 



"Eunhyuk Oppa..." ucap Yoora terkejut mendapati seseorang yang tengah berdiri di depan pinturumahnya.
"Ne, annyeong..." sapa Eunhyuk ramah.
"Ada angin apa seorang Eunhyuk datang ke rumahku?" tanya Yoora polos.
"Aku mencari Jihyeon," jawab Eunhyuk.
"Ne?" Yoora terkejut bukan main saat Eunhyuk mengatakan mencari Jihyeon.
"Leeteuk hyung sedang menunggu Jihyeon di taman terdekat, bisakah kau mengatakannya pada Jihyeon?" tanya eunhyuk.
"Ne, oppa..." jawab Yoora.
Yoorapun pergi menemui Jihyeon yang sejak semalam masih berkutat di dalam kamarnya.
TOK TOK TOK…
"Eonni, boleh aku masuk?" tanya Yoora, tapi Jihyeon tidak menyauti pertanyaan adiknya itu. Pikirannya masih melayang entah kemana yang membuatnya seolah tak mendengar suara lain selain suara hatinya yang terus merutuki tentang perasaannya.

"Eonni, apa kau didalam?" tanya Yoora lagi, namun masih tidak ada jawaban dari Jihyeon.
Karena tidak ada juga jawaban, Akhirnya yoora memutuskan untuk langsung masuk yang ternyata pintunya tidak terkunci.
"Eonni…” panggil Yoora sambil berjalan kearah Jihyeon yang sedang terlarut dalam lamunannya.
"Ne?" tanya Jihyeon setengah terkejut mendapati Yoora sudah berada dalam kamarnya.
"Kau sedang melamun?” tanya Yoora seraya duduk disamping Jihyeon.
Jihyeon hanya membalas pertanyaan Yoora dengan gelengan pelan sambil tersenyum.
"Leeteuk oppa sedang menunggumu di taman," ujar Yoora.
"Ne? Untuk apa?" tanya Jihyeon bingung, kenapa Leeteuk tidak menghubunginya saja. Kalau Leeteuk sudah menunggu, mana mungkin Jihyeon tega membiarkannya.
"Molla. Mungkin ada yang penting. Kau temui saja biar jelas," jawab Yoora seadanya.
"Siapa yang mengatakannya padamu?" tanya Jihyeon yang seketika membuat ekspresi di wajah Yoora menjadi lebih semangat.
"Eunhyuk Oppa," jawab Yoora.
"Ne? Haha. Jadi kau sudah bertemu dengan oppa mu itu? Chukhaeyo…" ujar Jihyeon yang sebenarnya sedang berusaha mengalihkan pembicaraan tentang Leeteuk.
"Geurae. Ah, sudahlah. Sebaiknya kau temui Leeteuk oppa sekarang. Dia pasti sudah menunggumu lama," ucap Yoora yang kembali membahas Leeteuk.
"Hmm," jawab Jihyeon pelan.
Jihyeon pun melangkahkan kakinya menelusuri jalanan yang membawanya ke tempat Leeteuk menunggunya. Dari kejauhan, Jihyeon melihat sesosok pria yang akhir-akhir ini masuk dalam hidupnya dan senantiasa mengganggung pikirannya itu.
"Kau sudah datang?" tanya Leeteuk.
"Ne," jawab Jihyeon.
Leeteuk tidak sanggup menatap Jihyeon. Begitu juga Jihyeon, dia tak sanggup untuk menatap Leeteuk.
"Eung... Waeyo? Kenapa meminta bertemu disini?" tanya Jihyeon.
Leeteuk pun memberanikan diri untuk menatap Jihyeon.
"Besok adalah hari terakhir kita bersama-sama, karena kencan kita akan segera berakhir. Geurigo, aku ingin mengajakmu berjalan-jalan. Eum, maksudku, biarkan aku menghabiskan hari ini bersamamu," ucap Leeteuk.
Ada rasa sakit ketika Jihyeon mendengarnya. Terlebih lagi suara Leeteuk terdengar bergetar seolah menahan perasaannya.
"Aku ingin menghabiskan hari ini bersamamu, mengukir kenangan bersamamu. Karena setelah acara ini berakhir, mungkin saja kita tidak bisa bertemu lagi," ucap Leeteuk.
'Tidak bisa bertemu lagi? Andwaeyo,' gumam batin Jihyeon.
"Apa kau tidak keberatan?" tanya Leeteuk.
"Ne..." ucap Jihyeon pelan.
Leeteuk dan Jihyeon pun menuju ke mobil Leeteuk dan segera tancap gas ke tempat2 yang sekiranya bisa mereka kunjungi. dari kejauhan, dari tempat yang cukup tersembunyi, tampak eunhyuk tengah tersenyum melihat Jihyeon pergi bersama Leeteuk.
'Semoga saja akhir cerita mereka akan bahagia,’ gumam batin Eunhyuk.
*** 


Jihyeon dan Leeteuk pun sampai di sebuah tempat. Mereka mendatangi Namsan Tower sebagai tempat yang pertama mereka kunjungi. tanpa Leeteuk dan Jihyeon sadari, crew MBC 15 Days with Idol: Super Junior meliput kebersamaan mereka ini.
"Kau menyukainya?" tanya Leeteuk.
"Ne..." jawab Jihyeon.
"Bagaimana jika kita mengambil gambar?" tanya Leeteuk.
Leeteukpun mengeluarkan ponselnya dari saku blezzer-nya.
KLIK!
Sebuah foto sudah ter-save di ponsel Leeteuk dengan pose yang masih terlihat canggung.
"Kenapa hasilnya terlihat aneh ya?" tanya Leeteuk sambil memperlihatkan hasil foto tadi pada Jihyeon.
Jihyeon hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan Leeteuk yang terdengar menyindir ekspresi gadis disampingnya yang tampak tidak ikhlas.
"Kita foto lagi" ajak Leeteuk lagi.
Kali ini Jihyeon berusaha untuk tersenyum lepas supaya hasilnya tidak seperti tadi. Tapi tiba-tiba saja sebelum Leeteuk menekan tombol capture nya, Leeteuk menempelkan bibirnya di pipi kiri Jihyeon yang sukses membuat mata Jihyeon membulat karena kaget akan perlakuan Leeteuk.
"Seperti ini lebih baik. Kau tampak lucu," ujar Leeteuk seolah tak merasakan bagaimana terkejutnya Jihyeon. Ia malah dengan entengnya memperlihatkan hasil foto tadi pada Jihyeon yang tampak sedang berusaha menetralkan getaran jantungnya.
"Waeyo?" tanya Leeteuk.
"Ani..." jawab Jihyeon.
"Eung... Kalau begitu sekarang sebaiknya kita ke tempat-tempat lain, bagaimana?" tanya Leeteuk semangat sementara dalam hatinya berkecamuk rasa kalut dan sedih karena ini hari terakhir sebelum besok kencan mereka benar-benar berakhir.
*** 


Seharian ini Leeteuk dan Jihyeon telah berkeliling Seoul. Hingga akhirnya mereka tiba di rumah Jihyeon saat hari sudah malam. Leeteuk sengaja mampir ke rumah Jihyeon. Mereka menghabiskan 2 jam menuju jam 12 malam di taman belakang rumah Jihyeon. Bukan pesta, bukan juga perayaan apapun, tapi mereka hanya ingin benar-benar menghabiskan hari ini bersama2.
"2 jam lagi..." ucap Leeteuk. "Apa yang akan kita lakukan?" tanya Leeteuk.
"Molla..." jawab Jihyeon.
"Eung... kau lelah? Seharian ini kita berkeliling Seoul," ucap Leeteuk.
"Aniya," jawab Jihyeon. "Lalu bagaimana denganmu?" tanya Jihyeon.
"Sama sekali aku tidak merasa lelah. Tapi aku merasa senang karena dapat menghabiskan hari ini bersamamu," jawab Leeteuk.
Jawaban Leeteuk menciptakan seuntai perasaan senang di hati Jihyeon. Sebuah senyuman tersungging di wajah Jihyeon yang membuat perasaan Leeteuk cukup membaik saat melihat senyuman gadis yang ia cintai itu.
"Gomawo…" ucap Leeteuk pelan seraya mengelus rambut panjang Jihyeon dengan lembut.
Beberapa saat saling diam membuat pikiran Leeteuk kembali melayang memikirkan perasaannya pada Jihyeon. Sempat terlintas untuk menyatakan kembali perasaannya pada Jihyeon, tapi disaat yang bersamaan rasa takut akan cintanya yang benar-benar akan bertepuk sebelah tangan membuatnya harus mengurungkan niat itu. Di sisi lain, ntah kenapa Jihyeon ingin Leeteuk kembali menyatakan perasaan itu dan berusaha untuk meyakinkannya agar rasa ragu dihatinya bisa hilang seutuhnya. Namun karena tidak tahan menahan perasaan ini terus menerus akhirnya Leeteuk memberanikan diri dan mengenyampingkan rasa takutnya.
"Boleh aku bicara sesuatu?" tanya Leeteuk yang berniat untuk kembali jujur tentang perasaannya pada Jihyeon sambil menatap mata gadis cantik itu.
"Ne?" jawab Jihyeon gugup.
"Mungkin ini kesempatan terakhirku..." Leeteuk menghentikan ucapannya sejenak sambil mengalihkan pandangannya lurus kedepan yang membuat jantung Jihyeon berdetak kencang.
"Aku tak memintamu untuk membalasnya. Tapi aku hanya ingin kau tau, bahwa aku tulus mencintaimu" ucap Leeteuk melanjutkan kalimatnya yang sempat terputus tadi tanpa berani menatap mata indah Jihyeon.
"Mungkin terdengar tidak masuk akal. Terlebih lagi kita tidak pernah bertemu apalagi kenal satu sama lain daan kita bertemu karena acara kencan di sebuah stasiun tv. Tapi aku merasa aku benar-benar mencintaimu dan aku merasa kau adalah takdirku,"ucap Leeteuk.
'Takdir?' tanya batin Jihyeon.
"Terdengar bodoh jika aku benar-benar menganggapmu takdirku, tapi memang beginilah kenyataannya. Meskipun kebersamaan kita bisa di hitung hari, bahkan anggap saja baru kemarin, tapi sejak awal, aku merasa kau berbeda dan akhirnya aku menyadari bahwa aku tulus mencintaimu," jelas Leeteuk.
Jihyeon hanya terdiam. ada rasa bahagia di hatinya, namun ia masih tak berani mengatakan ‘iya’ atas pernyataan cinta Leeteuk itu.
"Aku tidak memintamu membalasnya, bahkan aku juga tidak akan memaksamu. Hanya saja, bisakah setalah kencan ini berakhir kita tetap bertemu?" tanya Leeteuk yang sontak membuat Jihyeon menatapnya.
"Aku...." Jihyeon menggantung ucapannya.
"Ne?" tanya Leeteuk.
"Ini memang terdengar tidak masuk akal bagiku, Oppa," ucap Jihyeon.
Leeteuk terkejut mendengar ucapan Jihyeon.
"Sejujurnya, aku memang merasakan perasaanmu sejak awal," ucap Jihyeon.
"Jinjjayo?" tanya Leeteuk.
"Tapi aku...." Jihyeon kembali menggantung ucapannya.
Jantung Leeteuk berdegup dengan kencang. Ada harapan besar di hatinya bahwa Jihyeon akan menerimanya.
'Jika kau menerimaku, aku berjanji akan membahagiakanmu,' gumam batin Leeteuk.
"Ehmm… Aa..aku… ehmm" ujar Jihyeon terbata-bata seolah tak tau haru menjawab apa. Pikiran dan perasaannya kini sedang berkecamuk. Dia harus jawab apa? Sedangkan Leeteuk masih menatap Jihyeon dengan harap-harap cemas. Rasa gugup tampak jelas di wajah kedua insan yang sebenarnya saling mencintai.
"Mianhae..." ucapnya. Jihyeon menggantungkan kalimatnya yang sukses membuat Leeteuk seolah berhenti bernafas sesaat sebelum akhirnya gadis di hadapannya melanjutkan kalimat yang sempat terhenti tadi.
"A..aku.....aku belum bisa menjawabnya sekarang," sambung Jihyeon.
Leeteuk diam sejenak. Di satu sisi ia senang karena Jihyeon tidak menolaknya saat ini. Melainkan menundanya. Tapi tetap saja, rasa cemas masih bernaung dihati dan pikirannya.
"Ah ne, gwaenchana. Aku mengerti. Aku akan menunggu," balas Leeteuk pelan.
Jihyeon tidak berani menatap Leeteuk yang terlihat kecewa.
"Besok adalah hari terakhir..." ucap Leeteuk lagi yang langsung disela oleh Jihyeon.
"Aku akan memberikan jawabannya besok", ujar Jihyeon. "Aku tidak akan membiarkanmu menunggu, Oppa…" lanjut Jihyeon.
***

Hari ini adalah hari terakhir acara kencan Leeteuk dan Jihyeon.
"Hyung, bagaimana?" tanya Eunhyuk.
"Molla..." ucap Leeteuk.
"Kemarin?" tanya Eunhyuk.
"Aku sudah menyatakan perasaanku lagi," jawab Leeteuk.
"Apa dia menerimamu?" tanya Eunhyuk.
"Dia akan memberikan jawabannya hari ini," ucap Leeteuk.
"Ah… Semoga saja jawabannya baik," ucap Eunhyuk.
“Aku harap juga begitu," ucap Leeteuk.
Sedangkan ditempat lain, disebuah rumah yang tidak terlalu besar namun terasa sangat nyaman. Tampak seorang gadis sedang menyendiri di kamar bernuansa cerah miliknya sambil sesekali mengacak rambutnya karena pusing memikirkan suatu hal. Gadis itu tak lain dan tak bukan adalah Jihyeon yang tengah bingung memikirkan jawaban untuk Leeteuk. Kurang lebih, 1 jam lagi mereka akan kembali dipertemukan di acara puncak. Tapi Jihyeon belum melakukan persiapan apapun. Pikirannya masih belum bisa dikendalikan oleh dirinya sendiri.
"Eonni-ya, kenapa kau belum bersiap-siap sama sekali? Bukankah sebentar lagi kau harus pergi? Ini hari terakhir kencanmu dengan Leeteuk Oppa bukan?" ucap Yoora yang baru saja memasuki kamar Jihyeon seraya melontarkan beberapa pertanyaan sekaligus.
"Diamlah dulu. Aku sedang pusing," balas Jihyeon sambil memijit keningnya.
"Eoh? Waeyo? Apa ada sesuatu yang salah?" tanya Yoora lagi.
"Entahlah…" jawab Jihyeon datar.
"Sudahlah. Sebaiknya kau segera bersiap-siap eonnie. Kau tak mau kan telat datang ke acara penting itu?" ucap Yoora lagi sembari berjalan membuka lemari pakaian Jihyeon dan mengambil mini dress yang pernah ia beli khusus untuk kencannya.
"Kau pakai ini," ucap Yoora lagi yang tampak semangat sekali, tapi tidak dengan Jihyeon.
"Ne, ne… Kau keluarlah. Aku siap-siap sekarang," sahut Jihyeon datar sambil menarik Yoora keluar kamarnya.
"Ingat, Eonnni, kau harus dandan yang cantik. Ara?" balas Yoora dari depan pintu kamar Jihyeon yang sudah ditutup.
"Cerewet" gumam Jihyeon.
** 

Jihyeon berjalan memasuki ruangan yang tampak seperti aula dengan hiasan berbagai macam bunga. Menampakkan suasana romantis. Member super junior juga pasangannya kini telah hadis di sana. Tampak Leeteuk menghampiri Jihyeon yang baru saja datang.
"Annyeong..." sapa Leeteuk.
Rasa gugup menjalar di hati Leeteuk. Dadanya bergemuruh, detak jantungnya tak terkontrol. Sementara matanya tidak terlepas dari wajah Jihyeon yang nampak begitu cantik dengan balutan dress putih di matanya itu.
"Oppa..." sapa Jihyeon.
Rasa gugup di benak Jihyeon juga menjalarinya. Terlebih lagi Leeteuk tersenyum begitu manis saat Jihyeon menyapanya. Tak ayal lagi, kegugupan benar-benar menyerang kedua insan ini.
"Neomu yeppeo..." puji Leeteuk.
"Gomawo..." ucap Jihyeon.
Suasana mnjadi sangat canggung. Membuat Leeteuk dan Jihyeon tak bisa bercakap banyak. Sementara dalam hati masing-masing, terukir sebuah senyuman hangat bagai mentari yang meluapkan segenap kasih sayangnya.
"Hmm, kaja... Kita bergabung dengan yang lain," ajak Leeteuk.
Awalnya mereka berjalan sendiri-sendiri, tapi akhirnya Jihyeon memberanikan diri untuk mengaitkan tangannya ke lengan Leeteuk. Tentu saja itu membuat Leeteuk terkejut namun juga sangat senang. Ya, Jihyeon juga sudah menemukan jawaban apa yang harus ia berikan pada Leeteuk. Ia tak akan membohongi perasaannya lagi. Ia juga memiliki rasa yang sama. Acara puncak pun dimulai.
Setiap pasangan berkumpul di sebuah ruangan. Masing-masing dari mereka di berikan 2 carik kertas. Salah satu kertas itu berisi sebuah pertanyaan, yaitu “Apakah kalian akan melanjutkan hubungan ini?”. Sementara kertas lainnya kosong. Di kertas kosong itulah para peserta di haruskan menuliskan jawaban atas pertanyaan yang mereka dapatkan.
Sebelum menuliskan jawabannya, Leeteuk menatap Jihyeon yang berada dalam jarak 2 meter dihadapannya itu.
‘Semoga saja jawabanmu sama dengan jawabanku,’ gumam batin Leeteuk penuh harap.
Setelah semua member Super Junior dan pasangannya tampak selesai menuliskan jawaban mereka, crew pun meminta mereka untuk menunjukkan jawaban mereka ke kamera.
Di mulai dari Kangin, Siwon, Kibum, Hangeng, Ryeowook, Heechul, Eunhyuk, Kyuhyun, Sungmin, Zhoumi, Henry, Yesung, Donghae dan Shindong. Sedangkan Leeteuk berada di urutan terakhir. Jawaban dari ke-empat belas member Super Junior yang lainnya adalah sama. Yaitu mereka melanjutkan kencan mereka itu.
Saat tiba giliran Leeteuk, semua member Super Junior dan pasangannya menatap Jihyeon dan Leeteuk. Wajah mereka terlihat cemas. Takut-takut kalau hasilnya tidak sama dengan apa yang sudah terjawab oleh pasangan lain.
Perlahan Leeteuk menunjukkan jawabannya dan memperlihatkan jawabannya pada Jihyeon dan kamera. Senyuman tersungging di bibir tipis Leeteuk. Sementara hatinya berkecamuk. Takut bahwa ini benar-benar cinta sepihak. Sangat takut Jihyeon akan menolaknya. Dan di kertas milik Leeteuk, tertulis dengan jelas kata “Saranghae”.
Setelah melihat jawaban Leeteuk, Jihyeon menatap ke sekelilingnya dan semua mata tengah tertuju padanya. Secara perlahan, Jihyeon pun menunjukkan jawabannya. Tampak dengan jelas beberapa wajah menampakkan sebuah rasa terkejut ketika membaca jawaban Jihyeon. Sementara beberapa member Super Junior segera menghampiri Leeteuk yang masih tampak terkejut dengan jawaban di kertas milik Jihyeon yang tertulis dengan jelas sebuah kalimat, “Nado Saranghae”.

~ THE END ~

Sekiranya jeongmal mianhamnida jika masih banyak kekurangan di FF ini. Tapi inilah hasil kolaborasi kami. Ini murni berasal dari pemikiran kami. Juga jeongmal gamsahamnida untuk semuanya…

Regard,

JH_Nimm & Kim Yoora

Comments

Popular This Week

시그리스빌 (Sigriswil) (Full Ver.) - 김경희 (Kim Kyung Hee of 에이프릴세컨드/April 2nd) [Crash Landing on You OST]

Just for a while, I'm pretending like I'm still in the place we were I was there for you you were there for me we know Day will come and go again No matter where No matter how Wandering about in strange night Won't you be here by me? Now I hold your hands With you I feel alright (How does it feel?) It's been a long day or night How does it feel my friend? It's been a long day or night Just for a night I dreamed about the times we had back in the day I was there for you You were there for me We know ------- Source: genie

Popular All the Time

ONESHOOT = 아직은 안녕 우린 안돼요/ We can’t Separated Yet

아직은 안녕 우린 안돼요 We can’t Separated Yet Black Romance present special JH_Nimm’s birthday 2 A story by JH_Nimm ( http://jh-nimm.blogspot.com , http://www.twitter.com/JH_Nimm ) Title: 아직은 안녕 우린 안돼요 Also known as: We can’t Separated Yet Genre: Romance, Sad, Hurt, Family Rating : T Length : Oneshoot Disclaimer: Ini FF murni hasil dari pemikiran saya dan bukan hasil plagiat. So , jangan di Co-Pas seenak jidat, jangan di re-share tanpa seizin saya dan jangan di plagiat. Ini FF spesial ulang tahun saya. Like it, leave your comment, please… dislike it, don’t bashing, please… NO silent reader! Happy Reading… Gomawo…^^ Back sound      : Evanescence – My Immortal Main Cast: Lee Ji Hyeon EXO M’s Li Jia Heng (Kris) as Wu Yi Fan F(x)’s Victoria as Song Qian EXO M’s Luhan as Xi Lu Han Lee Jung Kwon Wu Xian Hua and other cast   = PROLOG = I want to learn all about you What do you like What do you dislike